Sebuah Penderitaan

9.3K 156 8
                                    

Langit sore sudah berganti warna,kabut putih menyeruang memberikan sebuah makna, waktu yang terus berjalan akan menggantikan datangnya suasana malam waktu itu, setelah usai Andreas membersihkan badan di pemandian umum, ia segera beranjak menuju rumahnya,waktu sudah menunjukan pukul 18.00 wib, Dengan telaten Andreas melingkarkan sarung cokelat bergaris merah,dikenakan kaos putih polos yang ia ambil dari tumpukan lemari serta tak lupa di pakai kannya peci bulat milik Almarhum bapaknya dulu, kini ia pun bersiap siap untuk pergi melaksanakan shalat Maghrib berjamaah di Masjid yang jaraknya tak jauh dari rumahnya. Setelah Andreas pamit terhadap ibunya ia segera keluar dari rumah dan mulai berjalan, selang beberapa menit ketika Andreas berjalan melewati beberapa petak rumah tetangganya dan sekali ia melewati perkebunan singkong yang begitu sepi,sayup sayup suara Adzan Maghrib mulai berkumandang, Andreas pun mulai menambahkan langkah kecil nya menjadi semakin cepat.

Sesampainya di depan Masjid, ia segera mengambil air wudhu sebagai syarat sebelum melaksanakan jalannya shalat. Tak begitu banyak orang di dalam masjid hanya sekitar 10 orang yang ia lihat disana,dan seorang diantaranya adalah kang jordan alias kang yadi dengan gagahnya mengenakan celana hitam panjang dan baju koko putih bermotifkan salur salur garis hitam serta kepala yang dibiarkannya tanpa mengenakan peci. Andreas tersenyum dan duduk dengan menyilangkankan kakinya di samping kang Jordan menanti komat dilantunkan, menit ke empat sudah berjalan dan shalat pun mulai dilaksanakan, hanya satu shaf saja kaum laki laki yang melaksanakan shalat di masjid, terkadang ia merasa bingung dengan kapasitas jemaahnya tak sebanding dengan ruang masjid yang begitu besar, entah mengapa orang orang lebih memilih shalat dirumahnya masing - masing daripada memilih untuk shalat berjamaaah.

sudah menjadi kegiatannya setiap hari Andreas harus berangkat sebelum adzan maghrib dan kembali ke rumah setelah shalat Isya. Baginya dengan cara itulah dia bisa meminta dan bersyukur atas nikmat yang di berikan Allah SWT terhadap hidup ibu dan kedua adik adiknya.

Seusai melaksanakan shalat Isya kang Jordan mengajak Andreas untuk mampir ke rumahnya hanya untuk sekedar berbincang bincang, dan Andreas pun menerima ajakannya.

"Ndri kalo tidak keberatan akang ingin sekali mengajak kamu mampir kerumah akang sekarang ini hanya untuk berbincang bincang dan ada hal yang ingin akang sampaikan ke kamu ndri..."

Ajakan Kang Jordan sambil menepuk bahu kiri Andreas di halaman luar Masjid.
dan Andreas pun menjawabnya dengan penuh nada pelan dan sopan " Ada apa kang.....,apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu...?"

"Sudahlah ikut dulu saja ke rumah Akang, nanti di sana akang ceritakan apa yang akan akang bicarakan sama kamu Ndri....."
jawabnya dengan cepat yang di lontarkan dari bibir kang jordan, dan Andreas pun menganggukan kepalanya di sertai seyuman manis mengikuti langkah kaki kang Jordan dari belakang punggungnya yang lebar dan tebal.

Sesampainya di rumah Kang Jordan,beliau memintaku untuk menungggunya dan menyuruhku duduk karena beliau akan mengganti pakaiannya. Andreas Menunggunya dan duduk di kursi rotan minimalis, di teras depan rumah kang Jordan , sesekali ia memandangi sekeliling halaman rumah Milik Orang tuanya kang Jordan begitu jauh dengan keadaan rumahnya. Dilihatnya beraneka tanaman hias dalan pot serta bunga anggrek yang berwarna warni, hamparan rumput hijau di halaman depan begitu luas, Serta suara gemercik kolam ikan yang melengkapi indahnya rumah milik orang tua kan jordan.
Sesekali terlihat mobil serta suara motor yang berlalu lalang dari depan rumah kang Jordan, Andreas pun melihat seseorang lelaki muda memasuki gang rumahnya dengan tergesa gesa setelah turun dari Mobil Honda Jazz Putihnya, Andreas terkagum dan tak sadar ia rebahkan punggungya ke sandaran kursi rotan dan membayangkan serta menikmati suasana rumah milik orangtua Kang Jordan. tiba-tiba terdengar suara dari samping depan pintu.

"ehem..ehem....kok melamun Ndri, kamu kelelahan.....?"

tanyanya kang Jordan setelah beliau menggantikan baju koko nya dengan singlet berwarna hitam dan celana jeans pendek keluar menghampiri Andreas, dibawakannya dua minuman kaleng dan camilan dalam toples kemudian meletakannya di meja dekat Andreas duduk.
bentuk badan kang Jordan begitu sempurna, tebal,putih dan berotot, jauh ketika dulu aku mengenal bentuk fisik badannya yang tinggi kurus dan kulitnya yang berwarna cokelat.

TERJEBAKWhere stories live. Discover now