Broken Home #7

1.8K 46 0
                                    

In Season THE BATTLE (part 7)

3 hari sudah Vanesha tak sadarkan diri. Akhirnya iapun syuman. Saat itu, Dennis yang mendengar kejadian itu langsung kembali ke Jakarta dan sangat marah terhadap Dendra. Dokter menyatakan bahwa tulang belakang Vanesha mengalami keretakan cukup parah dan kemungkinan, tidak akan bisa pulih kembali. Dengan kata lain, Vanesha sudah tidak dapat lagi bermain basket. Mengetahui itu, semua teman-temannya sangat kebingungan. Karena pertandingan akan dilaksanakan 10 hari lagi. Tanpa Vanesha, tim itu seakan semut kecil yang akan melawan raksasa tangguh.
Hari itu, Dendra datang ke ruang perawatan Vanesha sendiri. Saat itu, tengah tak ada yang menemani Vanesha.
“untuk apa kamu kesini?! Apa kamu belum puas sudah menghancurkan impianku?!” tanya Vanesha yang tak memandang Dendra.
“aku kesini hanya ingin minta maaf dan memberitahumu, suatu kenyataan yang benar-benar harus kamu ketahui.”
“apa??”
“kalau kamu ingin memenjarakan aku, aku minta sama kamu, penjarakan juga Erika. Karena dialah otak dari kejadian ini. Dia menyuruhku untuk melakukannya. Dan sebagai imbalannya, dia akan membantuku tuk menjadi seorang model yang sangat terkenal melebihi Dennis. Aku mengatakan ini sama kamu, karena Erika sudah berkhianat.” Jelas Dendra.
“memangnya kamu punya bukti atas keterlibatannya?!”
Tanpa ragu, Dendra langsung mengeluarkan sebuah rekaman dari saku jaketnya dan menyerahkannya kepada Vanesha.
“rekaman itu yang menunjukkan siapa yang terlibat dengan kejadian ini. Aku harap kamu bisa memberikan keputusan yang bijak.” Kata Dendra dan langsung pergi dari hadapan Vanesha.
“apa??? Jadi ini sudah direncanakan oleh kakakku sendiri?! Belum puas dia dengan kebahagiaannya selama ini? Ini berarti, dia merasa terancam dengan kehadiranku dalam hidupnya. Sungguh aku nggak ngerti apa yang dia fikirkan.” Gumamnya dengan mata berkaca-kaca.
“akhirnya bertambah satu lagi alasan aku untuk menghancurkan kebahagiaannya. Maaf kakak. Ini jalan yang kamu pilih. Kamu ternyata sedang bermain api dengan orang yang sudah menyimpan bara penuh dalam hati dan fikirannya.” Kata dalam hatinya sambil mengenggam erat bukti rekaman yang diberikan Dendra.

Beberapa hari kemudian, Vanesha sudah bisa berjalan walau masih terseok-seok. Iapun sudah masuk kuliah. Hari itu, Vanesha langsung menuju lapangan basket dan mengambil bola basket. Saat itu, tak satupun orang berada dilapangan.
Ditempat itu, ia menghadap Ring dan berusaha berkali-kali men_shoot bola. Namun, tak sekalipun masuk. Hingga Vanesha merasa putus asa dan berteriak,” Aaaaaaaaaaaaaaa......!!!” iapun menangis terlutut ditempat itu.
“kenapa kalian tak henti-hentinya membuatku jatuh?! Kenapaaa?! Apa salahku pada kalian? Hingga kalian tega menghancurkan impianku. Aaaaaaaaaaaaaaaa.....!!!!” teriaknya histeris dan airmatanya jatuh semakin deras membanjiri lapangan itu.
Saat mendengar teriakan Vanesha, teman-temannya langsung datang dan merasa iba melihat keadaan Vanesha namun, mereka tak langsung menghampirinya.
“Vanesha pasti sangat tertekan. Basket adalah hidupnya. Itu yang pernah ia katakan padaku. Dan kini, dia harus menerima kenyataan ini. Sungguh aku nggak bisa membayangkan kalau itu terjadi sama aku. Dendra harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.” Ucap Frizka.
Dan tiba-tiba Dennis datang dan langsung menghampiri Vanesha. Iapun jongkok didepan Vanesha.
“Vanesh.... kamu tenang ya! Ikut sama aku yuk!” ajak Dennis.
Tanpa berkata sesuatu, Vanesha langsung berdiri dibantu oleh Dennis. Mereka pergi menuju balkon tempat favorit Dennis saat dikampus. Ditempat itu, Dennis terus memberikan motivasi pada Vanesha dan memberikannya suntikan semangat. Walau masih berat akhirnya, Vanesha bisa sedikit tersenyum.

Sejak ia tidak bisa bermain basket, Vanesha lebih banyak menghabiskan waktunya dibalkon sambil memainkan senar gitar dan bernyanyi tuk menghibur diri.
“separah inikah keluargaku?  Untuk mendapatkan kasih sayang mereka seakan sulit banget. Untuk bicara baik aja susah. Gimana bisa bersatu?! “ kata dalam hatinya dengan sedikit mengucurkan airmata.

Sedangkan didalam markas D’STAR, semua personil band itu berkumpul Kecuali Dendra. Ia sudah dipenjarakan atas kesalahannya. Namun, Erika masih bisa berkeliaran dengan bebas.
“kita nggak bisa terus-terusan membiarkan kekosongan ini. Apalagi ini Vokalis.  Apa kalian tidak punya ide? Kira-kira siapa yang bisa menggantikan Dendra?” tanya David.
Mario akhirnya angkat bicara sambil memainkan stik drumnya,” gimana kalau yang menggantikan Dendra adalah Vanesha. Aku liat, suaranya cukup merdu dan enak didengar ditambah lagi, Vanesha kan jago main gitar. Itung-itung kan, bisa mengobati kesedihannya plus sebagai wujud tanggung jawab kita.”
“boleh juga tuh.... Dennis, gimana? Kamu setuju dong... Vanesha yang menggantikan Dendra. Dengan gitu kan, kalian makin punya banyak waktu tuk bersama.” Kata Reno dilanjutkan tertawa.
“okey. Nanti aku akan ngomong sama dia.” Jawab Dennis singkat.

Sejak bergabungnya Vanesha diband D’STAR, kini nama D’STAR berubah menjadi KQ {(key Qiu) King Queen}. Karena, band itu memiliki 2 vokalis pria dan wanita yang menjalin kasih bagai seorang raja dan ratu. Yaitu Dennis dan Vanesha.
Ketika selesai manggung, tiba-tiba ada sekumpulan wartawan datang menghadang KQ. Salah satu dari mereka menyodorkan pertanyaan,” apakah benar mbak Vanesha memiliki hubungan darah dengan Erika Listiana, model terkenal itu?”
Sebelum Vanesha menjawab, ia memandang Erika bersama Pragma yang tak jauh darinya. Dengan wajah sinisnya.
“maaf! Mungkin anda salah sangka. Saya nggak pernah mempunyai seorang kakak. Apalagi, seorang model terkenal seperti Erika Listiana. Permisi!”ia berusaha menepis berita yang tengah beredar dan langsung menghindari wartawan-wartawan itu.
Mendengar itu, Erika dan Pragma hanya diam terpaku dan sangat tidak menyangka Vanesha bisa mengatakan pernyataan seperti itu. Sebenarnya bukan hanya mereka, para personil KQ pun tak mengerti dengan jalan fikiran Vanesha yang rela menyatakan kebohongan di publik itu.

**The End**

>>Season Intuition

Broken HomeUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum