Bab I

28.2K 903 18
                                    

Malam ini dingin hingga terasa menusuk tulang
Gamis baby pink serta khimar senada yang ku kenakan tak mampu menghangatkan tubuhku, hingga kulingkarkan kedua tanganku memeluk tubuhku
Suhu dingin diperburuk dengan turunnya hujan deras ditengah kota surabaya ini
Sudah 2 jam aku menunggu angkutan umum di halte bis Darmo ini seorang diri. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Namun bis, angkot , ataupun taxi tak ada yang terlihat.

"Assalamualaikum mbak "

"Astaghfirullah" aku kaget karena kukira aku seorang diri di halte ini

"Waalaikumsalam mbak, maaf saya kaget , saya kira tadi saya disini sendirian" jawabku

" nggak papa mbak saya juga baru datang kok"

Cantik, itu kesan pertama yang kulihat pada gadis yang kira-kira masih berumur mungkin 20 tahun seumuran denganku. Ia menggunakan rok panjang peach dengan atasan baby pink yang dupadukan dengan kerudung putih yang menutupi dada menambah kesan manis dan sholehah pada gadis ini. Wajah gadis ini mengingatkanku dengan seseorang, seseorang yang selalu kusebut dalam do'aku yang telah menyakitiku sekaligus menyadarkanku hingga aku memutuskan untuk berhijrah.

"Mbak " gadis itu menepuk pundakku

"Kok melamun lagi ?" Tanyanya heran

"Eh, enggak kok mbak. Mbak mau kemana malem - malem ? "
Tanyaku mengalihkan pembicaraan

" mau pulang mbak, tadi dari kampus nunggu dijemput tapi kok nggak dijemput-jemput " jawabnya sambil mencabikkan bibirnya lucu. Aku pun ber 'oh' ria

"Mbak sendiri mau kemana ? " tanyanya balik

" mau pulang mbak nunggu angkutan umum nggak lewat lewat "
Jawabku sambil tersenyum mengasihani diri sendiri

"Loh mbak jam segini disini memang udah jarang angkutan lewat"

Haduh gimana dong, aku pulang dengan apa ? Pasti kamima teman satu kosku udah khawatir karena aku nggak pulang-pulang.

" gimana kalau nanti mas saya njemput biar mbak saya antar aja ? " tawarnya.

Mas ? Laki dong ? Aku nggak biasa satu mobil dengan laki laki, tapi enggak enak kalau nolak kebaikan orang juga.

" mbak ? "

" eh oh iya mbak makasih sudah nawarin tapi enggak enak mbak sama mas nya " tolakku sehalus mungkin

" mashaAllah , mbak santai aja sama mas imam. Orangnya baik kok, lagian mbak nggak semobil kok sama mas imam kan ada saya " bujuknya.

Mau bagaimana lagi, sayang kan lalau ditolak enggak enak juga soalnya mbak ini maksa. Dan akhirnya aku mengangguk.

" oh iya nama saya maryam , mbak siapa ? "

Maryam , nama dari ibu nabi Isa . Wanita utama dalam . Subhanallah cocok sekali nama maryam untuk maryam dihadapanku ini

" saya mutiara , panggil aja mutia " jawabku seraya menjabat tangan maryam.

Dan detik kemudian terdengar klakson dari mobil di hadapan kami. Maryam terlihat bicara sebentar kepada pemuda yang berada di kursi samping pengemudi. Kemudian ia mempersilakan aku masuk bersamanya di kursi penumpang

" assalamualaikum " salamku seraya duduk di kursi bersebelahan dengan maryam

" waalaikumsalam " jawab mereka serempak

" mas imam ini mutia temen baru maryam "

" terimakasih ya maryam sudah mememani maryam di halte "

Deg. Suara itu ??? Apa itu benar dia ? Tapi kenapa namanya imam ??? Mungkinkah hanya perasaanku aja ??? Atau....

_______________________________________________________________________

Assalamualaikum, salam kenal ya
Ini cerita pertama aku maaf kalau banyak kesalahan dan typonyaa. Kalu mau ngasih saran monggo di komen

Jangan lupa vote yaaaaaaaaaa

Terimakasih

Cinta DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang