Potret Sederhana

15.8K 1.9K 110
                                    

"Mas, gue keliatan dong ya?" Tulip berteriak dari belakang kerumunan yang jelas menutupi tubuh mungilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, gue keliatan dong ya?" Tulip berteriak dari belakang kerumunan yang jelas menutupi tubuh mungilnya.

Ezka menghembuskan nafas kasar, ia hanya diam mengamati tingkah centil si dokter hewan yang banyak tingkah itu. Sepertinya Tulip lupa bahwa Ezka pernah berbicara ketus padanya.

"Mbak Tulip di depan aja," ucap Ayesa menarik tangan Tulip dan memposisikan tubuh mungilnya di deretan depan.

"Mas, diliatin tulisan yang itu ya," lagi-lagi Tulip nyeletuk ringan sambil menunjuk banner besar bertuliskan "WELCOME TO TANJUNG PUTING NATIONAL PARK HARBOUR" di pinggir dermaga.

Sebelum klotok meninggalkan dermaga, Ayesa sengaja meminta tamunya untuk berkumpul di buritan dan mengambil foto bersama. Ezka yang bertindak sebagai fotografernya. Di dalam klotok berlabel Dolphin itu ia memang difungsikan untuk banyak hal. Fotografer, ABK dan yang paling utama adalah Ranger pemandu. Selain Ayesa dan Ezka, ada satu orang lagi yang bertindak sebagai anak buah kapal namanya Anto. Om Dani begitu ia akrab disapa, sang nahkoda klotok sudah sangat dekat dengan ketiganya.

Memutuskan untuk ikut serta dalam program konservasi orangutan bukanlah hal yang menjadi beban bagi Ezka. Oxell kecil itu mulai memahami maksud sang ayah yang meninggalkannya untuk hidup sendiri. Ezka dewasa banyak belajar dari alam yang memberinya makan, juga jaminan rasa aman.

"Bisa nggak gaya lo biasa aja?" Protes Ezka yang gerah melihat tingkah Tulip. Gadis itu mengenakan kacamata hitamnya dilengkapi dengan payung yang ia buka lebar-lebar.

"Idih, 'kan biar nggak panas," jawab Tulip.

Ezka menggelengkan kepalanya kesal, kemudian tanpa seijin Tulip diambilnya payung itu secara paksa. Tulip berusaha mempertahankannya tapi Ezka tentu lebih kuat darinya.

"Rese banget sih lo!" sungut Tulip kesal.

"Lo nggak liat temen lo yang laen? Mereka juga kepanasan tapi mereka nggak lebai kayak lo. Kalo ini payung tetep lo pake, yang keliatan di kamera cuma payung lo doang. Yang laen kena blocking!"

Menyadari kesalahannya, Tulip tidak membantah. Ia hanya tersenyum tanpa rasa bersalah. Kesal dengan sikap gadis di depannya, Ezka melempar payung itu ke sungai tanpa babibu hingga membuat Tulip membulatkan matanya lebar-lebar.

"Payung itu buat jaga-jaga kalo ujan. Dan itu belinya di Singapura! Gue nggak mau tau, ambil! Jangan sampe hanyut lebih jauh!" pekik Tulip cemas.

"Lo pasti punya duit lebih buat beli lagi. Payung blink-blink lo itu bakalan menarik perhatian orangutan nantinya, lo mau diikutin terus sama orangutan?"

"Enggak Mas." Suara Tulip melemah, bukan ia mengalah, tapi ia tahu ia tidak bisa mendebat lelaki bermata biru di depannya ini.

"Yang laen bawa payung juga?" tanya Ezka menoleh rombongan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja Di Antara Biru Dan JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang