Dua

0 0 0
                                    

"Dingin" kata itu tiba tiba jadi kesayangan semua orang. Ya Tuhan, lihat wajah Dini, dia sangat mahir berdandan. Aku? Aku tahu ini agak lebay tapi kulit jariku sudah mengkerut, dan aku kehilangan pigmen kulitku!

Dingin, gelap, tidak juga tapi ini memang buram, ah bibirku sampai bergetar. Bisakah seseorang menghentikan ini? Kumohon ini sangat konyol. Ayolah, ini tidak berguna sama sekali kan?
Apa? Kalian bingung? Baiklah, sekarang belasan anak sedang melakukan senam perahu di tengah lapangan berlumpur sambil menutup mata dan hujan deras! Can you imagine it?
Dingin mas bro!
"Hei! Kamu ngapain? Naikkan kakimu!" Sudahlah, percuma saja mau curi curi kesempatan. "Din, ini masih lama?" "Kayaknya sih" "Capek tau, dingiin" "Mendingan deh, daripada kayak biasanya" "Apanya yang mendingan?" "Daripada kamu ngeluh panas, haus, gerah kayak kemaren kan mending gini. Kalau haus kamu nggak perlu ngomel ngomel ke aku, mangap aja, air seger tuh" "😡", "Woy! SIAPA YANG SURUH NGOBROL?!!"
Oke fine, aku emang harus diem kayaknya.
*
"...dasar pada cengeng semua, baru begitu aja ngeluh..", "psst! Dini! Woey!" "Apaan?" "Kak Sunny mana?" "Tahu ah!" "Ish". Tiba tiba Dini menarik narik bajuku, seperti melihat Taylor Swift saja, "ituuu" bibirnya menunjuk nunjuk, itu Kak Sunny, dan
Kak David

Berdua lagi! Ish, lebay sekali sih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bongkahan KristalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang