prolog

67.4K 2.5K 29
                                    

Satu tahun kemudian

Lelaki tampan tengah mengenakan jam tangan keluaran terbaru dihadapan cermin. Ntah cermin itu ajaib atau memang seseorang yang sedang mengaca itu asli tampan. Sungguh ciptaan Tuhan mana yang engkau dustakan ketika melihatnya seperti ini.

Kaos putih polos dengan V neck di lehernya,dilapisi jaket jeans yang berwarna biru donker. Celana jeans berwarna biru yang menggantung indah dipinggulnya.

Lelaki itu berjalan menuju walk in closet dimana dia menyimpan baju baju dengan harga super fantastis itu.

Lelaki itu membuka laci yang berisi koleksi kacamata bermerknya.

Setelah lama menimang, akhirnya pilihan itu jatuh pada kacamata bermerk Rayban.

Setelah selesai bersiap, dia berjalan keluar kamar menuju ruang makan.

Meja makannya masih kosong. Sepertinya putri kecilnya sedang bersiap siap.

"Pagi,tuan muda." Sapa seseorang yang umurnya jauh lebih tua darinya.

Lelaki itu tersenyum, "Fefe mana bi?."
"Belum siap tuan." Lelaki itu mengangguk sambil meminum susu coklat yang menjadi kebiasaannya sejak kecil.

Tiba tiba seorang gadis kecil berlari menghampiri lelaki tersebut dengan dua pilihan topi yang berada di tangan nya. Topi pertama berwarna pink dengan pita berwarna ungu. Topi kedua berwarna putih dengan hiasan pita berwarna pink.

"Daddy... Fefe bagus pake topi yang mana, yang ini atau yang ini." Ucap gadis itu sambil menunjukan topinya yang dia pilih.

Lelaki itu melihat gadis kecilnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Gadis itu mengenakan dress selutut berwarna pink berlengan panjang. Dan sepatu berwarna pink menjadi alasnya.

"Yang putih pake pita pink, sayang." Ucap lelaki itu sambil mengunyah sandwichnya.

"Yang mana nona?." Tanya susternya kepada gadis kecil itu.
"Kata daddy yang ini,sus." Gadis kecil itu menganggkat topinya lumayan tinggi.

"Non, sarapan dulu. Saya aja yang bawa topinya ke kamar, nanti tasnya suster ambilkan sekalian." Ucap Suster itu. Fefe mengangguk kemudian duduk disamping daddynya.

Gadis kecil itu menggunakan topinya.

"Daddy, fefe udah gak sabar sampai di Dunia Fantasi. Soalnya Fefe belum pernah kesana." Ucap Fefe sambil memakan sandwichnya.

"Tapi kan fefe udah pernah ke Disneyland Paris." Ucap lelaki yang bernama Nico itu sambil memainkan ponselnya.

"Iya sih, dad." Ucap Fefe.

Hari ini Taman Kanak Kanak Fefe membuat sebuah acara perpisahan. Mengingat sebentar lagi mereka melepas para murid mereka untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Acara itu jatuh pada salah satu dunia fantasi. Karena hari libur sudah bisa dibayangkan oleh Nico bagaimana penuh nya tempat itu. Tetapi demi Fefe akhirnya dia menuruti.

Nico Bintang Leviando dan putrinya Ferdina Milly Leviando. Seorang Single beranak satu, yang begitu mempesona.

________________________

Seorang wanita tengah menyisir rambut bergelombang nya. Kemudian memoles wajahnya dengan bedak tipis, bibirnya yang sudah berwarna merah alami diberi pelembab bibir agar tidak lembab.

Gadis itu menatap dirinya dicermin, dress tanpa lengan berwarna hijau tosca yang dilapisi cardigan berwarna hitam. Jam tangan dengan merk dunia itu melingkar di pergelangan tangannya.

Wanita itu mengambil slingbag dengan lambang guess. Tas itu telah berisi apa saja yang menurutnya penting untuk dibawa.

Gadis itu mengambil sebuah laptop berwarna hitam dengan lambang apple itu. Kemudian membawanya ditangan.

Gadis itu keluar dari kamar nya menuju ruang makan.

"Morning, pa.." sapanya saat melihat seorang lelaki tengah duduk tenang sambil membaca koran.

"Morning, sayang." Ucapnya.

Gadis itu membalikan piring yang telah disiapkan oleh asisten rumah tangganya, kemudian mengisi piring kosong itu dengan nasi dan lauk pauk.

"Sekarang mau kemana lagi?." Tanya papa nya itu sambil melipat koran yang tadi dibacanya.

"Ke Dunia Fantasi,pa. Mau liat anak anak disana, siapa tau bisa jadi inspirasi aku." Ucap Gadis itu.

"Terus kuliah kamu gimana? Kamu kuliah belum selesai malah pergi pergi gak jelas cari inspirasi, perusahaan papa,Ver. Kamu tau cuma kamu yang bisa papa harapkan." Ucap papanya.

Gadis itu terdiam. Memang benar adanya, dia memang satu satunya pewaris atas seluruh aset kekayaan dan perusahaan papanya. Tetapi dia belum siap untuk menjadi seorang pemimpin perusahaan, bahkan kuliahnya terbengkalai. Karena apa? Karena dia memang tidak menyukai itu. Dia memiliki pilihan hidupnya sendiri, tetapi papanya melaranganya.

"Pa, ini hidup aku. Ijinkan aku memilih apa yang menurutku baik,pah." Ucap gadis itu sambil menatap papanya serius.

"Kamu gak kasian sama papa, papa susah jatuh bangun mendirikan perusahaan itu. Papa mohon dong, hargain perjuangan papa dengan kamu menjadi pemimpin perusahaan itu." Ucap papanya.

"Nanti Beverly pikirin lagi ya,pa. Sekarang Beverly mau ngejar dulu apa yang Beverly mau." Ucap gadis itu kemudian segera berdiri dari duduknya. Menenteng laptopnya dan menyampirkan slingbag guess di bahunya.

Gadis itu mengambil kunci mobil yang ada di lemari kunci dekat dengan garasinya yang berjejer mobil mobilnya.

Gadis itu mengendarai mobil kesayangannya itu. Kacamata hitam menutupi sepasang matanya yang berwarna biru laut.

Lama kelamaan mobil itu menghilang, meninggalkan rumah super mewahnya untuk mencari apa yang dia mau.

Gadis itu adalah Beverly Amarylis Alphabet. Pewaris tunggal perusahaan Alpha Building.

Anak tunggal dari Erwin Alphabet dan Marina Alphabet itu selalu berkata memiliki tujuan hidupnya sendiri.

~ to be continue ~

Gimana? Baru prolognya aja nih hahahaha
Bagus gak?

Cerita sebelumnya Handsome Daddy juga kok. Maaf kalo nggaje hahaha

Handsome Daddy (Season2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang