Two: Human's World Is Different From Vampire World

33.4K 1.6K 14
                                    

Grizzly sampai di sebuah sekolah yang ia yakini milik asisten Rain lainnya, George. Matanya mengamati gedung sekolah itu lekat-lekat. Dalam hati ia memuji pemilihan desain bangunan yang kawannya itu pilih.
Ternyata George mempunyai selera yang cukup bagus dalam tata gedung.

"Gedung sekolah yang bagus," gumamnya pelan seraya melangkah memasuki gedung. Kini tugasnya adalah mencari ruang kerja George.

"Eeh... Liat deh! Ada tamu. Cakep parah!" Jerit siswi-siswi disekolah itu seraya mendekati Grizzly. Grizzly yang mengetahui itu hanya diam saja memasang wajah datar yang ia pelajari dari tuannya.

"Memangnya disini tidak ada pria berwajah tampan? Atau sekarang dunia sudah krisis pria tampan?" Batinnya. Ia paling tidak suka jika dikerubungi oleh orang banyak seperti ini. Selain membangkitkan hasrat haud akan darah, ia juga tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian. Sifat alamiah para vampir.

Tiba-tiba matanya tertuju pada gadis yang lewat didepannya, dia merasa sedikit aneh karena gadis itu sama sekali tidak melirik kearahnya padahal gadis lain langsung berteriak-teriak. Ia menjadi sedikit penasaran.

Tanpa babibu, ia langsung mencegat gadis itu, "Permisi, nona."

Gadis itu berhenti, kemudian menatap Grizzly dengan pandangan datarnya. "Ya?" ucap gadis itu.

"Maaf kalau saya mengganggu, tapi apakah Anda tahu dimana ruangan pak George?"

"Ya, saya tau." Jawab gadis itu singkat.

"Re?" Tiba-tiba seorang gadis muncul dari belakang gadis itu. Jika dilihat-lihat, gadis yang baru saja muncul ini benar-benar tipe Grizzly, tapi ia tidak akan pernah mau bermain-main di wilayah teritorial George. Bisa mati mengenaskan nantinya.

Grizzly memamerkan senyum sopannya pada gadis itu sebelum menatap gadis yang ia tanya, "Kalau boleh bisa tolong tunjukkan jalannya, nona?"

"Maaf, tapi saya gak bisa, mungkin teman saya bisa. Permisi," ucap gadis itu, lalu langsung pergi. Dimata Grizzly gadis itu sama seperti tuannya yang dingin. Entah kenapa, sedikit ada harapan jika nantinya Rain akan bertemu dengan gadis itu dan... Ya... Tidak harus dijelaskan kelanjutannya semuanya pun akan mengerti.

"Tolong maafin temen saya, ya. Dia emang suka gitu kalau belum kenal. Kalau begitu, mari saya antar", ucap teman gadis tadi

"Terimakasih, nona. Sekali lagi, maaf merepotkan," ucap Grizzly.

"Aah... Tidak apa."

Beberapa menit kemudian mereka sampai di depan ruang George, ternyata nama gadis yang mengantar Grizzly itu Raisa. Raisa pun langsung pergi menghampiri Reica.

TOK...TOK...TOK

"Masuk." Terdengar suara George dari dalam ruangan itu, tanpa pikir panjang Grizzly pun masuk kedalam.

"Ooh lihat, ternyata yang datang itu Grizzly si dingin toh, hohoho..." ucap George seraya tertawa. Mereka adalah asisten Rain sehingga tidak bisa dipungkiri lagi bahwa mereka cukup dekat.

"Yaa, dan di depanku ini ada George si vampir rendahan toh, hohoho
..." ucap Grizzly menjiplak ucapan George. Grizzly memang memiliki kekuatan merubah sesuatu menjadi es dan memunculkan salju tiba-tiba. Sementara George, entah lah apa kekuatannya, tapi yang jelas ia sendiri tidak pernah menunjukkan kekuatannya pada publik.

"Sudah-sudah. Ooh iya, ada apa kau datang kemari?"

"Ooh itu, aku berencana memasukkan Tuan Rain ke sekolahmu. Tentunya kau tidak keberatan 'kan?"

"APA!!! Kau pasti bercanda 'kan? Tuan kita itu sudah lulus sekolah sejak 200 tahun lalu. Untuk apa dia sekolah lagi?" Tanya George kaget.

"Ini semua karena Chris!"

"Vampir itu lagi!! Apa tidak bosan dia memancing emosi Tuan Rain setiap harinya? Lagi pula, Tuan Rain tidak pernah menyukai dunia manusia. Malangnya nasib vampir terkuat itu."

"Yaa, aku tahu. Pada saat rapat tadi pagi, diputuskan bahwa Tuan Rain harus pergi ke dunia manusia untuk mengamati manusia-manusia itu. Sepertinya akan ada serangan besar-besaran untuk memperbudak manusia"

"Pasti itu sebab dari ulah Chris kan, memang benar-benar vampir tidak berguna!"

"Huh, kau itu hanya berani berbicara saja. Ya sudah jadi apa boleh tuan bersekolah di sini?"

"Tentu saja boleh, kalau bisa aku akan carikan rumah untuk tuan Rain."

"Bagus. Dan pesanku, sebaiknya tuan Rain ditempatkan di kelas yang sama dengan... Aah! Aku lupa menanyakan namanya. Sial!" Umpat Grizzly.

George mengernyit. "Siapa? Perempuan atau laki-laki?"

"Perempuan. Apa kau lihat gadis yang mengantar ku tadi? Dia bilang ia berteman dengannya," terang Grizzly.

Ia benar-benar berpikir untuk kembali menjodohkan tuan-nya itu dengan seseorang. 400 tahun adalah umur yang tepat untuk mencari pasangan. Tapi tuan-nya itu hanya mencari pasangan yang menarik, sayangnya seluruh wanita yang pernah ia temui tidak ada yang menarik. Menurutnya.

"Sayangnya aku tidak melihatnya," jawab George kemudian ia mengabari staff tata usaha sekolahnya untuk mendaftarkan tuan-nya itu. "Dan berhenti menjodoh-jodohkan Tuan Rain. Dia tahu, mati kau!"

Grizzly memutar bola matanya kesal, "Selesaikan saja pekerjaan mu, baru komentar."

-----------------------------------------------------------
Dunia Vampir

TOK...TOK...TOK

"Permisi tuan," ucap Grizzly, ia ingin segera memberitahukan berita hari ini pada tuan-nya.

"Masuk," ucap Rain dingin. Iya tahu pasti asistennya ini ingin memasukkannya ke sebuah sekolah dan diam-diam mengamati manusia.

"Begini tu..." Ucapan Grizzly langsung di potong oleh tuan-nya. Ia sudah tahu semua dan tidak ingin mendengarkannya lagi. "Aku sudah tau. Cepat tunjukan tempat tinggal dan sekolahku!" Grizzly mengangguk kemudian membungkuk begitu Rain melewatinya, membiarkan pria itu berjalan di depan.

Mereka pun kembali ke dunia manusia. Ini pertama kalinya dalam dua abad ia menginjakkan kaki terhormatnya di dunia yang menurutnya menjijikkan.

Rain pun mengibaskan tangannya lalu mereka berdua pun menghilang. Memang, salah satu kekuatan yang dimiliki vampir adalah teleportasi, dan itu hanya dimiliki oleh vampir tingkat tinggi saja.

Akhirnya mereka pun sampai di dunia manusia, lebih tepatnya di atas atap sekolah milik George.

"Jadi ini sekolah milik George?"tanya Rain sambil menilai gedung sekolah di hadapannya.

"Iya, tuan," jawab Grizzly.

"Pilihanmu tepat juga Grizzly. Ternyata kau bisa diandalkan juga." Lalu secara tidak sengaja,Rain mencium bau darah yang sangat menggoda selera. Sebelumnya dia tidak pernah mencium bau darah semenggoda ini. Grizzly yang juga menciumnya tau bahwa ini adalah bau darah gadis dingin yang ia jumpai pagi tadi.

"Grizzly, siapa gadis itu?" Tanya-nya sambil tetap mengunci tatapannya pada tubuh gadis itu.

"Saya akan mencari tahu, tuan." ucap Grizzly sambil menunduk takut. "Apa saya harus membaca pikirannya, tuan?"

Rain mengalihkan pandangannya ke arah asistennya dan menatap pria itu tajam. "Tch... Apa saja kerjaan mu sebelum aku pergi ke sini, hah?!"

"Maaf, tuan. Saya akan membaca pikirannya sekarang." Begitu ia bersiap membaca pikiran gadis itu ia merasakan kepalanya sakit dan telinga-nya berdenging. Ia menjerit kesakitan sambil menutup kedua kupingnya.

"Aku bahkan belum berkata iya atau tidak tapi kau sudah mengambil keputusan sendiri."

TBC...

Tales of The Strongest and Human [Tahap Revisi]Where stories live. Discover now