The Biggest SeoHan Shipper

634 32 3
                                    

***

"Yah, yah, coba lihat ini!" seorang yeoja terlihat menyikut seseorang di sampingnya yang kemungkinan besar adalah kekasihnya. yeoja itu terus menyikut namja itu karena si namja tak juga merespon. Setelah beberapa detik, yeoja itu menyibakkan rambutnya yang telah jatuh di depan wajahnya dan meneriaki namja itu. "Yah, Luhan!"

"Oppa!"

Yeoja itu mengernyit tak mengerti. "Oppa?"

"Luhan Oppa!" kata namja itu dengan raut muka yang dikesal-kesalkan. "Panggil aku Luhan Oppa! Sedari dulu kau selalu memanggilku 'Yah, yah!'. Oh, aku sangat tidak suka itu." Katanya lagi sambil meletakkan kedua lengannya di meja. Sekilas kemudian tangan kanannya bergerak menyentuh cangkir di depannya dan di seduhnya dengan elegan isi dari cangkir itu sambil melihat jalanan yang terpampang jelas dari kaca transparan di sampingnya.

"Oh, oh, lihat itu...."

Luhan menghentikan aktivitasnya sejenak dan menatap lembut yeoja di sampingnya. "Apa?"

"Kaki disilangkan, duduk tegak bak miss universe, meminum kopi dengan gaya elegan sambil mengamati keadaan sekitar. You're not so Oppa Material. Tidak jantan sama sekali."

"Eits, Seo Joohyun." Yeoja yang disebut namanya hanya menghempaskan dirinya ke sandaran sofa empuk yang didudukinya setelah sedikit puas menghina Luhan. "Aku tidak pernah mendengarmu protes tentang kejantananku sebelum ini."

Seohyun kontan memajukan duduknya. "MWO?!" yeoja itu tertawa keras. Namun tak terlalu keras sehingga orang-orang lain tak begitu terganggu mendengarnya. "Omo, omo, omo. Lihat ke sini Tuan Luhan! Kita tidak pernah melakukan apa-apa, okay?"

Luhan tertawa mengejek sambil mengembalikan kakinya di posisinya yang sebenarnya. Ia meletakkan cangkirnya dan mencondongkan tubuhnya agar lengan bawahnya bisa ia letakkan di pahanya. "Dan siapa yang berkata bahwa kita pernah melakukan apa-apa, Seo Joohyun?" tanyanya lembut namun cukup bisa membuat Seohyun merinding setengah mati.

Yeoja itu mendengus kesal sambil menjauhkan tubuhnya dari Luhan. Hell, Seohyun berani bersumpah namja ini sangat manly ketika menggodanya. Seohyun akui itu. Walaupun ia sendiri tak akan pernah sudi mengakuinya dengan mengatakannya secara langsung pada Luhan.

"Ah, molla!" ujar Seohyun rishi sambil mengambil gelas milkshake coklat kesukaannya. Ia menghela napas kesal ketika disadarinya minuman kesukaannya itu telah habis tak tersisa. "Unnie, aku minta satu lagi!" teriaknya setelah memastikan di kafe itu hanya masih ada Luhan dan dirinya. Ia kembali memfokuskan dirinya pada Luhan setelah nona pemilik kafe mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Ckckck...," Luhan hanya berdecak kagum. Selalu saja begini jika ia membicarakan hal yang intim dengan Seohyun. Yeoja itu selalu mengalihkan perhatian, yang Luhan pikir itu sedikit cute. Yeah, cute.

"Mwo?!" Tanya Seohyun menantang Luhan. Yeoja itu sedikit sensitive rupanya setelah pembicaraan tadi. "Kau dan otak mesummu. Kau dan kopimu. Cih, selera yang buruk.Milkshake coklat jelas lebih baik dari kopimu itu."

"Hey, hey, hey. Jangan pernah menghina seleraku." Kata Luhan serius menatap Seohyun setelah memegang erat pergelangan tangan yeoja itu.

"Wae? Mau apa kau? Mau memukulku? Menamparku? Aku tidak takut!"

Luhan geleng-geleng kepala. "Kau menghina seleraku sama saja kau menghina dirimu sendiri. Karena kau...," Luhan menaik turunkan kedua alisnya. "Adalah seleraku."

Masih juga hening.

"Mwo?" Tanya Seohyun pura-pura tak mengerti untuk menyembunyikan guratan merah di kedua pipi manisnya.

[OS] The Biggest SeoHan ShipperWhere stories live. Discover now