Si Kembar Mencuri Dengar

11.5K 843 18
                                    


"Theos?" ucap Leon yang bahkan tidak mengerti apa yang dibicarakan pak Vincent.

"Begini bodoh. Theos itu ... ituloh yang tiba-tiba kita jadi albino, dengan rambut memutih dan...," Xander menoleh kepada Leon, "jangan tersinggung ya, iris mata memerah dan kita jadi seperti kerasukan,"

"Mau mati ya?"

"Hei, aku salah apa?" seperti biasa Xander mengucapkan kalimat itu tanpa ada rasa bersalah.

"Theos? kapan?" Bryant yang bertanya, tanpa menghiraukan Leon dan Xander.

Pak Vincent menatap kelima muridnya, "Kalian tidak sadar?"

Mereka berlima menggelengkan kepalanya, isyarat bahwa mereka tidak menyadarinya. Pak Vincent tersenyum tipis, sorot matanya menunjukkan kepuasan dan kebahagiaan yang misterius, ia memberi salam perpisahan lalu segera melangkah pergi tanpa mengucapkan sepatahkatapun. Tidak ada penjelasan lebih.

[Jum'at, 5 Januari XY70 – 16.49]

"Tuan, bagaimana menurut anda tentang bocah-bocah tadi?" suara itu terdengar dari luar pintu yang tertutup, tak dapat diidentifikasikan apakah itu suara laki-laki atau perempuan, tapi suara dan gaya bicaranya seolah melambangkan rasa hormat terhadap lawan bicaranya.

"Entahlah, para Raja dan Ratu yang lain menganggap mereka sebagai ancaman," ucap seorang laki-laki yang kira-kira berusia sembilan belas tahun. Iris mata merah terangnya seakan menyala-nyala saat menatap langit sore dari jendela ruangan megahnya.

"Bagaiaman dengan anda sendiri?"

"Sejujurnya, aku sempat berharap mereka sadar akan penggunaan Theos yang mereka lakukan. Tapi kurasa aku terlalu berharap. Bagiku, rendahan seperti mereka bahkan tak akan mampu menyentuh kami, jadi—" ucapan laki-laki itu kini terpotong oleh suara yang cukup familier.

Leon berbicara dari luar ruangan, suara Leon, "Oh, seperti itukah pendapatmu, Raja Celestial?"

"Tentu saja, Leon Kendreague. Aku bahkan berani mempertaruhkan nyawaku atas pernyataanku tadi." Ia tidak mengalihkan pandangannya dari langit, tapi cara bicaranya sangat jelas bahwa ia sangat merendahkan Leon.

"Aku tidak ingin mempermalukan Rajaku sendiri, jika kami bisa menyentuh kalian saja kau rela mati, sejujurnya aku jadi merasa iba dan tidak ingin menyerangmu," ucap Leon dengan cara bicara yang tidak jauh berbeda dengan Raja Celestial.

"Apakah itu dalihmu untuk kabur, Leon Kendreague?"

"Tidak," jawab Leon singkat.

"Kehabisan kata-kata? Kukira kau juga tipe orang yang suka merendahkan orang lain, di mana harga dirimu yang tadi?"

"Jangan bertele-tele, langsung katakan saja apa maksudmu," Leon kini terdengar lebih tegas, sama seperti Leon yang biasanya.

"Ah, kukira akan sangat baik menunjukkan kepada yang lain bahwa para Rookie rendahan seperti kalian bukanlah ancaman hanya karena kalian tanpa sengaja mampu menggunakan Theos. Jadi, kuputuskan untuk membuat semacam latih tanding antara kalian melawan kami, kalian punya hak khusus untuk membawa rekan, dan tenang saja, kami tidak akan membawa satupun bawahan kami."

"Baiklah, akan kubuat kau lebih dari sekedar tergores."

"Akan kutunggu, Leon."

"Dan sekedar meluruskan, sebenarnya kau yang mulai mencari gara-gara, aku hanya berbicara dengan ajudanku mengenai ketidakmampuan dan ketidaklayakan kalian, lalu kau datang dan, yah begitulah."

Tidak ada jawaban. Leon tidak perduli. Leon segera berbalik dan beranjak pergi sesegera mungkin.

[Jum'at, 5 Januari XY70 – 16.52]

Salah satu hal yang membuat Bryant dan Aleta tidak bisa lepas dari tuduhan bahwa mereka pacaran adalah karena setiap sore mereka selalu pulang bersama, saat kebanyakan murid lain sudah pulang sejak lima belas hingga tiga puluh menit sebelumnya. Mereka melakukan itu tidak lebih karena mereka tidak terlalu suka harus berjalan di keramaian, terutama setelah apa yang dilakukan Bryant saat Rookie Royal Training. Bahkan saat Bryant hanya duduk di kelas, ia praktis langsung jadi pusat perhatian setiap orang yang lewat. Tapi, tidak seperti biasanya, Aleta yang biasanya banyak bicara kini hanya diam.

"Bryant," ujar Aleta sesaat setelah ia terlepas dari lamunannya.

"Ya?"

"Sebenarnya apa tujuanmu masuk Elementa?"

"Karena aku mendapat kekuatan ini," Bryant menjawabnya dengan ragu-ragu.

"Hanya itu?"

"Awalnya ya, sekarang aku punya alasan lain, sebuah tujuan besar yang sulit dipercaya mampu kucapai."

"Ap—"

"Bryant! Aleta!" terdengar suara teriakan yang menyela berpincangan mereka.

"Laborc bersaudara," ucap Bryant sambil menghampiri Laborc bersaudara.

"Yah, senang bertemu denganmu," ucap Zalora, sang kakak yang memiliki rambut pirang pendek.

"Ah tentu Zalora, Jaeger, dan yah, ada apa?" Bryant langsung bertanya.

Jaeger langsung menjawab, "Ah, tanpa basa-basi. Baiklah, begini, kau lihat jendela disana?" Jaeger menunjuk jendela paling besar di gedung Celestial, sebuah gedung tiga tingkat mewah warna putih dengan atap Merah.

Bryant dan Aleta mengangguk bersamaan setelah melihat apa yang ditunjuk oleh remaja berambut putih dengan corak biru yang tak wajar itu.

"Itu adalah ruang Raja Celestial, aku sempat menguping pembicaraannya dengan Leon beberapa menit tadi dan—"

Bryant menyela, "Kau menguping?"

"Yah, kami ...."

"Lanjutkan."

"Mereka membicarakan soal kita. Raja Celestial memberi kita tantangan untuk melawan Raja dan Ratu lain, setidaknya itulah yang kudengar darinya. Aku tidak bisa mendengar apa yang diucapkan Leon karena auranya kurang kuat, yah pokoknya Raja Celestial meremehkan kita dan tidak menggap kita ancaman berarti bagi mereka. Ia juga mengatakan bahwa kita bahkan tidak mungkin menyentuh mereka," ada suara marah dan kesal dari cara Jaeger menuturkan ceritanya, tapi Bryant tidak terlalu perduli.

"Jadi, bagaimana respon para Raja dan Ratu yang lain?"

"Belum ada, itu adalah keputusan sepihak darinya, tapi kurasa pertandingan ini pasti akan terjadi."

"Sebaiknya kita segera pergi. Sekolah ini mengajarkan setiap murid dari tiap kelas untuk saling membenci dan memusuhi, dan kurasa jika semakin banyak yang melihat kita terlalu ramah di sini, kita akan jadi target sekolah atau semacamnya," Zalora mengingatkan.

"Ah, kau boleh membawa orang tambahan, dan tantangan ini sebenarnya hanya untuk kita," timpal Jaeger sambil berjalan menjauh.

Bryant tidak bertanya lebih banyak, dan sebenarnya ia punya firasat bahwa Leon akan memberi penjelasan lebih detail. Aleta sendiri punya banyak pertanyaan untuk Bryant. Seperti apa tujuannya sekarang, bagaimana Bryant bisa masuk ke dalam mode Theos (yang kemungkinan tidak akan dia tanyakan), atau apa pendapatnya soal sekolahnya dan berbagai pertanyaan lainnya. Tapi Aleta tahu sekarang bukanlah waktu yang tepat. Bahkan menurut firasatnya, semua akan terjawab dengan sendirinya.

***

Akhirnya bisa Update. Rencana aslinya sih hari senin, cuma ada gangguan--banyak gangguan yang bikin gak bisa, dan Akhirnya baru sempet Update deh.

Kalau berkenan silahkan tinggalkan Vote dan Comment, kalau perlu, gak maksa.

Makasih udah sempet baca (kalau ada yang baca) dan ngasih Vote/Comment.
Masih banyak kekurangan yang mungkin belum gue sadari atau sebenernya gue sadar, cuma belum tahu gimana merbaikinnya. Jadi, jangan ragu buat ngasih Kritik dan Saran. Makasih (lagi).

[Ion Arfeus]

Elementario AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang