Kurang ajar. Hah percuma saja mengomelinya, dia tidak akan mendengar, mungkin jika ia mendengar omelanku, dunia akan kiamat.

'Katakan saja kemana kau akan pergi bodoh! Aku malas berdebat denganmu' ucapnya lagi. Tunggu bodoh! Berani sekali dia!

'Berani sekali kau mengataiku bo-'

'Katakan sajalah!' Ucapanku yerpotong oleh ucapannya yang terdengar jengkel.

'Huh! Kota!' Ucapku kesal padanya

'Pergi saja' ucapnya dan memutuskan mindlink secara sepihak.

Dia benar benar tidak sopan! 'bodoh' Huh, sudah dua makhluk yang mengataiku bodoh hari ini. Yang satunya wolf gila. Dan yang satunya manusia gila. Aku benar benar jengkel memikirkannya!

Aku mengganti pakaian formalku dengan pakaian kaos santai dan jaket hitam sebagai luaran, rambutku kubiarkan agak acak, lalu menggunakan sepatu sebagai alas kakiku. Aku keluar mansion dan berlari dengan kekuatan wolf ku menuju ke kota, berlari? Yah aku malas mengeluarkan mobil, jadi aku berlari.

Tak butuh waktu lama aku telah sampai di salah satu kafe di kota. oh!, aku tak pergi ke kota manusia. Ini adalah kota yang ku bangun di dalam wilayah pack ku, hanya untuk bersantai, lagipula jika kota ini tak ada, maka pack ini akan menjadi hutan. Jadi kupenuhkan saja dengan bangunan bangunan yang juga dapat digunakan penghuni wilayah pack ku untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan ada juga untuk tempat mereka tinggal.

Aku masuk ke kafe ini, dan langsung disambut tundukan hormat dari para pelayan kafe.

Aku duduk di kursi samping jendela yang menghadap ke jalan, lalu memesan secangkir kopi dan sepiring pudding berukuran sedang ke pelayan wanita yang menghampiriku tadi, dan tentu saja mereka sudah mengenalku, bahkan dia bertanya dengan nada takut takut.

'Apa aku semengerikan itu' batinku saat pelayan itu nampak terburu buru pergi dengan menunduk hormat setelah mencatat pesananku.

Aku memalingkan wajahku menghadap ke jendela yang menampakkan pemandangan orang orang yang berlalu lalang di jalan.

Ada juga orang yang melihatku, dan mereka langsung menunduk hormat, dan kugapai dengan anggukan kepala dan senyum tipis.

Aku menerawang ke depan menikmati pemandangan kota yang dipenuhi dengan bangunan bangunan dengan berbagai warna.

Rasanya membosankan.

Kenapa rasanya hidupku kosong.

Seperti.... aku hanya... hidup sendiri..

Tanpa siapa siapa...

Hidup tanpa... warna. Terasa hanya ada warna putih bersih tak ternoda

Berbeda dengan bangunan bangunan itu

Kosong..

Sendiri..

Itulah yang aku renungkan akhir akhir ini, dan di kafe inilah tempatku duduk merenungkannya.

Tak lama pesananku datang.
Aku mulai meminum kopi yang ku pesan dan memakan pudding sesuap demi sesuap kukunyah di dalam mulutku.

Setelah pudding dan kopi ku habis. Kuletakkan beberapa lembar uang ke atas meja sesuai jumlah yang dicatatkan di memo yang diberikan pelayan saat mengantarkan makanan ku tadi.

Aku beranjak dari kafe, dan pergi ke tempat kedua bagiku akhir-akhir ini.

Di bukit dekat air terjun di dalam hutan. Aku berlari 'lagi' menggunakan kekuatan wolf ku. Menebus hutan, dengan pepohonan yang menjulang tinggi dan semak belular dengan satu jalur jalan yang ku buat sendiri di antara semak semak belukar yang tumbuh hijau itu, menyebrangi sungai dengan jembatan yang juga ku buat sendiri.

Tak lama, aku telah sampai di ujung jurang yang menjadi aliran air terjun yang jatuh ke bawah.

Aku uduk di tepi jurang dan disamping aliran air terjun agar aku bisa leluasa menggapai air yang mengalir.

Ini sudah seperti menjadi rutinitas bagi ku akhir akhir ini.

Duduk diam, melihat pemandangan dari atas jurang yang menampakan hutan hijau yang membentang luas di sepanjang batas wilayah pack ku, pack Goldmoon Pack.

Aku mulai melakukan rutinitas ku saat aku berada dk sini.

Merenung

Yahh hanya itu, dengan sekali kali tanganku menggapai air

Seperti yang kulakukan saat ini

'Kenapa.. kenapa mood ku sering buruk akhir akhir ini'

'Sebenarnya apa yang terjadi pada kita Rex' tanyaku pada Rex lewat mindlink

'Aku juga tidak mengerti Xander' jawabnya

'Perasaan seperti ini terasa menggangguku Rex'

'Aku juga merasakannya Xander. Ini terasa mengganggu dan.. terasa membebani pikiranku'

'Oh, jadi kau juga bisa tertekan rupanya. Aku kira kau hanya bisa mengejekku dan mengataiku setiap harinya' jawabku pada Rex dengan nada sedikit mencibir

Rex mendengus, dan aku terkekeh
'Aku serius bodoh!' Jawabnya dengan nada geram lalu memutuskan mindlink

Hahaha, dia marah, lihatlah emosinya sangat labil. Padahal dulu ia tak seperti itu, dan sekarang terjadi akhir akhir ini. Kadang ia menyebalkan minta ampun, tetapi kadang juga diam, atau mudah marah.

Ohh Moon, sebenarnya apa yang terjadi pada kami?

Kenapa kami menjadi seperti ini?

Aku melihat ke pemandangan yang terbentang luas di depan mataku, tapi aku seperti tak melihat apa apa. Padahal aku paling suka pemandangan hutan hijau serta bau segarnya.

Tetapi sekarang, seolah olah semua itu tak kulihat saat ini, seolah olah tak terpengaruh sama sekali kepadaku.

Semuanya terasa......

Kosong...

○●○

Hi
Moga suka
Vote
Komen

She is Soulmate the AlphaWhere stories live. Discover now