Part 2 - Poor Ahjussi

13.4K 1.5K 110
                                    


Eun Ji memasukkan kue-kue yang dibuatnya ke dalam kotak sambil bersenandung. Bo Mi yang datang untuk mengambil air minum pun merasa heran mengapa Eun Ji terlihat senang.

"Kau kenapa? Kelihatannya kau bahagia sekali." tegur Bo Mi.

"Eumm anio, tak ada apa-apa. Oh iya Bo Mi-ya, bisakah kau mengantarkan kue-kue ini ke apartement sebelah? Aku membuat banyak sekali kue dan ingin membaginya pada mereka." ucap Eun Ji.

"Kalau kau punya hobi memasak begini kenapa kau tak buka restaurant saja? Kau akan rugi kalau terlalu sering membagikan makanan begini." protes Bo Mi.

"Ayolahh... Hm? Chanyeol oppa sedang bekerja dan tak ada lagi yang bisa mengantarkan kue-kue ini karena aku harus ke rumah sakit. Ada operasi yang harus kutangani." bujuk Eun Ji.

Bo Mi menghela nafas, lalu mengangguk membuat Eun Ji menjerit girang.

"Akan kulakukan, tapi setelah aku pulang dari minimarket. Ada yang harus kubeli lebih dulu." ucap Bo Mi.

Eun Ji mengangguk. Bo Mi melangkah ke kamarnya untuk mengambil jaket.

"Tapi Bo Mi-ya," ucap Eun Ji ragu.

"Hm?"

"Berhati-hatilah. Kudengar, belakangan ini ada orang aneh yang berkeliaran di sekitar apartement kita." ucap Eun Ji.

"Tenanglah, aku bisa menjaga diriku sendiri. Kau tak usah khawatir. Aku pergi dulu." pamit Bo Mi sambil memakai jaketnya.

***

Bo Mi bersenandung riang. Ia telah membeli apa yang dibutuhkannya. Plastik berisi pembalut ia ayunkan seiring langkahnya.

"Tunggu." gumam Bo Mi.

Ia menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. Tapi tak ada siapapun di sana.

"Hanya perasaanku." gumamnya lagi.

Ia kembali melangkah. Semakin cepat ... semakin cepat ... Dan akhirnya berlari. Ia menoleh ke belakang dan ternyata benar. Ada seorang namja bermantel hitam yang mengikutinya. Bo Mi berlari dan menuju ke kerumunan agar namja itu tak bisa mengejarnya.

Dan berhasil. Bo Mi menghela nafas lega. Ia menghentikan larinya dan berjalan santai. Apa ia bilang? Dia bisa menjaga dirinya sendiri. Walaupun agak takut juga kalau sampai ia tertangkap tadi.

"Mungkin lebih baik lewat jalan memutar." gumamnya.

Bo Mi pun berjalan pulang ke apartementnya. Tak apalah harus melewati jalan yang lebih jauh. Yang jelas namja tadi tak mengikutinya lagi.

Tapi setibanya di lorong yang agak gelap, Bo Mi membelalak saat namja itu ada di sana. Bo Mi segera membalikkan badan dan hendak berlari. Tapi terlambat, namja itu mencengkram tangannya dan menyudutkannya di tembok.

"A-pa yang kau lakukan! Lepaskan aku!" marah Bo Mi.

Ia meronta. Tapi namja itu mencengkram tangannya terlalu keras.

"Ba-baiklah lepaskan tanganmu. Aku ikuti apa maumu." ucap Bo Mi.

"Kau takkan kabur?" tanya namja itu.

"Ne, kau bisa memegang kata-kataku. Aku bukan orang yang akan mengingkari janjiku." ucap Bo Mi.

Namja itu tersenyum aneh. Bo Mi makin ketakutan. Tapi tak ada celah baginya untuk kabur. Mau laripun pasti tertangkap. Cara satu-satunya adalah menunggu hingga ada orang yang lewat. Itupun kalau belum terlambat.

"A-apa yang kau lakukan!" jerit Bo Mi saat namja itu menurunkan resleting celananya.

"Bukankah kau bilang kau akan mengikuti apa mauku?" ucap namja itu.

Crazy!!![1] [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang