" kamu kesananya sama siapa nak,emang berani pergi sendiri?" Tanya bunda Ele,tidak ada perasaan tersindir didiri Ele,karena memang kalian tahu sendirilah perihal keintrovetan diri Ele,belum ada sejarahnya Ele pergi jauh tanpa keluarganya.
Farhan membetulkan perkataan sang bunda dengan anggukan.
Farhan sadar betul perihal sang adik yang tidak berani berpergian jauh sendiri, apalagi alasannya kalau bukan keintrovettanya itu.
Ele bingung, pertanyaan sang bunda memang perangkap untuknya, ia berpikir sejenak lalu menatap sang bunda dengan berani.
"aku bisa berangkat sendiri,pake travel"jawab ele begitu yakin yang berhasil membuat semua orang yang ada disitu membuka mulutnya tanda , ralat hanya farhan yang melakukan aksi lebay itu menurut Ele.
"biasa aja nanti lalat-lalat pada masuk gua berbau menyengat itu, kan kasian sama lalat-lalat nya nanti mereka mati dengan alasan konyol, menghirup udara beracun" ejek Ele, Farhan tak menghiraukan ejekan Ele,dia malah berdiri dan mendekati kearah Ele dan bundanya.
"yakinn kamu?" Farhan berhasil menoel dagu indah milik sang adik sambil menunjukkan wajah tengilnya sekaligus serius,ekspresi aneh menurut Ele.
Ele mengangguk sangat yakin lalu ia melirik kearah bunda seakan meminta jawaban.
" kalau memang itu keputusanmu bunda ijinkan, lagian kamu udah gede sudah saatnya kamu belajar mandiri, belajar berani, nanti masalah tiket biar abangmu yang urus, abang mu kan berkeliarannya di terminal",tidak adik ataupun bundanya,mereka sama saja ,suka menyindir Farhan yang tak salah apa-apa itu,oohhh poor Farhan.
"ha ha ha,bener bun,bang Aan kan calo tiket, orang kata mbak shinta,dia pertama kali bertemu sama bang Aan diterminal pas bang Aan lagi melancarkan aksinya jadi calo",ejekan kali ini tak dibiarkan oleh Farhan begitu saja,mumpung posisi dirinya sedang bersebelahan dengan sang adik,dia langsung saja meluncurkan sebuah jitakan kepala yang agak menyakitkan,kelihatannya nggak tahu kenyataannya,hanya Ele yang bisa merasakannya.
Klotag
Ele nyengir sambil memberi tanda peace✌
" kok kamu tau aja sih el, mana waktu itu harga tiketnya mahal banget lagi, padahal kan yang beli bidadari dari khayangan",Farhan semakin dibuat geram karena sang istri ikut-ikutan mengejek dirinya,tidak sedikitpun bermaksid mau membantu sang suami,ucapan shinta mendapat jempol dari ele 👍.
Farhan melirik tajam kearah sang istri, sang istri yang mulai sadar mendapat tatapan tajam sang suami hanya memberi salam peace✌untuk sang suami.
"bunda.... itu semua cuma alasan Ele biar dia jauh dari tanggung jawab mengurus rumah bun",itu semua sebenarnya hanya alasan bagi Farhan untuk mencegah kepergian Ele,dia belum bisa melepas Ele begitu saja,dia tahu adiknya selalu tak bisa tenang ketika berada di keramaian dan biasanya yang bisa menenangkan keresahan hati Ele,kaliam pikir buat apa Farhan selalu bertingkah konyol di umurnya yang sudah dewasa ini,kalau bukan untuk menghibur adik introvert nya itu.
"Farhan sini duduk disebelah bunda" ajak Ibunda Farhan dan dia mulai mendekat kepada sang bunda.
"kamu tau mengapa bunda mengijinkan ele?",tanya bunda Ele dan dibalas gelengan kepala Farhan. "awalnya bunda nggak ngizinin ele berlibur kesana, tapi persepsi kamu yang menganggap bahwa mengurus pekerjaan rumah adalah kewajiban istri atau perempuan membuat bunda ngizinin ele,sekaligus juga bunda ingin agar Ele jadi pemberani tak bergantung denganmu lagi".
"lah kan emang bener bun, wanita itu wajib mengurus pekerjaan rumah, buat apa laki-laki nikah kalau bukan untuk mempermudah hidupnya dengan hal-hal seperti itu" curhatan Farhan yang disertai tawa kecil sang bunda.
"kamu kira, kamu nikah itu mau cari pembantu, kewajiban istri itu mengurus suami nak, bukan berarti kamu menikah langsung kamu terlepas dari tugas-tugas kamu, istrimu bukan pembantumu nak, para istri melakukan pekerjaan rumah itu karena ia sadar bahwa suami mereka telah lelah mencari nafkah untuk dirinya, jadi jangan samakan istrimu itu seperti pembantu, kalian menikah itu harus saling bantu-membantu , terus kalau seumpamanya kamu punya rumah sendiri apakah kamu akan membiarkan pekerjaan rumah menumpuk ketika istrimu tengah hamil",nasihat panjang lebar bunda didengarkan dengan baik oleh Farhan.
Shinta yang mendengar itu merasa terenyuh hatinya,bagaimana tidak,sang suami rela menjatuhkan harga dirinya,dianggap tak menghormati istri,padahal menurut Shinta,Farhan adalah suami hebat,setiap hari Farhan selalu membantu pekerjaan rumah yang dilakukan Shinta,bahkan ketika malam tiba laki-laki itu maaih sempat untuk memijat Shinta yang kelelahan walaupun Shinta tahu Farhan lebih lelah dibandingkan dirinya,dan sang suami rela segala hal yang dilakukannya tidak dianggap oleh bundanya sendiri,hanya karena dirinya tak ingin berjauhan dengan Ele.
Shinta tersenyum memandang Farhan yang masih setia mendengarkan nasehat ibundanya.
"hal itu hanya akan dilakukan oleh suami tidak tau diri bunda"sindir Ele.
"oke, sekarang abang ijinin kamu ke jogja, masalah tiket biar abang yang urus, kamu kapan liburnya terus?, berapa lama disana? "tanya Farhan,dia menahan rasa yang bergelut dihatinya,dia hanya akan ditinggal sang adik berlibur tapi rasa belum rela masih menghantui dirinya.
"paling dua mingguan disana, terus berangkatnya dua minggu lagi, hitungannya satu minggu setelah aku mulai libur"jelas Ele dengan senyum yang menampilkan deretan giginya.
"lumayan dua minggu jatah makanku bertambah,bisa nambah bobot",canda Farhan yang masih ingin mengajak bercanda dengan sang adik.
"mas",Shinta menyuruh sang suami untuk diam.
"oke kalau gitu"jawab Farhan yang dihadiai acakan rambut oleh sang bunda. Kebahagian terbesar dalam diri wanita tua itu melihat anak-anak nya rukun.
"nah gitu dong"ucap sang bunda.
Satu persatu penghuni rumah itu mulai meninggalkan ruang tengah untuk menuju kekandang masing-masing.
Farhan dan sang istri berjalan bersama, sebagai suami siaga farhan menggandeng tangan sang istri.
"aduuuh udah kayak hamil sembilan bulan aja, orang keponakanku aja terbentuk juga belum",ejek Ele pada sang abang, begitulah sikap Ele kadang deket kadang nyebelin, untung si Farhan sudah hafal dengan sikap sang adik, sekali Farhan tetaplah Farhan semarahnya dia sama Ele tetap saja Ele adalah gadis kecilnya yang wajib ia lindungi dari segala sikap lelaki bejat.
"berisik "gerutu Farhan. masih menuntun sang istri masuk kekamar.
"mas aku nggak mau mas berucap kasar lagi sama ele, mas ingatkan kalau sebentar lagi ada anak kita yang akan meniru tutur kata kita"pinta Shinta sekaligus sebagai peringatan untuk Farhan.
"iya my lovely wife, aduh tingkat kesensitifan istriku ini kok nambah banget ya"jawab Farhan.
"udahlah mas aku ngantuk"jawab shinta dengan nada bicara yang naik satu oktaf.
"cie marah, cie, yakin mau marah sama mass" goda Farhan kepada sang isteri, mungkin Farhan tidak tau jika sang istri ketika hamil ini sangat sulit menahan emosinya.
"diam atau mas tidur diluar" Farhan terlonjak kaget mendengar suara sang istri yang kali ini naik tiga oktaf, Farhan melirik sang istri yang entah sejak kapan sudah duduk disampinnya.
"astagfirullah, mimpi apa aku istriku jadi kuntilanak kayak gitu, ihhh mengerikan"canda Farhan sambil mengelus dadanya.
"abannnnnnng"timpukan bantal berhasil mengenai muka Farhan, dia yang mengetahui itu langsung berlari keluar, berniat kabur dari amukan hati sang istri.
"hufffft, biasanya kalau dibecandain pipinya langsung kaya kepiting rebus,lha ini malah ngamuk",helaan nafas Farhan jelas terdengar, Farhan mulai merebahkan dirinya di sofa. Nasib suami yang tidak mengikuti perkataan istri,tidur diluar kamar sudah jadi hukuman buatnya.
"nasib punya suami yang humoris itu ya kayak gini shin"lirih Farhan sambil memejamkan matanya.
-------------------
Hai hai hai, ini adalah part paling panjang yang pernah kubuat, maaf ya kalau masalahnya aku pending mulu, entah kenapa aku nggak tega buat masalah lama-lama.
Slow update
Salam persahabatan:tridiyan19
BINABASA MO ANG
Introvert
RandomON REVISI AND ON GOING introvert apa sih yang orang lain pikirkan tentang introvert?, orang yang tidak suka bersosialisasi,pendiam,penakut. tapi disini ele mencoba untuk mengubah pikiran orang tentang introvert. kisah cintanya pun juga unik, terjeba...
TKP-14
Magsimula sa umpisa
