part 1

17.8K 376 6
                                    

"Alyaaaaaaa!! Buruan bangun! Kamu itu ya kebiasaan kalau lagi liburan gini bisanya cuman tidur doang, entar gemuk baru tau rasa, buruan banguuunn! Hari ini kita joging!"

Tu orang ya, pagi-pagi gini udah ribut aja, ngalah-ngalahin ayam aja tu orang ribut nya. Benar-benar kakak gue paling rempong. "ADITYA PRAMANA" kakak gue satu-satu nya, paling ribet plus rempong sih , haha.

"Iyaaaaaaa kaaakkkk ribut banget tau gak! Lagi enak-enak tidur juga, entar 5 menit lagi yaaa".
" 5 menit lagi atau 5 jam lagi hah?? Buruan bangun sekaraaaaannngg!!"
"Ia ia ia ribeett banget daahh" ini mata berat amat sih? Ada apaan sih di mata ini? Susah amat kebuka nya. Yaahh gimana gak ngantuk, semalaman gue ngerjain skripsi gue. Itu semua demi kampus tercinta gue.

"Kakak! Kakak! Kakak dimana siih?? Ni alya udah rapi tauu. Kakak??!!
"Apaan sih dek? Tadi kakak ngangkat telpon dari teman dulu, ya udah yuk kita joging?"
"Siap bos"

'Dddrrrttt.. ddrrrtt, tunggu dulu dek, ini papa telpon. "Ia kak buruan"
"Halo pa?"
...................
"Sekarang? Kok mendadak sih pa?
...................
"Oke oke pa, adit sama alya kesana sekarang".

"Ada apa sih kak?"
"Papa ternyata udah pulang dari luar negeri, dan sekarang papa di hotel, papa nyuruh kita kesana sekarang, papa mau nyampein sesuatu yang penting katanya"
"Papa udah pulang? Beneran kak? Yeeeessss bakalan dapat banyak oleh oleh nih, tapi kak? Papa mau nyampein sesuatu apaan sih? Penting amat kayaknya?"
"Kamu ni, kalau oleh oleh aja nomor satu, kk juga gak tau papa mau nyampein apaan, ya udah buruan kita berangkat ke hotel papa, lain kali aja kita joging nya".
"Yaaahh oke deh kak"

Aku bingung, apa yg mau papa sampein, kayak nya ada hal yang serius. Entah kenapa perasaan ku jadi gak enak.

Sampai di hotel, aku dan kak adit disambut sangat baik disana, yaahh tentu saja, karena kami adalah anak dari pemilik hotel ini, yang tidak lain adalah papa sendiri. Aku membalas senyum dengan ramah setiap pekerja disini, sedangkan kakak ku, hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi. Kakak yang dirumah dan diluar sangat berbeda, aku tidak tau apa yang membuat nya seperti itu.

Kami pun sampai di ruangan papa, tanpa babibu aku pun langsung menghambur ke pelukan papa.
"Papaaaa.. alya kangen banget sama papa, papa baik baik ajakan?"
"Kamu ini, kalau sudah ketemu papa, manja nya tidak ampun alya, papa baik baik aja al". Kata papa.
"Apa yang ingin papa bicarakan?" Kak adit to the point.
"begini, papa ada bisnis di luar negeri selama bertahun tahun, dan pastinya papa membutuhkan mu adit, untuk bantu papa dalam menjalankan perusahaan di luar negeri, dan papa tidak mungkin meninggalkan alya sendirian, walaupun kita sudah menyewa bodyguard, tapi tetap saja papa tidak tega meninggalkan nya sendirian". Papa bicara sambil melirik alya.
"Lalu? Apa susah nya sih pa? Alya kan tinggal pindah aja ke luar negeri ikut bareng papa sama kak adit".
"Tidak alya, kamu harus tetap di jakarta ini, papa tidak bisa mengajak mu ke luar negeri." Tambah papa.
" kalau begitu, apa solusi buat alya? Coba papa katakan?"
"Tenang dulu al, papa bisa pastikan kamu aman disini, karena papa..... akan menjodohkan mu dengan anak sahabat nya papa"
"Pa? Papa seriusan? Ini terlalu cepat buat alya pa? Timpal kak adit.
"Di jodohkan?? NGGAK pa, alya gak mau di jodohkan, sama siapa pun itu alya gak perduli pa, pokoknya alya gak mauu!!" Api di dalam hati ku sudah membara, aku bahkan tidak bisa mengontrol emosi ku lagi pada papa.
"Alya? Dengarkan papa, dia orang yang baik, dia bertanggung jawab, dia juga mapan, dan dia juga seorang dokter, papa yakin, dia bisa membahagiakan mu alya" kata papa.
"Tapi.. aly..."
Ucapan ku terputus karena papa langsung memotong ucapan ku.
"Tidak ada tapi tapian alya, kamu harus ikuti apa kata papa, ini yang terbaik buat mu". Papa pun langsung keluar dari ruangan tanpa ingin mendengarkan protes dari aku lagi.
"Ap.. apa yang harus aku lakukan kak"? Aku menangis sejadi jadinya.
"Kak?? Apa yang harus aku lakukan kak? Katakan?? Kenapa kk malah diam aja sih?? Kenapa kk gak membela ku? Seharusnya kk bantu aku bilang sama papa kalau gak ma..."
Lagi lagi ucapan ku terputus, karena kak adit yang langsung memotongnya.
"Ikuti aja apa kata papa al" kata kak adit dingin.
Aku terbengong mendengarnya, karena selama ini kak adit lah yang selalu membantuku bila dalam kesulitan seperti ini. Tapi sekarang, dia malah mengikuti apa kata papa.
"Kenapa kakak tiba tiba seperti ini?? Mana kak adit yang selalu membantu ku?"
Tiba-tiba saja kak adit menarik tangan ku dan memeluk ku.
"Maafin kakak dek, ini semua demi kebaikan kamu juga, kk tidak ingin kamu sendirian disini, kakak dan papa tidak ingin terjadi sesuatu dengan mu disini. Ikuti aja apa kata papa ya al" perlahan mata kak adit berkaca-kaca. Aku tidak tau mengapa kak adit tiba-tiba saja menangis.
"Kenapa kakak menangis? Apa ada yang kakak senbunyikan dari alya kak?"
"Kakak tidak menyembunyikan apapun dari kamu dek, sekarang gimana? Kamu mau kan ngikuti apa kata papa dan kakak?".
"Baiklah, alya akan ngikuti semuanya".
"Gitu dong, itu baru adek kakak yang tersayang". Kak adit memeluk ku sangat erat. Aku hanya bisa tersenyum menanggapinya.

"Alya??"
"Ia pa ? Ada apa?"
"Malam ini keluarga sahabat papa akan datang, itu loh, keluarga orang yang akan di jodohkan sama kamu".
"Malam ini? Tapi ini terlalu cepat pa?". Kenapa harus ada ketemu-ketemu segala sih? Malas banget tau nggak, yaa walau pun aku belum tau orang nya itu gimana, tetap saja aku tidak ada rasa ingin tahu sedikit pun.
"Ini sudah waktu yang tepat alya, sekarang kamu bersiap-siap lah".
Kata papa.
Aku mebghela nafas panjang.
"Baiklah pa" kata ku.

Sekitar jam 19.00 aku mendengar suara bel pintu, aku yakin, itu pasti keluarga sahabat nya papa, dan pasti salah satunya adalah orang yang akan dijodohkan dengan ku. Malas banget daahh.
Tidak lama kemudian pintu kamar ku diketuk oleh seseorang, pasti itu bik inah.
"Iaaa masuk aja bik" kata ku dengan malas.
"Itu non, ada tamu dibawah, tuan menyuruh saya untuk manggil non alya agar turun kebawah dan menemui tamu itu".
"Ia bik, sebentar lagi saya turun, oiya bik, kak adit belum pulang ya bik"?
"Belum non, mungkin den adit pulang agak maleman". Timpal bik inah.
"Oohh ya udah deh bik, makasi ya bik".
"Baik, sama-sama non, bibik keluar dulu non".
Aku hanya mengangguk menanggapinya. Setelah itu akupun langsung keluar kamar untuk menemui tamu itu.
Satu persatu aku menuruni anak tangga dengan perasaan gugup, entah mengapa perasaan ini muncul begitu saja.
"Alya, cepat kemari" siapa lagi yang mengatakan itu kalau bukan papa.
Setelah mendengar suara papa, aku pun menoleh untuk sekedar melihat papa, tanpa sengaja aku menatap seorang lelaki, tatapan kami pun bertemu saat itu, dia memakai baju yang sangat santai, namun, pakaian itu sangat pas di badan nya, dia memakai jaket hitam dengan kaos berwarna putih di dalam nya, dia sangat tampan, dia meliliki mata yang indah, namun tatapan itu begitu tajam dan dingin, tubuhku pun terasa membeku dengan tatapan itu. Rasanya energi ku telah di tarik dengan mudahnya dengan tatapan tajam dan dingin itu.

TBC

hai.. hai.. aku kembali lagi dengan part 1 ini :D
Aku harap kalian pada suka dengan cerita ku ini ya, maaf juga jika cerita ini tidak sesuai dengan keinginan kalian .
Terima kasih yaa.. :)

My Husband A DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang