chapter 1

6.2K 400 8
                                    

Konoha, 2015

"Ya, tuhan, naruto. Jangan panik. Pokoknya ..... jangan .... panik. "

Sambil menarik napas dalam-dalam, Uzumaki Naruto menekan tangan ke perutnya yang mendadak terasa mual, lalu melihat vas tanah liat yang berserakan di lantai.

Oke, jadi ia merusak sebuah vas. Lebih dari merusak. Ini meremukan, dan menghancurkan nya, naruto dengan enggan. Ya, sudahlah. Tidak akan membuat dunia kiamat.
Sebuah vas hanyalah vas. Benar kan ?
Tiba-tiba naruto meringis. Tentu saja vas bukan hanya sebuah vas..... kalau vas itu sebuah benda langka. Tak ternilai. Sebuah vas yang lebih cocok disimpan di museum. Sebuah vas yang diinginkan para kolektor benda antik dan.... Sial!

Serangan panik mulai menguasainya.
Ia telah menghancurkan sebuah vas zaman dinasti Ming yang tak ternilai harganya.

Bagaimana kalau ia kehilangan pekerjaannya? Kalau memang yang dikerjakannya sekarang memang bisa disebut pekerjaan. Ia selalu merasa masuk ke alam lain setiap kali melangkah ke dalam sebuah rumah besar terletak dipinggiran kota konoha itu. Tapi pekerjaannya sebagai pendamping hinata tidak telalu rumit. Dan gajinya pun jauh lebih ketimbangan bekerja sebagai pelayan di bar murahan.

Hal terakhir yang diinginkannya adalah kembali mengangur. Atau lebih butuk.....Bagaimana kalau ternyata ia harus membayar vas yang sudah di hancurkannya itu ?
Walaupun akan ada diskon setengah harga di sebuah toko lokal yang menjual barang-barang antik, ia tetap tidak akan bisa melunasinya sampai tujuh keturunan. Itu pun kalau vas itu bukan satu-satunya.

Naruto merasa kepanikan nya semakin menjadi-jadi. Hanya satu hal yang bisa dilakukan. Tindakan orang dewasa yang bertanggung jawab. Sembunyikan barang bukti. Setelah diam-diam melihat sekeliling ruangan, dan yakin bahwa ia sendirian, ia pun berlutut dan mengumpulkan pecahan vas yang berserakan di lantai marmer yang halus.

Rasanya tidak ada yang sadar kalau vas ini hilang, ia berusaha meyakinkan diri. Hinata seorang penyendiri. Tapi dua minggu belakangan ini naruto sering kali melihat nya mondar mandir di dalam rumah. Kalau bukan karena kehadiraannya yang sebentar tapi cukup sering untuk meminta naruto menyiapkan ramuan herbal menjijikan yang diminumnya dengan rakus, naruto akan mengira kalau wanita itu bisa melayang.

Hinata tidak mungkin akan berkeliling seluruh rumah untuk menghitung semua barangnya.

Naruto harus memastikan bahwa ia tidak meninggalkan jejak apa pun dari kejahatan yang dilakukannya maka semuanya akan baik-baik saja. Tidak akan ada yang tau.

TIDAK ADA

"Ya ampun aku tidak menyangka akan melihat mu berlutut seperti ini dobe. Sebuah posisi menarik yang bisa mengarahkan ke banyak kemungkinan yang menggoda." Sebuah cemooh terdengar dari pintu masuk ruangan itu.

Naruto menutup matanya dan menghela napas dalam-dalam ia pasti dikutuk, jelas sudah apa lagi yang bisa menjelaskan kemalangan yang menimpahnya berturut-turut ?

Untuk sesaat ia tetap memunggungi asal suara itu berharap sia-sia kalau penghuni lain di rumah hinata, uchiha sasuke yang sangat menjengkelkan itu lenyap. Itu bisa terjadi kan ? Bisa saja tiba-tiba terjadi kebakaran atau tiba-tiba muncul lubang tak berdasar yang menganga atau juga gempa bumi yang muncul sewatu-waktu. Sayangnya tanah tidak terbuka untuk menelannya, detektor asap pun tidak menyala. Lebih buruk naruto bisa merasakan pandangan sasuke yang geli, bebas memandangi tubuhnya yang tegang.

Sambil mengumpulkan sisa-sisa harga dirinya, naruto memaksakan diri untuk berbalik sambil tetap memengang vas yang rusak itu di balik punggungnya menyadari adanya pembawa sial di dekatnya.

Tapi sasuke tidak terlihat seperti pembawa sial sama sekali justru ia lebih mirip pangeran tampan yang berbahaya. Masih berlutut di lantai, perlahan naruto melihat sepatu bot dan sepasang kaki kokoh yang dibalut dengan celana jins lusuh pandangan naik ke atas dan melihat kemeja sutra hitam yang menggantung longgar di tubuh sasuke. Longgar tapi tidak telalu longgar pikir naruto dengan nakal. Naruto cukup malu mengakui bahwa selama tiga bulan terakhir ini ia sering mencuri pandang ke arah tubuh kekar sasuke yang tersembunyi di balik kemeja sutranya. Baiklah mungkin bukan mencuri pandang lebih tepat nya menatap, tepana, melongo kadang-kadang sampai mengeluarkan air liur. Memangnya pria dan wanita mana yang tidak akan begitu. Naruto terkadang merasa iri jika melihat bentuk tubuh sasuke yang berbeda sangat jauh dengan tubuh yang dia miliki. Sambil mengeretakkan gigi ia memaksa wajahnya untuk menatap wajah putih sasuke, seputih pualam yang terpahat sempurna. Alis hitam tebal, tulang pipi tinggi dan bibir tipis yang menggoda semua itu berpadu dengan keanggunan yang berbahaya. Wajah seorang kesatria. Seorang pemimpin. Sampai orang melihat mata nya yang Berwarna onxy hitam.

Mata itu terlihat sangat menggangu. Tatapannya yang tajam kejam dan dingin seakan akan menertawakan dunia dan segala isinya. Mata seorang "bajingan", lengkap dengan rambut hitam yang tumbuh melawan gravitasi yang menurut naruto seperti pantat ayam.

Sasuke adalah seorang predator yang akan mengunyah dan memakan wanita atau pria yang di inginkannya dengan mudah termasuk naruto. Itu pun kalau sasuke akan memperhatikan seorang seperti naruto.

"Sasuke. Apa kau harus menyelinap seperti itu ?" Tanya naruto dengan nada menuntut sambil masil tetap menyembunyikan serpihan barang berharga itu di belakang punggung. Sasuke terdiam sesaat sambil menimbang pertanyaan naruto sebelum akhirnya ia menjawab
Hn sambil memasang wajah datar khasnya.

"Tidak, aku tidak harus menyelinap" jawab sasuke dengan suaranya yang bariton . "Aku hanya suka melakukannya."

"Well, itu bukan kebiasaan yang baik."

Hn

Rasa nya aku ingat ada sebuah vas Dinasti Ming langka yang di letakkan di meja ini. Katakan padaku dobe kau menjualnya atau memecahkannya ?

Sial ia tau Naruto berusaha memikirkan kebohongan yang cukup masuk akal untuk menjelaskan hilangnya vas itu. Atau untuk saat ini kebohongan apa pun tidak peduli masuk akal atau tidak. Sayang sekali naruto tidak pernah bisa berbohong dengan baik. Dan jemari sasuke yang dingin menempel di pipi naruto tapi naruto justru merasa tubuhnya memanas.

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu ," kata naruto akhirnya.
"Apa?" Alis sasuke terangkat.
"Dobe."
Kenapa?
Karena aku tidak bodoh
Benarkah
Iya
Ck ck ck sasuke berdecak seraya menyentuh bibir naruto dengan lembut dengan jemari nya Dobe

Twich

Twich

Twich

Temeeeee berhenti memanggil ku dobe kalau tidak aku akan menghajar wajah mu yang tampan sampai hancur sehingga nona hinata tidak akan sudi mau menerima mu menjadi kekasihnya lagi dan membayar semua tagihan mu ?
Jadi menurut mu dobe aku ini kekasih nya hinata ?

Memang iya kan ?

Apa karena itu kau membenci ku ? Karena menurutmu aku berbagi ranjang dengan hinata ?

Aku membencimu karena aku tidak menyukaimu.

Kau mungkin tidak menyukaiku dobe tapi toh tidak menghentikanmu untuk tetap mengingikanku.

Naruto merasa jantungnya berhenti berdetak seraya tetap menahan diri untuk tidak menutup jarak yang terpisah di antara mereka dan mengakhiri penderitaanya.ciuman. sekali saja perasaan itu mengelitiknya hampir tak tertahankan. Tidak, tidak. Memangnya ia mau menjadi lelucon hanya untuk melepaskan kebosanan pria ini ?

Kau tau teme aku sudah pernah bertemu orang yang paling berengsek, tapi kau......

Hinaan itu langsung berhenti saat itu juga ketika tiba-tiba udara menyengat sangat panas . Rasanya tersambar petir.

Masih terpaku karena rasa sengatan itu naruto menengok ke arah tangga dimana terdengar suara detumam keras. Suaranya memenuhi seluruh rumah merasa terkejut naruto pun terjatuh ke belakang napas nya tersekat di tenggorokan. Naruto diam selama beberapa saat setengah berharap atap akan jatuh menimpahnya atau lantai membuka dan menelannya.
Apa yang terjadi gempa bumi? Ledakan gas? Kiamat?
Kejadian tadi membuat beberapa lukisan terjatuh dan memimpa beberapa meja. Tiba-tiba vas ming yang ia pecah kan terlihat sangat pas dengan semua pemandangan itu.

Naruto terbaring di lantai berusaha menenangkan diri ketika didengarnya geraman pelan tapi cukup pelan sehingga membuat buluk kudunya bediri. Berusaha bangun naruto melihat sekeliling foyer yang hampir porak poranda, dan tidak ada sasuke dahi naruto berkerut pasti tadi ia sempat tidak sadarkan diri untuk sekejap. Sasuke pasti pergi untuk memeriksa kerusakan yang ada atau mencari bantuan atau memeriksa keadaan hinata naruto tidak suka dengan pemikiran nya yang terakhir naruto merasakan sakit di dada dengan memikirkan hal tersebut. Berusaha untuk berdiri dan melangkah tegap naruto pun berjalan menaiki tangga yang menujuh ruangan utama. Di ujung sayap timur , pintu kamar hinata sudah terbuka lebar dan naruto masuk melewati ambang pintu
Dan saat itu juga ia langsung terpaku

Pleasee vote nya n komentarnya

Sang Pelindung (Sasunaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang