Sahabatnya

130 16 1
                                    

Sudah tiga jam lebih ku tunggu 'dia', di perpustakaan tempat biasa dia bersama sahabat perempuannya bersama membaca tumpukkan buku-buku. 'Dimana dia?'

Tiga setengah jam sudah berlalu sejak pertama kali aku menginjakkan kakiku di perpustakaan hari ini. 'Apakah hari ini dia tidak masuk sekolah?'

Aku bangkit dan dengan putus asa aku keluar meninggalkan ruangan ini. Berjalan di tengah koridor yang ramai oleh siswa sekolah. Hingga saat aku tidak melihat kearah depan, semua berlalu.. ada seseorang menabrakku.

Brukk!

"Awhh... maaf," kata seorang perempuan yang menabrakku tadi.

Dia berusaha bangkit tapi tak kunjung berhasil, aku berupaya membantu. Ku julurkan tanganku agar dia dapat meraih dan menggunakan tanganku sebagai tumpuan supaya dapat bangun dari posisi jatuhnya.

"Tidak apa-apa, terima kasih." Dia memaksakan bangkit sendiri tapi masih belum juga bisa, kurasa kakinya terkilir. 'Huft ... Apa salahnya jika menerima bantuan orang lain.'

Tanpa persetujuan aku berjongkok, meraih tangannya dan ku topangkan tangannya ke pundakku, posisinya menjadi seperti sedang merangkulku. Perlahan-lahan aku bangun disertai sedikit suara ringisan kesakitan dari dia. Tidak ada perlawanan darinya, maka kubawa dia ke UKS sekolah, di ujung koridor ini.

Sepanjang jalan kami hanya diam dan tanpa kami sadari, sedari tadi kami sudah menarik perhatian murid-murid dikoridor ini. Canggung menyelimuti kami sepanjang perjalanan.

"Maaf, tadi aku tidak sengaja." Ucapku berusaha menetralkan suara ku agar terdengar lantang dan tidak serak ataupun gugup. Dia hanya diam dan memfokuskan diri untuk sampai di UKS secepat mungkin.

Akhirnya aku sampai di UKS sekolah dan langsung saja petugas piket untuk hari ini sudah datang menghampiri kami dengan kotak P3K mereka.

Sekilas aku mengenali wajah perempuan yang menabrakku, tapi siapa?

Para petugas membawa masuk perempuan tadi dan mengobati kakinya yang terkilir. Sedangkan aku hanya duduk diluar sembari berpikir siapa perempuan itu? Apa aku mengenalnya?

Tiba-tiba saja terlintas sosok Christina di pikiranku, perempuan yang selama ini menarik diriku untuk mengamatinya setiap hari. Di saat yang sama aku ingat perempuan yang tadi menabrakku atau aku yang menabraknya?

'Dia.. Chelsea, sahabat dari gadis yang selalu menjadi pusat inti perhatianku.' Kujentikkan jariku. Aku dapat ide, aku dapat menanyakan keberadaan Christina pada perempuan di UKS itu. Seingatku Chelsea dan Christina sekelas.

Aku buru-buru memasuki ruang UKS. Di dalam, Chelsea masih dibaluri minyak... ntahlah aku tidak tau jenis minyak apa itu. Mereka tidak menyadari kehadiranku. Jadi kutunggu saja sampai selesai, setelah selesai para petugas pergi meninggalkan Chelsea yang terbalut perban di kakinya. Aku menghampiri Chelsea, dia menengadahkan kepalanya dan terkejut melihat sosokku. Apa ada yang salah dengan wajahku?

"Bagaimana keadaanmu?" Tanyaku memulai percakapan, bodoh! sudah jelas dia tidak baik-baik saja.

"S-sudah ba-baikkan." Jawabnya sambil menundukkan kepala. Aku mendengar nada keraguan dalam jawabannya.

"Eng.. kamu Chelsea dari kelas 11-4 ya?" Tanya ku to the point.

"Iya, kamu Tris dari kelas 11-2 si anak populer itu 'kan?" Ntah kenapa aku merasakan nada meremehkan.

"Ntah lah Chels... by the way, kamu ga bareng temen kamu? siapa ya namanya... tin-chs- chris- ah! Christina. Kamu ga bareng dia, tumben." ucapku padanya. Sebenarnya aku ingat nama gadis itu -Christina, gadisku. Bahkan aku sudah hafal diluar kepala, hanya saja supaya Chelsea tidak terlalu mencurigaiku.

"Oh.. Christina, dia izin ga masuk sekolah kalau ga salah sih karna dia harus jenguk ayahnya di rumah sakit. Emang kenapa?"

Ayah Christina sakit? kenapa aku ga tau.

"Ga apa-apa, aku mau balik kerumah, kamu mau dianterin ga?" Tawarku, "ga usah sungkan, anggap aja ini permintaan maafku."

"Ga usah kali, lagian ini salahku jalan ga liat-liat dan... aku mau disini saja deh malas pulang. Kamu tau, dirumah ku tidak ada siapa-siapa. Orangtua ku sibuk bekerja. Paling nanti aku pulang minta jemput supir pribadiku."

"Baiklah, kalau begitu aku permisi pulang duluan, jangan pulang terlalu malam, Chels! dan sekali lagi aku minta maaf :)" aku tersenyum padanya lalu menggerakan kaki ku, berjalan keluar pintu UKS.

"O-okay, h-hati-hati T-tris" Katanya gagap dari dalam saat aku sudah sampai di depan ruang uks. Dia gugup kah? Hahaha...

Aku berjalan membawa tas ku menerjang angin sepoi-sepoi yang bertiupan lembut, membelai wajah tampan(?) ku dan meniupkan surai-surai rambut pirangku yang akan menambah ketampananku (?) ((plak))

Well, tidak buruk juga hari ini. Dan kurasa aku harus mencari tau soal penyakit ayah 'gadisku' besok.

-Tris Groull-

OLA~

Wah, maafkan kami sang author bejat yang suka menelantarkan cerita haha..
#dilabrakReaders
So, gimana part kali ini? Oh ya, bagi yang nanya, ini cerita apaan sih? Katanya short story, tapi kok kaya chapter-an.

Nah, biar kami jelaskan yaa~ jadi cerita ini, sebenarnya satu jalan/alur hanya saja kami pisah karna tiap part itu berbeda tempat dan tentu saja berbeda hari~
Kalau ada mungkin yang kurang berminat/kurang suka sama kata-katanya, ga usah sungkan buat mengomentari/judge di kolom komentar. Semua kami terima :)

Terima kasih bagi yang sudah membaca :) Jangan lupa tinggalkan jejak ;)

-xxCxx-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She's A Nerd ? (Mau Di Rombak Ulang :))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang