Kulihat ia melihatku dengan tatapan geli dan menahan tawa

Ck. Hey, ia sudah tertawa dari tadi! Apakah sekarang masih ingin tertawa?!

"Apakah masih ada hal aneh yang mungkin akan terjadi lagi nona?" Tanyanya dengan disertai kekehan di ujung kalimatnya dan tatapan gelinya padaku

"Masih banyak kemungkinan! Apalagi jika kita satu ranjang, mengingat hanya ada 1 ranjang di kamar ini" ucapku

Rasanya, semua omonganku panjang semua ya? Ya kan?

Kulihat ia menyeringai. Apa yang membuatnya menyeringai?

"Jadi kau sudah setuju kalau kita satu ranjang. Ah, aku bahkan belum menanyakannya, tapi kau sudah menyetujuinya" ucapnya dengan disertai senyuman yang mengembang di bibirnya

Apa? Apa maksudnya, hey aku tak pernah setuju tentang itu

"Aku tak pernah menyutujui itu. Aku hanya mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika kita sekamar, apalagi kalau sampai seranjang" ucapku padanya dengan nada yang, yahh kalo didengar, mungkin ada nada kesal di suaraku

"Kalau begitu, kira-kira apa yang akan terjadi?" Tanyanya dengan menaik turunkan alisnya

Aku berfikir sebentar
"Bagaimana kalau kau akan...." aku langsung menghentikan ucapanku saat sebuah gambaran melintas di otakku

Gambaran saat aku yang berbaring di kasur dan ia berada di atasku dengan tubuh yang polos tampa busana, dan kami melakukan...
Melakukan...

Astaga! Apa yang aku pikirkan?!! Ada apa dengan otakku?!!

Kurasa pipiku, oh tidak tidak, seluruh wajahku panas saat gambaran itu melintas di otakku

Kenapa aku bisa berfikir kalau kami akan melakukan hal 'itu'?!!

Dan kurasa seluruh wajahku semakin panas saat aku menyadari tentang 'itu' dan kuyakin pasti wajahku sudah memerah seperti api yang menyala-nyala

"Akan apa? Dan, kenapa wajahmu memerah seperti itu?" Tanyanya sambil memegang pipi kiriku dan keningku "Panas" ucanya lagi

"Apa kau sakit? Katakan padaku mana yang sakit?" Ucapnya dengan sedikit panik

Aku tidak sakit!
Teriakku di dalam hati

Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan gelengan kepala. Ow, kenapa gambaran 'itu' terus berputar di otakku, dan malah makin menjadi-jadi

Oh wajahku, kumohon jangan memerah lagi

"Wajahmu semakin merah, apa kau baik-baik saja?" Tanya Xander yang benar-benar panik kali ini

Sungguhh! Aku baik-baik saja!
Teriakku lagi di dalam hati

Lagi-lagi aku mengangukkan kepalaku sebagai jawaban bahwa aku baik-baik saja

Aku menundukkan kepalaku dan memegang kedua pipiku dan, waw! Rasanya panas

Aku terus megang kedua pipiku sambil menundukkan kepala lalu menggelengkan kepalaku berapa kali. Tampa kulihat, kuyakin Xander pasti melihatku dengan pandangan aneh

Cukup lama aku melakukan aksi anehku hingga kurasa pipiku mulai kembali seperti semula

Kuberanikan diriku untuk melihat wajah Xander. Kunaikka wajahku dengan perlahan dan menurunkan tanganku dari kedua pipiku

Mataku tepat memandang matanya yang ternyata juga memandangku. Aku melihat dengan jelas raut bingung dan khawatir yang tergambar di wajahnya

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya dengan khawatir sambil memegang pipi kiriku

"A-aku baik-baik saja" ow, kenapa aku mengucapkannya dengan gugup, dan kurasa pipiku memanas lagi

Ada apa denganku?!

"Tadi kenapa wajahmu memerah?" Tanyanya sambil menurunkan tangannya dari pipiku

Apa yang harus kukatakan?

"Bu-bukan sesuatu yang penting" ucapku lagi dan disambut tatapan tanya yang besar dari wajahnya

"Sungguh? Tapi tadi wajahmu memerah" ucapnya lagi

Semerah itu kah?

"Sungguh, sungguh aku baik-baik saja" ucapku sambil menganggukkan kepala
"tadi hanya ada gambaran yang melintas di kepalaku tentang kita berdua yang sedang melakukan 'itu' di ranjang ini" ucapku tampa sadar denga suara yang kecil, bisa dibilang hanya sebuah bisikan sambil mengalihkan pandanganku ke kepalan kedua tanganku yang ada di pangkuanku

Apakah aku melupakan sesuatu. Oh ya! Xander adalah Werewolf, salah satu kelebihan Werewolf adalah memiliki pendengaran yang tajam bahkan dari jarak yang jauh, telinga Werewolf masih bisa mendengar suara dengan sangat jelas, bahkan suara yang kecil seperti bisikan saja masih dapat ditangkap telinga Werewolf

Jadi menurutku, apa yang kuucapkan tadi dapat didengar dengan jelas oleh Xander

Hmm.. benar sekali
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
APA?!
ja-jadi, Xander dapat mendengar yang tadi?!

Kudongakkan kepalaku melihat Xander, ia sedang membeku dengan tampang kaget didepanku

Astaga! Apa yang harus kulakukan?! Ini memalukan! Semoga ia tak mendengarnya, kumohan semoga ia tak mendengar yang tadi!

Aku masih memandang Xander dengan tanpang kaget karena ucapanku sendiri, berharap agar Xander tadi kehilangan kemampuan Werewolf nya, dan tidak mendengar ucapanku tadi

Kuperhatikan wajah Xander yang mulai merileks dan digantikan seringaian nakal di wajahnya

Apa?! Tunggu! Seringaian?! Seringaian!

Aku membeku seketika dengan muka pucat. Berbeda dengan tadi. Jika tadi aku merah seperti api yang menyala-nyala, maka sekarang aku membeku seperti bongkahan es berwujud manusia

Kurasa harapanku tidak terkabul sama sekali. Tolong hilangkan saja aku. Aku sangat malu!

"Kurasa, kemungkinan yang satu itu boleh dicoba. Benarkan sweetheart?" Tanyanya masih dengan seringaian nakalnya

Tolong hilangkan aku sekarang juga!

-----------------------------
Halo hay!

Sorry lama. Sebenarnya UAS-nya udah lama (gak terlalu lama sih) selesainya. Cuma lagi malas nulis jak, hehehe

Sorry pendek juga. Yang gak pa apa deh

Sorry kalo kurang nyambung. Yahh semoga nyambung-nyambung aja yah

Sorry for typo (gitu yah nulisnya? Maklum sok ingris akunya hehe)

Oh ya! Makasi makasi and makasi banyak sebanyak banyaknya (cek'ile, ribet amat yah) buat yang uda baca, vote, and comen cerita ini

Dukung kalian sangat berharga

Dukung terus yah. Vote and comen kalos sempat, dan semoga selalu sempat hehe

Oke. Sanpai jumpa di next part

Ja na!

She is Soulmate the AlphaWhere stories live. Discover now