"oke, aku akan pergi tapi maafkan aku El" kata zidan dengan sangat hat-hati.

Zidan ingin mendapat maaf dari Ele,ia merasa manusia paling berdosa karena sudah membuat dua wanita menangis karena ulahnya.

Beberapa menit ia menunggu jawaban dari Ele tapi Ele tetap diam, tak menjawab permintaan Zidan, dengan perlahan akhirnya  zidan mulai melangkahkan kakinya menjauh dari Ele,ia tahu Ele butuh waktu sendiri sekarang,dengan berat hati langkah Zidan mulai menjauh dari Ele.

Ele yang sedari tadi menunduk mulai mendonggakkan kepalanya karena ia rasa keberadaan Zidan sudah tidak ada disampingnya, ketika ia berhasil mendonggakkan kepalanya dan melihat punggung Zidan yang sudah mulai menghilang dari penglihatannya.

Ele lalu duduk di kursi taman didekat tempat ia berdiri tadi,dia harus mengistirahatkan dirinya terlebih dahulu.

Ele menginggat kembali perkataan zidan tadi 'aku sudah putus sama Nia',dengqn begitu mudahnya laki-laki itulah mengucapkannya,tak wdw rasa penyesalan didalamnya, Ele masih terus memikirkan mengapa zidan begitu bodohnya melakukan hal itu. Ele mulai mengahapus air matanya yang ia keluarkan sejak tadi,ia tidak pulang kerumahnya dengan keadaan mata bengkak pasti nantinya Farhan akan berpikiran yang macam-macam.

Ele mulai berdiri, bukan kebiasaan dia menangis di area umum, dia selalu menangis di dalam kamarnya, tapi jika ia pulang dengan keadaan seperti ini pasti seluruh keluarganya akan curiga, apalagi Farhan.

Elle mulai melangkahkan kakinya untuk pergi dari taman ini, dia sudah memutuskan untuk pergi ke toko buku tempat biasa yang ia datangi jika ia merasa jenuh, untuk sebentar ia mencoba untuk melupakan masalahnya.

Tak lama setelah ele berjalan sebuah tangan menghentikan langkahnya dan ketika ia membalikkan tubuhnya, matanya menangkap keberadaan Nia.

Kaget

Pastinya mengapa Nia bisa berada disini,apakah Nia mendengar percakapan antara dirinya dengan Zidan,sudah pasti Nia akan marah terhadapnya,bisa saja Nia berpikiran bahwa dirinyalah yang menyebabkan hubungan Nia dan Zidan hancur,segala jenis kemungkinan menyeruak di kepala Ele.

"Nia, kamu kok ada disini" kata Ele khawatir, sekali lagi dirinya khawatir jika Nia mendengar percakapan antaranya dan Zidan.

"seharusnya aku yang tanya sama kamu, kenapa kamu ada disini bukankah kamu paling anti berada ditempat umum sendirian, oh, atau karena kamu mau ketemu sama mantanku kamu bela-belain ngelawan keintrovertan mu itu" jawab Nia dengan nada kesal, kesal karena haruse mnghadapi ini, kenapa harus ele.

Ele kaget mendengar Mada bicara Nia yang mulai meminggi tak pernah ia mendengar Nia bicara seperti itu padanya,baru kali ini,apakah Nia sudah mendengar semuanya.

"maksudmu apa Ni?" tanya Ele masih tidak mengerti dengan perkataan Nia tadi.

"Jangan bilang kayak gitu El,kamu kan penghancur segala hubungan el, jujur dari hati yang paling dalam aku kecewa sama kamu, aku kira kamu benar-benar sahabat yang selalu menjaga persahabatan ini tapi apa sekarang kamu jahat El, kamu penghianat,kamu selalu dengerin ketika aku curhat sama kamu soal Zidan,twpi apa ternyata kamu sendiri suka sama Zidan, maafin aku kalau aku kayak gini, tapi ini yang harus ku lakukan El, hati ini hancur ketika zidan mutusin aku, tapi hati ini tambah remuk ketika mengetahui sahabatku sendirilah tersangka utamanya" ucap Nia panjang lebar dengan emosi,tak pemah ia emosi dengan Ele,namun kali ini ia benar-benar kecewa dengan Ele.

Sedangkan ele dibuat membeku mendengar perkataan Nia, lidahnya kaku untuk bicara yang sejujurnya, tangannya bergetar seakan tangan itu mendorong  agar ele mengucapkan segala kebenarannya, saking susahnya untuk membuka mulutnya tanpa sadar Ele mengeluarkan air mata lagi.

El masih berusaha untuk berucap hingga akhirnya ia berhasil mengucapkan satu kata.

"maaf" hanya itu yang keluar dari mulut Ele, darah Nia semakin mendidih mendengar perkataan Ele.

Sebenarnya Nia masih ingin. berharap jika Ele akan menjelaskan itu semua,namun ia kecewa mendengar Ele mengucapkan kata maaf,itu berarti Ele mengaku ia bersalah,dan ini semua benar,Nia masih berharap ini semua salah,namun semua sirna karena ucapan maaf Ele.

"itu semua nggak cukup El, aku rasa hari ini adalah hari terakhir kita untuk bersahabat, maaf El bukannya aku mau memutuskan persahabatan ini, tapi dengan sikapmu itu yang membuat hubungan ini harus berakhir,kamu sama sekali nggak berusaha untuk menceritakan semuanya El" kata Nia dengan nada kesal melihat sahabat atau mungkin sebentar lagi mantan sahabatnya itu hanya diam membeku.

Nia yang semakin kesal akhirnya meninggalkan tempat itu takutnya jika ia masih berada disini ia akan membuat hal-hal diluar akal sehat.

"selamat tinggal sahabat, maaf kalau selama ini aku sering merepotkanmu" kalimat itulah yang keluar dari mulut Nia, sebelum ia meninggalkan tempat itu.

"Ni" teriakan Ele tidak digubris oleh nia. 'dasar bodoh kenapa aku tadi nggak bisa bicara sih' gerutu Ele didalam hatinya, ele hanya bisa memukul kepalanya karena ia baru saja melakukan sebuah kebodohan.

Dengan air mata masih menghiasi wajahnya ia terus mencoba berpikir bagaimana ini semua bisa terjadi dalam hidupnya, Ele tau dia harus bicara dengan Nia tapi tidak sekarang ia harus menunggu waktu yang tepat.

Ele sudah memutuskan untuk pergi ke toko buku, mungkin kalau disana ia bisa melupakan masalahnya untuk beberapa waktu.

Disisi lain dengan air mata yang masih mengalir dan hati yang kesal Nia berjalan menuju mobilnya, entah apa yang ada dipikirannya tapi sekarang ia harus sampai dimobil terlebih dahulu.Ketika sampai mobil Nia membuka pintu mobil dengan kasar dan membanting pintunya, didalam mobil David yang sejak dari tadi melihat pertengkaran Ele dan Nia hanya bisa diam menunggu saat yang tepat untuk mulai bicara.

Dengan perasaan kesal Nia memukul-mukul segala benda yang ada didalam mobilnya, sedangkan David masih diam melihat tingkah laku nia.

"aku kira kamu itu sahabat yang baik el,tapi ternyata..arghhhhh" gerutu Nia, David  sudah mulai memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

"thanks kamu udah mau megang janjimu  buat nggak nyakitin Ele" kata David hati-hati.

"mau bagaimanapun Ele itu sahabatku yang dulu selalu ada buatku tapi sebesar apapun aku membencinya hati ini tetap nggak bisa" kata Nia sambil menangis.

Setelah ucapan itu mereka berdua diliputi keheningan hingga suara David memecah keheningan itu.

"ehmmm, kita mau kemana nih?" tanya David karena sudah hampir setengah jam mereka berada di dalam mobil.

"bisa anterin aku kerumah" pinta Nia kepada David, David yang mendengar permintaa nia hanya mengangguk dan mulai menghidupkan mesin mobil.

"Sebentar,aku nggak ngerti alamat rumahmu dimana",ucap Nia.

"Yaudah,kalau gitu anterin aku ketempat yang tenang buat ngehilangin masalah ini" suara nia membuat David terkejut. berpikir sejenak mencari tempat yang bagus untuk Ni.

"ehm , oke" ucap david simple, sesingkat itu karena dia tidak mau membuat percakapan panjang ketika sedang mengemudi, ia hanya ingin fokus.

Tak butuh waktu lama David sudah memarkirkan mobilnya dan dia mulai menyadarkan Nja yang sedang mendengarkan musik sambil memejamkan matanya.

Nia bilang dia harus mendengarkan musik ketika punya masalah karena musik adalah penyalur emosi terbagus.

David mengguncangkan bahu Nia, Nia yang sedari tadi menikmati lagu favoritnya pun membuka matanya dan mendapati mobilnya sudah terparkir di sebuah tempat.

Iya sebuah tempat tapi bukan tempat seperti inilah yang Nia butuhkan.

----------------
thanks buat para readers yang mau menghargai karya saya yang jauh dari kata sempurna ini.

salam persahabatan:tridiyan19

IntrovertWhere stories live. Discover now