PLAK!

"Kau benar-benar keterlaluan!" cetus Felicia tajam. "Aku tidak menyangka kau sejahat ini."

"Andrew mencintaimu."

"Lalu kenapa?" tanya Felicia, nyaris menjerit. Mata gadis itu bahkan sudah memerah. "Apa kalau dia tidak mencintaiku kau akan berusaha melupakan gadis itu dan berpaling padaku?"

Leander tidak menjawab.

Felicia tertawa sinis. Dia mendongak, berusaha menahan agar air matanya tidak tumpah. "Aku mengerti," ujarnya. "Kau adalah laki-laki brengsek yang pernah kutemui!"

"Yeah." Leander mengangguk. Dia kembali mengalihkan pandangan. "I am."

"Siapa gadis itu?" tanya Felicia dengan suara bergetar.

"Leandra."

Lagi-lagi Felicia tertawa sinis. "Selain brengsek, kau benar-benar menyedihkan. Well, setidaknya aku bisa tenang," ujar Felicia sambil menyeringai. Dia tidak peduli Leander tidak menatapnya sama sekali. "Kau tidak akan pernah bisa bersama dengan gadis itu. Itu cukup adil buatku." Felicia keluar dari mobil, dan sebelum menutup pintu mobil, dia berkata, "Jangan pernah muncul di hadapanku lagi! Dan aku berharap, kau tidak akan pernah jatuh cinta pada wanita lain. Teruslah mencintai adik kembarmu itu!"

LEANDERWhere stories live. Discover now