"jangan bilang kalo saya yang datang ya tan,bilang aja ada yang nyariin".saran Zidan kepada wanita itu dan hanya dihadiahi anggukan manisnya,jika Nia tau perihal kedatangan dirinya pasti ia tak mau menemuinya.

Tak lama ada sebuah mobil mewah yang berhenti tepat didepan rumah Nia, Zidan mengernyit seakan ia pernah melihat mobil itu,kemudian turunlah laki-laki berpakaian santai datang menghampiri rumah Nia. sebuah senyum manis menyapa Zidan, ia seperti nya pernah bertemu dengan laki-laki ini,laki-laki ini duduk disebelahnya Zidan.

" nungguin siapa mas?" oh ya Zidan baru ingat,bukankah laki-laki ini yang berada diacara resepsi bang Aan dan bersam Ele waktu itu,tapi untuk apa ia kesini.

"hey mas,ngapain bengong aja,terpesona ya sama saya". David dengan segala sifat jailnya,ia pikir Zidan itu laki-laki gay apa?.

Sebenarnya David sudah tau siapa pria didepannya ini tapi ia hanya ingin sedikit membuat drama dalam kisah ini.bukankah hidup tidak akan menyenangkan tanpa adanya drama.

"nungguin Nia". jawab Zidan dengan tegas,tak lama sosok yang dirindukan Zidan pun datang. .

"sorry Vid,nunggu lama ya". rupanya Nia belum menyadari kehadiran Zidan disini,akhirnya David berdehem untuk menyadarkan Nia bahwa ada mantannya disini.

"ekheeem". deheman David membuat Nia mendongakan kepala dan tertegunlah dia.

"Zi...",jawab Nia gugup, cowok yang sengaja ia jauhi tiba-tiba datang dihadapannya,ini bukan mimpikan?.

Adegan tatap-tatapan pun terjadi disini,sebagai seorang psikolog jelas sekali David tau bahwa mereka sedang dilanda rasa dilihat dari tatapan mata keduanya.

"Nia maafkan aku".entah kenapa Zidan tak menggunakan basa-basi terlebih dulu dalam pembicaraan itu,d ia langsung to the point.

Nia masih terdiam dengan kegugupan dalam dirinya,bukan seperti ini keadaan yang ia inginkan,ia bahkan belum siap untuk melihat wajah mantan kekasihnya. ingin sekali air mata Nia mengalir tapi ia harus bisa membuktikan pada Zidan bahwa dirinya kuat,dia bukan wanita lemah yang masih terus berharap pada pria yang sudah menyakiti hatinya.

"huhhhhhhhh, aku udah maafin kamu kok Zi,tenang saja aku nggak akan marah sama kamu,anggap aja yang kemarin itu proses pendewasaan diri kita,gimana kita harus tetap tenang dalam memutuskan masalah". sungguh hebat wanita ini,dia begitu santai ketika mengucapkan itu semua, David bahkan terkagum oleh kecerdasan sang wanita itu,tapi entah Nia pandai bermain kata atau justru Nia pandai bermain ekspresi.

"Tap..tapi Ni,aku nggak enak sama kamu Ni,bagaimana kita bisa memulai lagi semua seperti dulu Ni?". tanya Zidan kepada Nia,kenapa lelaki itu malah tanya sama Nia.

"Nasi sudah menjadi bubur Zi,aku rasa kamu udah dewasa untuk menghadapi masalah ini"
singkat,padat,dan tentunya menusuk hati Zidan.

Zidan diam beberapa saat untuk mencerna maksud dari kalimat Nia.

"Oh ya Zi,aku mau pergi dulu sama David,bukannya enggak ngehargain tamu,tapi aku udah ditunggu David,maaf ya aku pergi dulu". Nia segera melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Zidan.

David yang sadar drama FTV didepannya sudah selesai akhirnya ia berdiri dari duduknya dan siap-siap untuk pergi.

"Tapi.. ni". terlambat, sudah Nia sudah masuk kedalam mobil David.

David yang masih berdiri didekat Zidan pun melangkah mendekati Zidan dan membisikkan kata yang singkat tapi mewakili semuanya.

IntrovertWhere stories live. Discover now