"udah ah masuk aja yuk" kata Zidan.
"Dasar pasangan pelit modal"gerutu Bang Aan dan berhasil mendapat cubitan kecil dari Mbak Shinta.
"pak pesen bakso super muantap and pedes 5 , terus es teh nya juga 5 ya" kata Nia.
"baik mbak" kata pelayan tadi.
Setelah beberapa menit pesanan pun datang.
Mataku terbelalak ketika melihat bakso yang besarnya minta ampun ditambah kuahnya yang menggoda , sambelnya yang merah merona sedang melambaikan tangannya seakan dia siap membuat bom dimulutku.
"silahkan makan kawanku" kata Nia.
Aku pun memakan dengan lahapnya sampai tidak mendengarkan perkataan dua pasangan ini, tapi ada pertanyaan yang bikin aku penasaran.
"Zi, Ni panggilan sayang kalian apa?" tanya Mbak Shinta
"Zizi sama Nini Mbak"
"uhuuk uhuuuuuk" aku batuk setelah mendengar perkataan Nia barusan.
Busyeet masa panggilan sayang Nini kalau Zizi sih masih mending, tapi kalau Nini......
"kamu kenapa El?,ini diminum dulu es nya" tanya Zidan sambil menyodorkan es teh kepadaku dan langsung saja ku terima.
"nggak papa" bukan aku yang menjawab tapi Bang Aan.
"hahahahahahah" tawaku mengeleggar sambil menutup mata tapi kenapa pada diem.
Setelah aku membuka mata, kudapati semua mata tertuju padaku
,aku udah biasa kok jadi pusat perhatian jadi walaupun aku sedang tertawapun orang-orang memperhatikanku, walaupun aku sedikit risih sih, inget aku itu introvert.
"ada apa, emang ada yang aneh?" tanyaku.
"justru aku yang tanya kok kamu malah ketawa sih, emang ada yang lucu?" tanya Zidan.
"nggak kok nggak papa" kataku.
Setelah selesai Nia dan Zidan mengantarku sama Mbak Shinta dan Bang Aan.
Setelah beberapa menit,kita semua sampai di rumahku.
"makasih ya Nini dan zizi" sindirku setelah sampai rumah.
"apaan sih El, yaudah aku balik langsung ya, byeeee".
"byeeeee".
Shinta POV
Entah kenapa aku bisa merasakan sikap aneh milik calon adik iparku ini, entah kenapa sikap dia sangat aneh.
"Mas, boleh aku bicara serius sama Mas" kataku ketika Mas Farhan akan pergi.
"boleh dong Sisiku, wah lucu juga ya gimana kalau panggilan kita diganti jadi Sisi dan Fafa, eh kok Fafa nggak jadi ajalah jelek banget namaku kalau begitu" kata mas farhan becanda.
"serius mas" kataku serius.
"oke-oke".
"apakah mas menyembunyikan sesuatu dariku?, kataku.
"sesuatu apa?" tanya mas farhan.
"sesuatu tentang Ele".
"Ele?" katanya.
Aku mengangguk
"Mas jangan bohong, aku tau mas".
"oke gini, emang ada tapi Abang udah janji sama Ele kalo Abang nggak boleh bocorin ini semua" kata Mas Farhan serius.
"kalau kamu mau tau kamu bisa tanya sama Ele langsung, mas nggak berhak bongkar ini".
Aku menghargai apa yang dilakukan Mas Farhan.
"oke, aku akan tanya langsung sama Ele" kataku.
"silahkan aja"ucapnya.
tok tok tok
Ku ketuk pintu kamar milik Ele
"masuk" suara Ele terdengar.
Kubuka pintu dan masuk ke kamar Ele.
"Mbak Shinta, mbak kok masih disini, kangenyaa sama Bang Aan" kata Ele menggodaku.
"kamu itu bisa aja, mbak akan pulang kalo pertanyaan mbak akan kamu jawab dengan jujur".
"maksudnya?"
"kamu suka sama Zidan"
"ah pasti Bang Aan yang kasih tau",ucapnya dengan nada kecewa.
"bukan, abangmu itu emang jago dalam hal mejaga rahasia" kataku menyakinkan dirinya bahwa Mas Farhan tidak salah dalam hal ini.
"maaf Mbak bukannya aku nggak percaya sama Mbak tapi aku paling nggak bisa dengan yang namanya curhat".
"Ele percaya sama mbak, mbak ini akan jadi kakakmu, kita akan jadi keluarga El" kataku menyakinkan Ele.
"oke aku akan cerita sama Mbak" katanya dengan pasrah.
"mbak akan jaga rahasiamu".
"iya mbak , aku emang suka sama Zdan tapi aku sekarang sudah nggak suka lagi kok mbak, aku rasa cinta itu hanya cinta monyet" katanya dengan menampakkan mimik wajah tersenyum.
"mbak tau kok El, itu bukan cinta monyet tapi yang kamu lakukan ini hanya gak mau kalau persahabatanmu dengan Nia hancurkan?" kataku.
ele hanya bisa mengangguk.
"Kamu memendam semua ini karena kamu tau jika kamu mengungkapkannya Nia pasti akan kecewa berat denganmu dan akhirnya persahabatan kalian hancur,dan itu tindakan yang bagus El,Mbak bangga sama kamu",jujurku.
"sekarang saatnya kamu itu bangkit El, kamu nggak boleh lemah cuma gara-gara ini".
"makasih mbak".
"sama- sama El,udah itu aja yang ingin Mbak tanyakan sama kamu, Mbak langsung pulang aja ya takut ke sorean" kataku.
"iya mbak, hati- hati ya mbak".
Aku mengangguk dan memeluk Ele,disaat aku masih memeluknya aku membisikkan sesuatu.
"tuhan nggak bakal salah El, jodoh pasti bertemu kok,sekarang dia memang milik Nia tapi suatu saat nobody knows" kataku.
Kurasa Ele tersenyum mendengarnya dan mengangguk di dalam pelukakan kami.
Ki lepaskan pelukanku dan pergi meninggalkan Ele.
Setelah sampai diluar kamar Ele.
"gimana udah tau?" Tanya Mas Farhan.
Aku duduk disamping Mas Farhan.
"aku udah tau mas" kataku antusias.
"terus pendapatmu gimana?" tanyanya.
"gimana kalau kita usahain dia buat bisa ngelupain Zidan".
"caranya?" tanya Mas Farhan lagi.
"kita kenalin dia sama cowok" kataku .
Mas Farhan terlihat kaget.
"terus cowoknya siapa, mas nggak mau cowoknya itu sembarangan, kamu tau kan sifatnya dia".
"jadi cowoknya siapa?" tanya mas Farhan.
"gimana kalau....".
-----------------
hai readers gimana ceritanya kalau bagus dan suka jangan lupa vomme ts nya.
salam persahabatan:tridiyan19
YOU ARE READING
Introvert
RandomON REVISI AND ON GOING introvert apa sih yang orang lain pikirkan tentang introvert?, orang yang tidak suka bersosialisasi,pendiam,penakut. tapi disini ele mencoba untuk mengubah pikiran orang tentang introvert. kisah cintanya pun juga unik, terjeba...
TKP-6
Start from the beginning
