08. Stop it, please

7.8K 298 0
                                    

Yui mendorongku berbaring di kasurnya dan menyentuh pipiku, "kau tahu.. kau begitu cantik saat terkejut seperti tadi, Shimazaki..". Aku terdiam merasakan hembusan nafasnya di wajahku. Wangi mulutnya membuatku terbang.

Dia memainkan jemarinya di leherku, disentuh perlahan dengan ujung jemarinya, dan tersenyum manis padaku. Aku menutup kedua mataku dengan nafas yang berat, sial! Aku tidak bisa begini!

Bibir lembut Yui menempel lagi untuk kesekian kalinya, menggigit lembut bibir bawahku, dan turun ke leher. "Ah..." aku memegang pundak Yui, tubuhku bergemetar dan seluruh bulu di tubuhku meremang.

Tangan Yui merasuk ke sweaterku dan memegang pinggangku dengan lembut, merangsangku dengan tiap sentuhan mautnya. "Mmhh.. mmm... mmm..." ku gigit bibir bawahku begitu Yui menciumi atas dadaku. Ku eratkan cengkramanku di pundak Yui, memeluk tubuhnya dengan kedua kakiku.

"Y-yui..."

Yui melanjutkan permainannya ia mulai menyekap naik bajuku sampai suara dering telfonnya menganggu permainannya. ia meringis sebentar, "aku akan kembali," lalu pergi ke beranda sembari mengambil ponselnya.

Aku mengatur nafas begitu Yui pergi. Sialan, dia membuat jantungku balapan sampai sekarang. Sentuhannya benar-benar memabukkan bahkan aku tidak bisa mempunyai kuasa untuk menjauhkan tubuhnya.

"Aku sudah selesai.." ia menghampiriku, "sampai dimana kita tadi?"

"Hentikan, Yui!" Seruku begitu ia menyentuh daguku lagi. Ia menatapku seakan aku mengatakan sebuah kalimat terlarang. "Hentikan, ok? Ini bukan yang patut kau lakukan padaku..."

"Apa maksudmu melakukan ini?" Tanyaku dengan tegas. "Apa kau gila?"

Yui terdiam. wajahnya berubah menjadi datar, "apa maksudmu?"

"apa maksudku?!" Aku mengeritkan dahi, " harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu! Kau menyuruhku untuk menjadi kekasihmu namun kini kau melakukan hal seperti ini padaku,"

"Dan kau berlagak seperti tiada dosa untuk bertanya maksudku?" Tanpa sadar aku memainkan emosiku. Dia terkejut dan melepas genggaman di daguku, ia membenarkan posisi berdirinya di hadapanku.

Speechless.

"Kau tidak bisa menjawabnya, ya kan?"

Yui menunduk, memegang batang hidungnya, dan menunjuk pintu keluar. "Pulanglah, jangan datang kesini selama beberapa waktu"

"kenapa? Kau mengusirku?"

"Kau mengusir muridmu?" Lanjutku.

"Pulang!" Bentaknya tanpa menatapku dan masih memegang batang hidungnya sembari menunduk, "aku akan menghubungimu nanti,"

"Sekarang kau pulang. Aku ingin sendirian"

Aku menghela nafas, membenarkan diriku sendiri, lalu melangkah pergi. Yui duduk di kasurnya menarik kaos yang ia kenakan, "sialan"

"Ini semua karena diriku kehilangan kontrol!"

"Argh, sialan!"

Aku keluar dari apartmentnya dengan kesal. Yui sialan, apa maksudnya memperlakukan aku seperti itu. Ku mainkan jemariku di dialpad dan menempelkan telfon ke telingaku.

"Hallo, Rena! Jemput aku, sekarang!"

"Hah? Sekarang?"

"Ya! Cepatlah, lambat!"

"Ba-baiklah! Baiklah, santai saja. Ok?"

--

"Jadi, katakan apa yang terjadi?" Tanya Rena begitu sampai di rumah. aku tidak menghiraukannya dan segera mengganti pakaian.

Aku sebalnya lama sekali ya?

"Gezzz.. apa yang terjadi antara kau dan Yui?"

"Jangan sebut nama itu dihadapanku atau ku bunuh kau sekarang!" Ku tunjuk hidung Rena dengan jepitan rambut yang ku ingin kenakan.

"Sa-santai saja, Paru!"

Aku mengendus kesal dan berbaring di atas te.pat tidur, disamping Rena untuk tepatnya. Rena menatapku sesaat lalu menghela nafas, "Paru, kau tahu kau bisa bercerita padaku.."

Aku mengeratkan pelukkanku pada bantal di hadapanku, "percuma saja. Kau keluarlah,"

"Aku tidak akan meninggalkanmu, Paru! Sampai kau bercerita, ada apa!"

Aku bangkit, menatapnya sebal lalu menarik tubuh Rena dan mencium bibirnya selama beberapa detik sampai akhirnya tubuh Rena menegang dan tidak berkedip begitu aku melepaskannya, "itu yang dia lakukan padaku. Dan itu yang terjadi antara kami!"

Aku segera mengendus kesal dan memilih pergi kamar.

Rena menggeleng, "t-ta-tapi Paru, tunggu!"

--

My private class: 08
End

My Private ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang