My Beloved Prince - 1

1.1K 48 2
                                    

HAPPY CHINESE NEW YEAR!!

Hai, hai. Ini cerita pertamaku. Setelah lama ku simpan di draft karena belum ada waktu selesaian satu part ini. Akhirnya aku selesai juga hari ini.
Happy reading!

》《

○Devian○

Seperti biasa aku bersembunyi di rak buku untuk melihatnya.

Dia terlalu sempurna untuk kucintai. Tapi sayangnya dia itu cowok normal yang suka cewek bertubuh seksi.

Aku menghelakan napasku saat memikir bahwa kita itu tidak mungkin.

"Maaf... bolekah aku tanya sesuatu?" Tanya seorang cowok yang mengejutkanku dari lamunanku.

Aku mendongakkan kepalaku untuk melihat wajahnya. Betapa terkejutnya aku saat melihat dia yang bicara kepadaku

Mulutku terbuka lebar.

"Kenapa kau selalu melihatku dari sini?" Tanya Arvi.

Dia tahu?! Dia selalu tahu kalau aku yang melihatnya? Tapi kenapa dia baru tanya kepadaku.

"A-aku... aku bukan... itu...."

"Apa?"

"MAAFKAN AKUU!!" teriakku kemudian lari keluar menuju ke kelasku. Untung kita tidak sama kelas, kalau tidak, bisa sangat memalukan.

Aku menghela napasku lagi setelah duduk di kelasku.

Apa dia ingat denganku atau tidak ya? Ah... ingat juga tidak apa-apa, tidak ingat juga tak apa. Kita juga tidak mungkin bersama.

"Kenapa lo, Dev?" Tanya Weny yang suka banget sama Arvi itu. Dia itu sahabat dari kecilku, selalu saja cerita samaku jika dia suka sama siapa.

"Ha... tidak apa-apa," balasku.

》《

Aku duduk di teras apartemen sambil melihat ke langit. Apakah kebahagianku akan datang? Ibu tiriku tidak menyanyangiku dan Ayahku? Hanya sibuk kerja.

Aku menghela napas dengan berat. Kapan aku akan seperti cerita dongeng yang selalu mempunyai kebahagiaan di baliknya?

"Aku tidak ingin menikah, Ma!" Seru seorang cowok.

Aku menoleh ke sumber suara itu.

Mataku melebar saat melihat siapa cowok itu.

"Arvi?" Gumamku. Segera kusembunyi di dinding batas. Kenapa dia ada di sini? Apa dia tinggal di sebelahku?

"Sudah kubilang aku tidak ingin menikah, Ma!" Ucap Arvi lagi.

Menikah? Sama siapa?

"....."

"Bukan tidak ada cewek, tapi tidak ada jodoh. Mau gimana?"

"....."

"Ah... sudahlah, Ma. Aku sudah capek, mau tidur. Besok masih mau pagi-pagi ke sekolah. Bye!"

Aku menyentuh dadaku. Sakit banget rasanya. Air mataku sudah mengenang di pelupukku.

"Sejauh mana kamu dengar?" Tanya seseorang yang pastinya itu Arvi.

Segera aku menghapuskan air mataku yang siap mengalir itu.

"Aku... aku bukan sengaja mendengarnya," ucapku.

"Aku tidak tanya kamu sengaja apa tidak. Ha... jangan sempat kamu emberkan apa yang kamu dengar saja," ucapnya kemudian masuk ke dalam.

Aku juga ikut masuk ke dalam kamar.

Dia mau menikah? Dengan siapa? Kenapa? Aku harus bagaimana?

》《

Aku masuk ke kelasku dengan lesu. Semalam aku tidak bisa tidur karena memikirkan Arvi. Kenapa Tuhan tidak adil? Kenapa aku harus menyukai sesama jenis? Kenapa aku tidak bisa bahagia?

"Dev?" Panggil Weny.

Aku mendongak melihatnya. "Ada apa?"

"Lo tahu kalau Kak Luna sudah mau menikah?" Tanya Weny yang membuatku terkejut.

Kak Luna mau nikah juga?

"Kok lo tahu?" Tanyaku.

"Semalam Kak Luna telpon kasih aku, dia bilang kalau dia akan menikah dengan cowok yang lebih muda 2 tahun darinya."

"Hah? Kak Luna terima?"

"Mungkin harus terima, lo kan tahu Ibu tiri lo itu."

Aku mengangguk. Tentu saja tahu, Ibu tiriku itu wanita kejam. Apa yang dia mau dapatkan, sekejam apapun caranya. Dia tetap harus dapatkan.

Seperti dulu Mamaku dan Ayahku sebenarnya saling mencintai. Tapi karena Ibu tiriku mencintai Ayahku, dia menggunakan cara kotor agar mendapatkan Ayahku. Sehingga Ayahku membawaku pulang ke rumah dan sering nginap di luar karena benci dengan Ibu tiriku dan Kak Luna.

Kak Luna sifatnya tidak sama dengan Ibu tiriku. Dia sayang kepadaku, dia juga tempatku berteduh saat Ibu tiriku menyiksaku.

Akhirnya juga tidak tahan, aku kabur dari rumah dan tinggal di apartemen.

Semua rasanya sudah di takdirkan. Mungkinlah aku tidak pantas mendapatkan kebahagiaan.

》《

Semoga kalian pada suka ya? Hehehe... kalau boleh meninggalkan jejaknya dong hehehe...


My Beloved PrinceWhere stories live. Discover now