Part 2 [Her?]

3.1K 143 5
                                    

Alexsha mencoba untuk tidak peduli lagi kalau Vino melarangnya untuk menjenguk. Jangan salahkan dirinya. Karena bukan Alexsha namanya kalau tidak perhatian. Justru seharusnya Vino senang kalau pacarnya itu datang kan?

Perempuan yang saat ini mengenakan jaket merah, meminta Lulu untuk menemaninya datang ke rumah Vino. Sebelumnya ia sudah mampir ke toko buah untuk membelikan Vino buah apel dan jus alpukat. Favorit laki-laki itu.

"Lo yakin Sha mau ke rumah dia?" tanya Lulu di balik kemudinya.

Alexsha menatap ke arah jendela di sebelah kiri. "Iya. Gara-gara lo, gue jadi curiga sendiri."

Melihat Alexsha yang gelisah, Lulu tersenyum geli. Sahabatnya ini memang sangat jutek dan keras kepala. Tapi sebenarnya Alexsha itu perhatian dan setia. Maka itu, Lulu tidak mau Alexsha ataupun Via dijahati oleh lelaki manapun.

Mereka baru saja sampai di depan rumah Vino saat tiba-tiba telepon Alexsha bergetar.

"Vino telepon." ucap Alexsha sedikit panik.

"Ya terus? Bilang aja kita di depan." sahut Lulu acuh tak acuh sembari memarkir mobilnya.

"Kan dia nggak ijinin gue buat jenguk."

"Kan katanya lo udah nggak peduli kalo dilarang lagi?"

Membenarkan perkataan Lulu, Alexsha akhirnya mengangkat telepon dari Vino.

"Udah pulang?" suara berat khas Vino langsung terdengar ketika Alexsha mengangkat teleponnya.

Suasana di sana terdengar sangat ramai. Dan Alexsha mengernyit ketika merasa tempat itu bukan seperti  klinik. Tempat itu lebih seperti... kafe.

"Udah. Aku di depan rumah kamu. Bawain kamu buah-buahan nih." kata Alexsha. "Aku masuk ya."

Vino yang mendengar perkataan Alexsha langsung menegakkan tubuhnya hingga perempuan di sebelahnya sekarang bertanya kenapa.

"Loh? Kan aku udah bilang nggak usah jenguk. Ak-aku lagi di Klinik, Sha. Nggak ada di rumah."

"Sama siapa?" Alexsha mengerutkan alisnya. "Klinik mana? Dokter Tobi? Aku samper aja."

Laki-laki itu semakin bingung harus menjawab apa. Segenap rasa bersalah berkumpul di balik rusuknya karena harus membohongi Alexsha.

"Bukan di dokter Tobi. Aku sendiri juga kok. Udah kamu pulang aja yah."

"Ya tapi-"

"Ini giliran aku masuk. Bye, i call you later."

"Eh, Vin-"

Kemudian sambungan terputus.

"Ih?" Alexsha mendengus.

"Kenapa?" Tanya Lulu.

"Katanya dia lagi di Klinik. Sendiri dan bukan di klinik yang biasa dia ke sana. Terus suruh gue pulang dan tiba-tiba dimatiin." Alexsha menghela napas kecewa dan memasukan ponselnya ke dalam kantung seragam.

Lulu spontan tertawa ngakak. Ia menggelengkan kepala. "Heran sama lo. Galak dan jutek. Tapi kalo udah sama Vino malah nggak bisa marah. Berubah jadi putri yang malu-malu najis."

"Apa sih lebay!"Alexsha mencebik. "Terus ini gimana sekarang?" tanya perempuan itu sembari mengangkat kantung buahnya.

"Anjir ya emang. Lo pacarnya tapi malah nanya gue? Ya turun lah. Masa iya buahnya balikin ke toko? Titipin aja buahnya ke orang rumah." ucap Lulu sambil membuka pintu mobilnya.

----------

"Tante Siscaaa," panggil Alexsha saat sampai di depan pintu utama rumah Vino. Ia kemudian menekan bel dua kali.

Found YouWhere stories live. Discover now