My Way

4

×××

Bella POV

Arggghh..

lo gak boleh baper Bell

Jangan baperr..

Yah, tapi tetep aja baper..

"Lo ngapain sih komat kamit sendiri?" tanya Ninak yang tiba-tiba ada di samping gue.

"Kepo."

"Kali-kali."

"Bodo."

"Pms?"

"Gak."

"Hm?"

"Lo rese."

"Apa lagi lo."

Gue memutuskan untuk tidak meneruskan perdebatan ini. Karna selalu saja Chrisna yang menang. Entah masalah Barca vs Madrid. ISIS vs Ghafatar. Ayam vs Burung. Anjing vs Kucing. Kunti vs Pocong. Dan lain-lain.

Dan gue menyempatkan untuk tidur di pelajaran Bu Lena yang bener-bener membosankan ini. Actually gue benci sejarah.

×××

Kring!

Gue keluar kelas mau ke kantin. Tiba-tiba di depan kelas udah ada Alvin. Dan gue Deg deg an.

"Hai." sapanya

"What?"

"Galak amat neng."

"Bodo."

"Kantin yuk."

"Hm"

Dia gandeng, eh bukan. Lebih tepatnya narik tangan gue ke arah lift. Baper. Eh kok lift?

"Bukannya rusak?"

"Udah bener tadi. Mana mungkin gue dateng ke depan kelas lo secepet tadi dengan naik tangga doang. Goblok."

"O iya. Makasih btw, lo juga goblok."

Ting

Gue keluar lift barengan Alvin. Tangannya masih gandeng tangan gue. Dan banyak yang ngeliatin gue. Duh.

Gue sama Alvin duduk di meja pojoknya Hooligans berdua.

"Temen-temen Hooligans lo mana?"

"Kenapa?"

"Gapapa."

"Gatau tuh. Palingan rooftop."

"Owh."

"Ini nona sama mas Alvin teriyakinya." kata ibu-ibu kantin itu.

"Lo suka teriyaki?" tanyanya

"Iya." jawab gue

"Wah kita sehati dong. Hihihi." kata Alvin.

"In Your Dreams."

Kita udah selesai makan.

"Ke rooftop yok. Gue mau ngenalin elo ke temen gue."

"Tapi gue malu."

"Gausah malu. Ada gue."

Baper sumpah.

Dia gandeng gue ke rooftop. Dan benar ada banyak Hooligans di sana yang lagi ngerokok. Termasuk Bang Bri. Dan gue satu-satunya cewek.

"Wei, Vin. Bawa sapa lo ke sini?" tanya seseorang.

"Bella. Pacar baru gue."

Degdegdegdegdegdegdeg.