part 3

11.4K 338 4
                                    

ANGGARA POV

Entah mengapa saat pertama kali aku melihatnya, aku merasa kalau dia adalah wanita yang berbeda, wanita yang berbeda dari wanita lain nya. Dia memiliki pesona yang begitu menarik diriku. Mungkin di luar sana banyak yang melebihi dia, tapi tetap saja, hanya alya lah yang bisa membuat ku terpaku saat pertama kali melihatnya.

Hampir saja aku mencium nya saat di taman rumah, itu karna aku ingin dia mengikuti semua keinginan ku salah satunya menikah dengan ku.
Aku senang saat dia menjawab bahwa dia mau menikah dengan ku. Walaupun di benakku masih ada rasa sedikit kecewa karna aku merasa bahwa aku memaksa dia untuk menikah denganku, dan dia menjawab "iya" karna merasa terpaksa olehku. Tapi aku yakin, cepat atau lambat dia pasti akan mencintaiku, aku akan membuatnya jatuh cinta denganku. Tapi maaf alya, aku tidak membuat mu jatuh cinta dengan ku seperti cara laki laki kebanyakan yaitu dengan lemah lembut atau gombal yang gak jelas. Tapi aku memiliki cara tersendiri, yaitu dengan cara sifat ku yang biasa. Sifat cuek ku, dingin ataupun tidak berperasaan. karena memang itulah sifat yang sudah tertanam dalam diriku sejak kecil. Tapi ada saatnya aku bersikap manis dengan mu. Tunggu saja permainanku nona keiralya.

Sekarang aku sedang berada di ruang makan, dan alya duduk di samping ku. Ku lihat wajah nya sedang menahan kesal. Wajahnya begitu lucu jika begitu, rasanya aku ingin tertawa saja sekarang.
Sekali sekali dia melirik ku dengan tajam, aku pun kembali melirik nya juga.

"Apa ngelirik ngelirik" kata alya ketus.

"Siapa yang ngelirik duluan". Kataku santai.

"Apaa!!? Lo nuduh gue ngelirik lo duluan?!".

"Panggil 'kakak' atau kamu mau aku seperti tadi?". Kataku sambil mendekat kan wajah ku dengan nya. Dan itu membuat nya terkejut.

"Okeeee KAKAK DOSEN KU SAYANG". Katanya dengan suara yang meninggi dan terpaksa.

Aku tak menanggapinya.

Tentu saja, di ruang makan ini tinggal kami berdua, yang lain sudah selesai makan, mungkin sekarang mereka di ruang tamu.
aku mendengar suara papa yang memanggil ku dan alya.

"Anggaraaa alyaaa kalian sudah selesai makan? Cepat kesiniii". kata papa.

"Iya paaa". Kataku yang setengah berteriak juga.

"Al, ayo kita keruang tamu". Langsung saja aku menarik tangan alya tanpa mau dengar balasannya. Pasti dia sudah menyumpahi ku dalam hatinya.

Di ruang tamu semua keluarga berkumpul, termasuk kakaknya alya, yang sedari tadi kami belum ada saling menyapa.

"Ayo duduk anggara, alya." Kata papa.

"Jadi begini...". Dan sekarang papa alya yang bersuara.

"Kita kumpul disini untuk membicarakan pernikahan kamu dan alya". Kata papa nya alya dengan tersenyum senang, sambil melirik ku dan alya.

Aku menanggapinya dengan santai, tapi tidak dengan alya, dia menjerit setengah mati.

"Apaaaaaa??!! Huaaaaaaa ini terlalu cepat paaa,, alya gak mau cepat cepat nikah, alya aja belum selesai kuliah kedokteran pa, alya gak mau nikah muda. Ini namanya pemaksaaan". Kata alya yang bicara dengan satu tarikan nafas.
Setelah itu dia langsung menutup mulutnya, karna dia sadar telah berteriak di depan papa dan mama.

"Uuppss maaf om, tante, alya sudah tidak sopan". Kata alya menyesal.

Papa dan mama hanya tersenyum dan papa berkata "tidak apa,.mungkin ini memang terlalu cepat buat kamu alya, tapi inilah yang terbaik, bukan kah papa dan kakak mu akan ke luar negeri dalam waktu lama?? Maka dari itu om dan tante ingin menikah kan mu secepatnya dengan anggara. Agar kamu ada yang jaga alya". Kata papa ku dengan lembut.

My Husband A DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang