Bab 0 || Prolog

113K 1.3K 14
                                    

18+

₪₪₪⓿₪₪₪

Rama mendorong gadis itu ke dinding secara kasar. Shenna hanya dapat meringis kesakitan dengan perlakuan Rama. Gadis itu menahan tangisnya yang kian melesak keluar. Ia tak berontak sama sekali. Pasrah dengan apa yang dilakukan dengan pria yang sempat ditolaknya dulu. "Lo milik gue sekarang!" tandas Rama tersenyum menang lalu mencium Shenna dengan kasar.

Pria itu melepakan ikatan rambut Shenna dengan kasar membuat gadis itu berteriak. Namun belum sempat menjerit lidah Rama melesak masuk ke dalam mulut Shenna, merendam jeritan gadis itu. Lidahnya menjelajah seluruh mulut gadis itu sementara tangannya memegang tengkuk Shenna untuk memperdalam ciuman mereka.

Shenna tak membalas ciuman itu sedikitpun membuat Rama geram dan menggigit gigit kecil bibir merah Shenna yang membuat Shenna mengerang sedikit sakit namun terasa nikmat.

"Ughhm.."

Rama tersenyum licik. Gadis itu mulai sekarang akan menjadi pelacurnya sampai ia bosan dan mencampakkan sama dengan wanitanya yang lain. Tangannya kini turun pada pinggang Shenna dan terus ke belakang menuju pantat gadis itu. Meski selama ini benda itu tertutupi dengan rok panjang milik Shenna yang hanya sedikit menampak karena tidak ketat, kini ia dapat meremasnya dengan leluasa. Benda bulat itu terasa pas ditangan Rama.

"Ughh..." erang Shenna disela ciuman mereka saat Rama meremas pelan pantatnya yang langsung menjalar ketitik sensitif. Diam-diam gadis itu menyukai sentuhan Rama. Pipinya yang tadi basah karena air matanya kini mulai mengering.

Rama memberikan sedikit jeda kepada gadis di depannya untuk bernafas sejenak namun ia langsung melumat bibir gadis itu kembali dengan ganas. Tangannya tidak tinggal diam. Setelah meremas pantat Shenna kini tangannya menjalar ke payudara Shenna yang masih tertutupi seragam dan bra. Rama meremas dengan kasar membuat Shenna kembali mengerang lagi-lagi karena sakit dan nikmat. Dengan gerakan cepat Rama membuka kancing seragam milik Shenna hingga terlihat payudara yang masih tertutupi bra. Hal itu membuat Rama meneguk salivanya, melihat payudara Shenna yang benar-benar indah. Ia kembali menciumi Shenna dan tangan kembali meremas payudara Shenna yang masih terbungkus bra. Tangannya kini mulai membuka kaitan bra milik Shenna hingga terpampang dua gunung indah di depannya. Puting Shenna mencuat, gadis itu telah terangsang.

Shenna mengalihkan pandangannya malu. Sebenarnya ia tak ingin melakukan hal ini, namun jika tidak menuruti perkataan Rama gadis itu akan menerima akibatnya. Tidak. Ia tidak ingin neneknya tau mengenai hal ini. Namun tak dapat di bohongi. Gadis itu menyukai sentuhan Rama pada tubuhnya yang langsung menjalar ke titik sensitifnya yang kini mulai basah.

Rama mulai menciumi leher Shenna dan dan tangannya memilin puting Shenna membuat gadis itu tanpa sadar mencondongkan tubuhnya meminta lebih. "Ram... Aghh..."

Desahan Shenna membuat Rama semakin menjadi-jadi. Pria itu kini menghisap puting kanan Shenna dan memilin yang satunya. "Ahh... Ram..." desah Shenna entah sejak kapan kedua tangan gadis itu telah mengalung dileher Rama. Tanpa sadar Shenna menekan kepala Rama. Otaknya benar-benar tak dapat digunakan sekarang. Ia merasa butuh lebih dari perlakuan Rama saat ini.

Tangan Rama menjalar mulai menaikkan rok milik Shenna. Tangannya menulusuri paha mulus Shenna. Gadis itu masih berdiri dengan lemas akibat ulah Rama. Untung saja tangan Rama yang lain telah menyangga gadis itu agar tidak terjatuh karena lemas.

"Ram... Akuu... Ughh..." Shenna kembali mengerang saat jari Rama menyentuh klit secara tiba-tiba yang masih terbungkus kain berwarna putih tulang itu.

"Aku menyukai tubuh indahmu, Shen," bisik Rama di telinga gadis itu sambil menurunkan celana dalam milik Shenna. Jarinya mengelus titik sensitif Shenna membuat gadis itu meracau tidak jelas.

"Kau sudah siap rupanya," ucap Rama ketika pria itu mengeluarkan jarinya yang telah basah oleh cairan milik Shenna, lalu menjilatnya di depan pemiliknya yang masih berusaha kembali ke alam sadarnya.

Rama kembali menciumi gadis itu dengan menggebu-gebu. Jarinya kini kembali memasuki Shenna. Menekan klit Shenna membuat gadis itu meracau tidak jelas. "Aku--aghh... Ram... Ughh... Ughh..."

Kedua jari lelaki itu memasuki liang surga milik Shenna. Memasukkan. Mengeluarkan. Sesekali menekan klit Shenna hingga gadis itu terus meracau tidak jelas.

"Yeahh... Ughh..."

Rama menciumi gadis itu kembali guna meredam teriakan Shenna yang sebentar lagi akan klimaks. Otot-otot vagina Shenna menjepit ketiga jari Rama. Mengeluarkan. Memasukkan. Mengisap putingnya. Membuat Shenna benar-benar disiksa dengan kenikmat.

"Aku... Ahh... Akan kelu... Ughh arr..."

Rama tersenyum penuh kemenangan. "Keluarlah untukku babe," bisiknya sambil menggigit kecil telingan Shenna.

"Ughh... Ahhh... Aghh--hmpp."

Tepat sebelum Shenna klimaks Rama menciumi gadis itu. Nafas Shenna benar-benar tak beraturan. Kakinya lemas akibat ulah jari Rama. Sungguh, ia menyukai sentuhan Rama.

Pria itu kini sibuk menjilati ketiga jarinya yang basah dengan cairan Shenna setelah mendudukkan gadis itu pada salah satu meja yang sudah tak terpakai di gudang itu. Penampilan Shenna benar-benar masih berantakan. Gadis itu masih mengatur nafasnya.

"Manis, asin dan gurih. Aku sangat menyukai tubuhmu, sayang," ucap Rama disela kesibukkannya. Membuat Shenna tersadar pada penampilannya kini.

Gadis itu segera memakai celana dalamnya kembali. Namun belum sempat tuntas, Rama menurunkan celana dalam itu dengan paksa, mengambilnya dan menciumnya tepat dihidung.

"Jangan pake celana dalam saat sekolah, atau gue bakal nyetubuhi lo tanpa ampun!"


₪₪₪⓿₪₪₪

Don't Touch Me!Where stories live. Discover now