1

186 14 7
                                    


"Perjodohan? Mah! Pah! Please, umur aku belum genap 17 tahun lagipula aku belum lulus kuliah" protes gadis yang belum menyantap makanannya, bahkan rasanya dia muak melihat makanan setelah mendengar perkataan kedua orang tuanya. "Ayolah Zani sayang, memangnya kamu mau mama ini lumutan nunggu kamu nikah?" bujuk Mama dari gadis itu-Rara- kepada anak sulungnya -Razani Syehra Desara. Zani menghela napas panjang. "Aku gak mau Mah, setidaknya tunggu sampai aku berusia 25 tahun!"ujarnya sedikit membentak. "Pah, Zani gak mau nikah muda ya, please"ujarnya mengadu pada Papah tersayangnya. "Apa salahnya sih sayang nikah muda? Kamu bilang kan mau mandiri, nah dengan menikah muda kamu bisa belajar mandiri."ujar Papanya lembut.

Oke. Perasaan Zani bertambah kesal, ketika Papa tersayangnya malah menyetujui Ia menikah muda. "Aku belum siap Mah,Pah" Lagi aku sudah mempunyai seseorang dihatiku, meski rasanya bertepuk sebelah tangan. Cicit Zani dalam hati.

"Mama tahu, tapi untuk saat ini tahapan kamu sama dia masih perkenalan. Jadi ketika kamu merasa tidak cocok kamu bisa bilang pada mama dan mama akan membatalkannya" ujar mamanya lembut.

Seolah tersihir dengan perkataan mamahnya, Zani mengangguk pasrah. Setidaknya tidak terlalu merugikan. "Kalau begitu, boleh. Tapi mama janji ya kalo sampai aku tidak cocok, mama akan membatalkannya." Rara hanya menganggukan kepalanya.

***
Kejadian pagi ini diruang makan membuat hati Zani kesal setengah mati. Dia sengaja datang ke kampus lebih awal hanya untuk sarapan. Ya,Dia menghindari pembicaraan kedua orang tuanya -perjodohan dan menikah muda. Untungnya di jam yang masih dibilang pagi ini penjual kesayangan Zani sudah menjejalkan makanan.

Setelah memesan makanan, Zani mendaratkan tubuhnya pada salah satu kursi kantin. Dia memejamkan matanya. Menikmati udara pagi Jakarta yang sudah tak sesegar dulu. Hal yang selalu Ia lakukan saat pagi hari.

"Heh, udah betapa aja. Masih pagi juga, kesambet baru tahu rasa." Ujar seseorang bersuara bariton yang baru saja masuk melalui pintu kantin. Merasa terganggu Zani membuka matanya. Sebenarnya Dia tahu siapa pemilik suara bariton ini. Suara bariton ini milik teman laki-lakinya- Anggara Gibran Putra.

"Apa sih, ganggu tahu gak!" Zani mencebik kesal kepada Gara. "Lagi masih pagi udah nongkrong aja dikantin pake acara merem merem menikmati udara pagi. For you information udara pagi Jakarta udah gak bagus lagi." Ujar Gara . "Iya udah tahu, gak usah dijelasin lagi."

"Tumben datang pagi? Emang ada kuliah pagi?" tanya Gara setelah memesan makanan. "Males gue, di rumah Mama Papa lagi bahas tentang per-"Zani menggantungkan ucapannya. Dia bimbang apakah harus Ia memberi tahu akan perjodohannya.

Tunggu. Tiba-tiba dia teringat novel novel yang pernah Ia baca. Novel yang menceritakan tentang tokoh utama dijodohkan oleh kedua orang tuanya, dan ternyata tokoh utama dijodohkan dengan sahabat atau orang yang dikenalnya.

Awalnya si tokoh utama menolak, pada akhirnya menerima karena terpaksa dan berakhir dengan kedua orang itu saling jatuh hati kemudian bahagia, tamat. Tunggu. Jika kisahku seperti di novel yang pernah kubaca, itu artinya aku dijodohkan dengan orang yang ku kenal. Atau jangan jangan aku dijodohkan dengan-. Seketika pipi Zani merona merah.

Menyadari jika ada perubahan mimik wajah lawan bicaranya. Gara mengernyitkan dahinya. "Zan, lo kenapa? Tiba tiba ekspresi muka lo berubah jadi gak banget" Gara terus memperhatikan wajah Zani. "Hah, apa? Gue gak apa apa kok!"Zani menyahut dengan cepat ketika kesadarannya telah kembali.

Sementara di depan pintu kantin seorang gadis cantik berjalan dengan anggun. "Hai.. "Sapa gadis cantik tadi yang kini sudah berada didekat Zani dan Gara . Zani melihat wajah gadis itu lalu Ia hanya melemparkan senyum. "Hai.." kali ini bukan Zani yang berbicara melainkan Gara. Zani melirik ke Gara, dilihatnya mata itu memancarkan


Cinta.

***

Posted January 25 2016, 20.00

Hai! Setelah teman teman aku pada updated cerita cerita mereka kini giliran aku.
Akhirnya keluar juga ceritanya setelah berlama lama di draft.
Vomen nya. Gak minta banyak, asal jangan darkreaders. Kritik dan saran juga sangat dibutuhkan. Maklum penulis baru.

Regards
Nisapanda

INVISIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang