Special Part

43K 948 62
                                    

ini bukan cerita lanjutan dari episode (?) sebelumnya, hanya berupa cerita singkat, padat dan tidak ada maknanya *plakkk. hahah, jadi jangan protes kalau ini kependekan, karena emang dapat segitunya, itung-itung penebusan karena hampir satu bulan ga publis cerita sama sekali. #dih kepedean, kaya ada yang nungguin aja.

hihihi~ dan untuk cerita ReVi, saya belum bisa publis karena belum selesai. #cengirPolos.

__________________________________________________________________________

Aku baru saja mendaratkan bokongku yang tidak seberapa ini saat bel apartmenku berbunyi nyaring. Aku mendelik, mataku melirik jam dinding yang terletak didepanku, diatas televisi. Pukul setengah sebelas malam hah?

"Sakit jiwa,"decakku, memilih mengacuhkannya mengambil popcorn yang diatas meja ceper didepanku, ah paling juga orang yang salah menekan bel, kalau itu orang yang aku kenal mereka pasti sudah menghubungiku.

Aku kembali fokus menatap televisi, menonton drama korea terbaru, I hear your voice, arghhhh, aku suka iniii, sumpahh, ceritanya unyuu, kyaaaa >.<

Ting tong...

Ya ampun Soo Haaa, kenapa kau tampan sekali nakk...

Ting tong...

Aku menggigit gemes bibir bawahku saat televisiku menampilkan Hye Seong yang sedang menangkup wajah Soo Haa lalu mengucapkan kata-kata ...

TING TONG TING TING TING TONGGG...

Langsung saja aku meremukkan kantong popcorn yang ada dipangkuanku --- untung saja isinya tinggal sedikit jadi tidak ada popcorn yang tumpah--- kampret memang, aku mengambil remote menekan tombol pause. Berdiri kesal, mengenakan sendalku, lalu mengambil kain panjang yang tersampir dilengan sofa, melilitkannya dipinggangku, menutupi bagian bawah tubuhku karena aku hanya mengenakan kaos oblong kebesaran tanpa celana.

Aku berjalan dengan menghentak-hentakkan kaki tidak berniat melihat interkom, sumpah, aku benar-benar tidak suka diganggu jika aku sedang menonton drama korea, tidak peduli hal sesepele apapun pasti aku akan marah, serius, aku pasti akan melempar apapun yang ada disekitarku, coba saja kalau kalian mau merasakannya, abang-abangku sudah sering jadi korbannya apalagi Noel, adikku yang paling kecil itu. Hoho, ngomong-ngomong tentang Noel, aku jadi merindukannya, sudah lama tidak bersua dengan bocah itu. Hihi~ bagaimana dengan pernikahannya dia? Saudaraku yang menikah diusia tujuh tahun dengan anak sahabat ayahku. Tujuh tahun? Ckckck,,tidak masuk akal kan? Memang. Aku saja masih sulit percaya hal itu.

Aku mencebikkan bibir sebelum dengan sekali sentakan kasar membuka pintu, mataku melebar, sumpah aku benar-benar kesal sekarang, dengan sekali gerakan aku melayangkan tendangan ke kaki kiri sipemencet bell tidak waras itu dengan kekuatan penuh, haaah, andai saja aku doraemon, aku sudah memukulnya dengan penokok terbesar didunia. Ya ampun, aku benar-benar emosi, dia meringis,pura-pura kesakitan, cihh, dikiranya aku tidak tahu, tendanganku yang aku rasa sudah sekuat tenaga itu tidak akan memberikan efek sakit sedikitpun dikakinya itu. Tendanganku pasti hanya seperti gigitan semut dikaki panjangnya, ya ampun hina betul kekuatanku ini.

"Ya ampun Dee, ini kekerasan,"kekehnya tersenyum mengejek.

"Kekerasan gigimu,"ketusku langsung masuk kembali mengabaikan sipemencet bel tidak waras itu yang ternyata si pria tua mesum. Kenapa dia tidak langsung masuk saja coba, seperti biasanya, HAH!!!! Dasar isengg. Ya ampunn, aku masih kesal, serius, rasanya masih ingin melampiaskannya dengan melempar barang-barang apa saja berbobot berat kalau saja aku tidak ingat kata-kata laknat 'senjata makan tuan', aku mendapatkan kepuasan setelah melemparnya tapi setelahnya AKU JUGA MENDAPATKAN BALASANNYA. Tidak, tidak, dia tidak akan membalasku dengan kekerasan dia bukan pria seperti itu, tapi membuatku lemas seharian tanpa bisa beranjak dari ranjang. Arghhhhhhh.

"waaaaaa,"teriakku saat tubuhku tiba-tiba berputar beberapa kali membuatku sedikit limbung saat berhenti berputar, tapi untungnya aku bisa langsung menjaga keseimbangan tubuhku sehingga aku tidak sampai terjatuh. Aku menatap bengis Reno yang terkekeh nista lalu tangannya yang memegang kain panjang yang SEHARUSNYA berada diPINGGANGKU. "RENOOOOOOOOO,"langsung saja aku melempar sendal rumah yang aku pakai kearahnya. Ya ampunn, dia benar-benar memancing emosiku.

^^^^^^

Errr My Story (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang