Part 9

1.7K 154 35
                                        

*Previous*


"Kamu masih ungkit masalah yang tadi siang? Huh? Hahaha..." Ia meletakan telapak tangannya itu kepuncak kepalaku. Mengacaknya perlahan seolah aku adalah anak kecil yang meminta maaf atas kesalahanku memecahkan piring milik mama, "Gapapa, gue seneng lagi loe kayak tadi siang. Cemburu-cemburu gitu, tandanya loe sayang gue kan? HAHAHAHA..."

Aku menatapnya yang masih fokus mengemudi, memajukan bibirku sambil meraih telapak tangannya yang masih betah berada diatas kepalaku menuju pangkuanku. Menggenggamnya dengan kedua tanganku.

Akubisa mendengarnya terkekeh tanpa bersuara, sambil membalas genggaman tangankuyang menggenggam tangannya sementara satu tangannya yang lain mengendalikanstir mobil. Senyumku mengembang ketika keberanian dari dalam diriku menautkanjari jemariku pada sela-sela kosong jari-jemarinya, saling menggenggam erat dansaling tersenyum dengan enggan menatap satu sama lain. Aku menyembunyikanwajahku yang semu me-merah itu dengan memalingkan wajah keluar jendela. 


*****


*Kinal POV*


Aku baru saja tiba dirumahnya. Tepatnya didepan rumahnya, kutolehkan kepalaku kesamping, rupanya ia sudah tertidur pulas dengan kedua tangannya masih terus menggenggam tanganku. How sweet you're... tidak ada alasanku untuk menyakiti orang sebaik dirimu.

Perlahan aku mencoba melepaskan tanganku darinya, beralih menjadi sebuah usapan lembut pada rambut yang ia potong hingga sedikit melewati bahunya. Kemudian mengusap lembut sebelah pipinya yang selalu terlihat menggemaskan, tak sadar perlakuanku padanya membuat pacarku itu terjaga dari tidurnya kemudian menegakkan tubuh sembari mengerjapkan kedua matanya.

"Hey, dudut tukang tidur! Kita udah sampe dirumah!"

"Ah, maaf aku ketiduran kak..."

"Gak masalah..." Aku melihatnya bagaimana ia melakukan ritual bangun tidurnya itu. Kedua telapak tangan yang mengusap wajahnya beberapa kali kemudian mengambil tas yang ia taruh di jok mobil bagian belakang.

"Kakak mau mampir dulu?" Katanya dengan kedua mata yang sudah kembali menyipit.

"Mana tega? Liat pacar gue udah setengah sadar gini mau mampir, gue mau langsung pulang aja, udah hampir tengah malem juga. Jangan lupa cuci muka, cuci kaki sama tangan sebelum tidur ya!"

Ia mengangguk pelan kemudian mendorong pintu mobil hendak keluar. Kemudian tiba-tiba ia tutup kembali pintu mobil dan menghadap padaku.

"Kak Kinal hati-hati dijalan ya... kalo udah sampe rumah kabarin Sinka..."

"Iya," Ia kembali mengangguk menghias wajahnya dengan senyuman, kemudian kembali mendorong pintu mobil hendak keluar. Kemudian menyadari sesuatu aku mencegahnya untuk keluar hingga ia kembali masuk kedalam mobil.

"Kenapa kak? Ada yang ketinggalan?"

"Ini nggak ada goodnight kiss? Kayak kemarin sambil bilang i love you ituuuu hehehehehehe..."

Wajahnya berubah seketika, entah itu menyiratkan ia sangat lelah dan ingin segera mendaratkan tubuhnya pada tempat tidur atau menyiratkan ia malas meladeni ucapan yang baru saja terlontar dari mulutku itu.

Pintu mobil kembali ditutup, dengan matanya yang setengah terbuka ia mengangkat kedua tangannya pada leherku kemudian menarik tubuhku untuk mendekat. Satu kecupan singkat pada pipi diberikannya padaku diakhiri dengan sebuah dekapan cukup lama sebelum ia benar-benar melepaskan tubuhku dari kurungan kedua tangannya.

If something Feels Good it Can't Be Bad, Right? 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang