"Farhan tadi telepon katanya tiket ke Jogja abis terus dia coba mencari travel seperti yang kamu inginkan tapi sama saja,kosong",sambil melepas pelukannya, Ele mencoba mencerna ucapan sang bunda.

"jadi kemungkinan kamu gagal kejogja nak" pandangan ceria Ele memudar seketika liburan yang ia rencanakan jauh-jauh hari gagal begitu saja.

"hmmmmm,jadi aku nggak jadi liburan bun?,huh ini pasti cuma rencana bang Aan biar Ele nggak jadi liburan",tuduh Ele,memang hanya sang kakak yang sedari dulu masih belum bisa menyetujui rencana liburan Ele.

"Husst,nggak boleh bicara kayak gitu, abangmu udah rela pergi cari tiket buat kamu disaat hujan-hujan begini,mungkin memang belum waktunya buat kamu berlibur sendiri jadi sebagai gantinya gimana kalau kita bikin liburan bareng aja gimana? kan lebih enak, kalau kita liburan bareng nak" saran sang bunda. "nanti kamu bisa ajak pasangan imut dan lucu,Nja sama Zidan ya?kan bisa jadi temen buat kamu,lagian mereka berdua udah lama nggak keliatan" ucapan sang bunda membuat ele mematung seketika,bagaimana ia bisa berlibur bersama,untuk komunikasi aja mereka nggak pernah lagi. Ini bukanlah rencana bagus justru rencana ini hanya akan menjatuhkan Ele kedalam perasaan sakit yang sama.

"gimana?".

" mmmm... akuuu..nggak bisa bun"jawab Ele gugup,ia bingung mau jawab apa sehingga jawaban itulah yang keluar dari mulutnya.

" kenapa nggak bisa nak?" ,dengan sigap ele mengambil tumpukan kertas di mejanya,

"akuuu... harus mempelajari teks dialog ini bun,biar nggak kaku,bunda kan tau aku mau jadi dubber" terang Ele dengan cepatnya seperti roket yang menuju keluar angkasa(nggak secepat itu juga sih,wkwkwk).

" belajar dialog bisa dilakukan dimana saja,jadi nggak ada masalah kan?" entah mengapa mendengar ucapan sang bunda membuat Ele semakin gugup,a alasan apalagi yang harus Ele buat untuk menggagalkan rencana ini.

"lagian kamu sendiri yang meminta liburan tapi kenapa malah sekarang kamu enggak mau". Ele masih berkutat di pikirannya untuk memilih alasan yang paling ampuh yang bisa diterima oleh sang bunda.

"tiba-tiba saja badanku enggak enak bun,kayaknya aku mau sakit deh dan aku juga harus segera menyelesaikan beberapa tugas kuliah bun".sang bunda mengernyit heran mendengar alasan sang anak.
"yaudah kalau gitu kita tunda acara liburannya,tapi sebaiknya kamu istirahat dulu,ini udah malam dan tutup jendelanya,udara malam nggak bagus untuk kesehatan". ucapan sang bunda bagaikan titah penting untuk Ele,ia segera menutup jendela dan dalam hatinya dia berucap syukur karena acara liburan ditunda.

keesokan harinya

suasana rumah keluarga Ele hari ini begitu ramai,pasangan suami istri,Farhan dan Shinta sedang begitu asyiknya mengumbar kemesraan ala mereka. walaupun kali ini Farhan tak mengumbar kemesraan perkataan karna kali ini ia hanya mengelus-elus perut sang istri saja. sang bunda tak membolehkan sang menantu kesayangan membantu pekerjaan rumah pagi itu,sehingga semua pekerjaan ditimpakan ke Ele.

Peluh keringat menghiasai dahi Ele,sejak tadi pagi dirinya sudah disediakan dengan berbagai macam jenis pekerjaan rumah tangga,saat ini dia sedang mengepel lantai rumah.

"udahan kali bang berduaannya,sekarang bantuin Ele,kan mbak shinta nggak boleh banyak gerak jadi abang yang gantiin posisi mbak shinta" ucap Ele sambil mengepel lantai.
"iya mas,bantuin Ele tuh,kasian dia,apa mendingan aku aja ya bantuin dia" izin Shinta pada sang suami.

Mendengar hal itu Farhan langsung berdiri menghadap Shinta sambil menggerakkan jarinya tanda tak setuju dengan usul Shinta.

Farhan langsung bergerak mengambil alat pel dan langsung memelototkan matanya pada sang adik tanpa berucap satu katapun,yang dipelototi hanya bisa mengernyitkan dahinya. entah mengapa hari ini Farhan begitu irit dalam hal bicara,mungkin pribadi slengekan itu sedang puasa suara,a tau mungkin Farhan sedang sakit gigi,entahlah yang jelas hal itu membuat Ele merasa nyaman untuk sementara.

IntrovertWhere stories live. Discover now