Extra Part: Hari Kelahiran

Mulai dari awal
                                    

Luke terlihat tidak begitu mendengarkan perkataan Claire tadi. Dia malah bertanya dengan pelan, "Menjadi.. vampire.. ?"

"Yah.. kurasa aku sudah cukup dewasa sekarang. Jadi.. untuk ulang tahunku nanti, aku ingin terlahir kembali, menjadi vampire, "

Luke tak memberi tanggapan sama sekali. Yang dia lakukan hanya kembali menjalankan motornya dengan pelan. Sedangkan otaknya sibuk memikirkan keinginan Claire tadi.

Claire tidak mencoba untuk membuka percakapan kembali. Dia tahu bahwa Luke pasti perlu untuk memikirkan keinginannya. Terlebih dia sedang sangat mengantuk. Jadi, yang gadis itu lakukan sekarang hanyalah memejamkan mata dengan keadaan setengah sadar seraya memeluk tubuh dingin Luke.

Malam itu suhunya begitu dingin. Meski begitu, para vampire kebanyakan sudah berkumpul di satu rumah hanya untuk menjalankan pesta dan aktivitas lainnya. Tapi di sepanjang jalan yang dilewati mereka berdua malah begitu sepi. Hanya ada satu atau dua vampire saja yang lewat.

Claire nyaris saja benar - benar tertidur karena udara malam yang mendukungnya. Tapi dia tetap bertahan dengan keadaan setengah sadarnya. ‎Lalu akhirnya Luke pun memelankan laju motornya dan sampailah mereka di halaman Kastil Darwene. ‎

"Nah, sudah sampai, " gumam Luke dengan pelan seraya mematikan mesin motornya. Setelah mematikan mesin motor, vampire itu pun melepaskan helmnya, sementara itu Claire pun melepaskan pelukannya dan membiarkan kekasihnya berdiri.

Luke mengulas senyum tipis melihat tingkah gadisnya yang tetap duduk dengan kepala tertunduk dan kedua mata terpejam. Kedua tangannya terulur untuk melepaskan helm dari kepala Claire.

"Mau kugendong?" tawar Luke yang dengan jahilnya mengacak rambut Claire. Tapi Claire tidak kesal, dia hanya tersenyum dan mulai mengganti posisi duduknya. Dengan wajah yang terlihat begitu letih dan mengantuk dia menatap Luke lalu mengangguk dengan senyuman terlukis di sana.

Setelah menaruh helm Claire, Luke pun berbalik badan dan merendahkan tubuhnya. Sedangkan Claire langsung mengalungkan kedua lengannya di leher Luke dari belakang. ‎Dengan cepat Luke pun mulai menggendong Claire di punggung dan berdiri kembali. ‎

"Lain kali atur waktu belajarmu, Claire, " ucap Luke. Claire yang dinasihati hanya mengangguk pelan tanpa mendengar pasti apa yang Luke katakan.

Entah kenapa Claire begitu nyaman tertidur dengan keadaan setengah sadar seperti itu. Dia masih senang menghirup aroma tubuh Luke yang baginya tetap memabukkan. Sesekali Claire juga bergumam tidak jelas secara tidak sadar. Sedangkan sang penggendong hanya dapat tersenyum samar melihat bagaimana tingkah lucu Claire di saat tertidur setengah sadar.

Langkah kaki Luke terhenti di saat mereka sudah berada di depan pintu kamar Claire. Dia mengambil kunci kamar Claire dari saku celananya lalu mulai memutar kunci. Sebenarnya kunci kamar itu sudah diberikan kepada Claire, tapi gadisnya itu menitip kuncinya sebelum mereka pulang ke kastil tadi.

"Sudah sampai.." ucap Luke yang baru saja menyalakan lampu dan menutup pintu kamar.

Dengan berat hati Claire membuka kedua matanya dan mengulas senyum, "Terima kasih, Luke,"

"Hm.." Luke hanya mengangguk dan mulai merendahkan tubuhnya untuk melepaskan Claire dari gendongannya.

Claire pun melepaskan kedua tangannya dan mulai berdiri, "Kurasa besok aku benar - benar akan bangun siang."

---------------

"Masih mengantuk?" tanya Luke seraya melirik Claire yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Claire mengangguk. Gadis itu melangkahkan kakinya dengan gontai menuju kasur. Lalu tanpa berkata apa - apa lagi, Claire menghempaskan dirinya ke kasur. Sementara itu, Luke hanya menggelengkan kepalanya begitu melihat tingkah gadisnya yang terkadang tetap saja kekanak - kanakan.

Pure VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang