part seven

34.2K 2.3K 78
                                    

Ini sudah seminggu lebih setelah Bev sadar. Ntah itu tulus atau tidak Nico sering sekali mengunjunginya selama di Rumah Sakit. Tentu saja itu permintaan Fefe.

Bev juga sudah semakin baik, hanya mungkin kakinya saja yang perlu diobati lagi. Jalannya pun masih tertatih.

"Tante Bev, ini Fefe suapin ya?" Ucap Fefe sambil menyuapkan sepotong apel kedalam mulut Bev.

"Makasih sayang.. Tante denger besok kamu udah mulai sekolah ya?" Tanya Bev sambil mengunyah apelnya.

Fefe mengangguk semangat, "Iya tante, besok Fefe udah mulai sekolah. Fefe sekolah di Sekolah yang katanya semua anaknya kayak Fefe. Memang yang kayak Fefe itu yang gimana?" Tanya Fefe bingung.

"Memang Fefe sekolah dimana?" Tanya Bev.
"Sekolah Dasar Bina International." Ucap Fefe.

Bev mengangguk, memang sekolah itu sekolah anak orang kaya. Rata rata mereka yang bersekolah disitu adalah anak-anak dari kalangan atas.

Bev sedikit melirik Nico yang sedang sibuk dengan iPad miliknya. Nico terlihat sangat sibuk hari ini. Terang saja, demi menuruti permintaan anaknya itu dia rela meninggalkan pekerjaan seharga ratusan juta miliar itu dan membawa sebagiannya ke rumah sakit.

Bev tersenyum melihat Nico yang sepertinya sangat serius itu. Dia seperti tidak perduli dengan keadaan sekitar.

"Daddy kalo udah kerja emang serius gitu ya?" Tanya Bev tiba tiba pada Fefe.
Fefe mengangguk, "Kadang Fefe dicuekin sama, daddy." Ucap Fefe sedih.
"Sekarang kan ada tante Bev, jadi walaupun daddy sibuk ada tante yang temenin kamu." Ucap Bev sambil tersenyum tulus dan mengusap lembut kepala Fefe.

"Kapan tante Bev pulang?" Tanya Fefe tiba tiba.
"Tante belum tau, kenapa sayang?" Fefe hanya menggeleng kecil.

"Fefe gak tidur siang? Tidur siang sama tante sini." Ucap Bev lembut. Sifat keibuan Bev memang sangat kental.

Bev sedikit melirik Nico yang kini sedang menatapnya dengan tatapan, ntah tatapan apa yang ditujukan Nico.

Dengan pelan Fefe naik ke atas tempat tidur Bev dan membaringkan tubuhnya disamping Bev. Kemudian Bev memeluk Fefe lumayan erat.

Fefe merasakan kehangatan yang sudah lama ini tidak dapat ia rasakan. Gadis kecil itu tersenyum berkali kali.

Nico melupakan pekerjaan yang tadi sedang dikerjakannya. Menurut lelaki tampan itu, pemandangan di hadapan nya kini lebih menarik. Ini pertama kalinya dia melihat pemandangan ini. Dia merasakan kebahagiaan yang asing.

Bev yang sadar sedang diperhatikan pun akhirnya mengalihkan pandangannya pada Nico. Mata mereka saling menatap.

"Kalo lo masih berfikir gue manfaatin anak lo, tenang aja. Gue gue tulus sayang sama Fefe." Ucap Bev dingin dan terdengar sangat pelan.

Nico membeku, seketika ingatannya melayang pada mimpinya dulu. Mungkinkah gadis yang dimaksud Ferina adalah Bev?

Bev memeluk Fefe dengan penuh sayang. Sesekali Bev mencium puncak kepala Fefe sambil mengusapnya berkali kali.

Terdengar deru nafas Fefe. Bev tersenyum samar. Dia merasa iba dengan gadis kecil yang sedang dipeluknya ini.

Nico masih memandang Bev dan Fefe. Nico memang melihat ketulusan gadis itu, bahkan Nico bisa merasakan rasa sayang yang luar biasa dari Bev untuk gadis kecil nya.

Fefe menggeliat kecil dan membalikan tubuhnya ke hadapan Bev. Fefe berada tepat di dada Bev. Jantung Bev terasa berdegub kencang tetapi dia juga merasakan kehangatan dan kebahagian nya.

"Jadi ini rasanya menjadi seorang ibu" batin Bev dalam hati.

*tok tok*

Terdengar ketukan pintu dari luar. Setelah itu pintu terbuka menampakan seorang dokter yang sudah cukup berumur.

Handsome Daddy (Season2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang