Part 3

76K 4.1K 78
                                    

**

Azela menghela nafasnya sejenak sebelum melangkah mantap memasuki ruangannya, walaupun kerutan di keningnya sama sekali belum menghilang sejak ia meninggalkan rumahnya.

Ada sesuatu yang jelas mengganggunya.

"Pagi, Zela!"

"Pagi"
Sahutnya nyaris seperti gumaman tak jelas yang membuat Karin dan Nathan saling melempar tatapan.

"Kau baik-baik saja?"
Gadis itu mengangguk seraya memperbaiki letak kacamatanya. Sekali lagi melirik iPhone-nya.

"Laura belum datang?"
Tanya Azela menatap meja tepat di depan ruangan Rafael. Meja sekretaris pria itu.

"Belum, tapi Lena bilang dia absen hari ini."
Lagi-lagi gadis itu hanya mengangguk sebelum sekali lagi melirik iPhone-nya.

"Kau dan Manajer-baik-baik saja kan?"

"Apa?"
Sahut gadis itu menatap teman terdekatnya dengan kening yang semakin berkerut.

"Maksudku, kau dan Manager tidak sedang bertengkar bukan?"
Azela menggeleng pelan sebelum menyalakan komputernya, membuat Karin melemparkan tatapan pada Nathan yang sama bingungnya.

"Manager belum menelfonmu?" tebak Nathan yang diangguki dengan lesu oleh gadis itu.

"Entahlah. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Sejak kemarin ia tidak bisa dihubungi."

"Azela."
Karin menepuk bahu mungil gadis menggemaskan itu.

"Jangan khawatir, Zela. Malam ini dia pasti menghadiri undangan Tuan Leo."

"Tuan Leo?"

"Yup, seharusnya kau datang saat perayaan kemarin. Karna Boss besar kita yang sangat tampan itu menerima undangan basa basi itu, dia bahkan memanggil kita makan malam nanti"

"Boss besar"
Gumam Azela tampak berfikir keras. sebelum memekik pelan nyaris membuat Karin dan Nathan terperanjat.

"Ada apa?"
Azela menggit bibirnya, menghela nafasnya pelan sebelum kembali menggeleng dan memeriksa komputernya.

"Nathan."

"Hm?"
Karin mendekat dan duduk di samping pria itu sedikit berbisik agar Azela tak mendengarnya.

"Menurutmu, kita harus mengatakannya?"

"Aku tidak tahu. Tapi, tidak biasanya mereka seperti ini."

"Apa jangan-jangan-"

"Karin, jangan menakutiku."

"Tapi, 'kan--"

"Oh, tidak! Jangan sampai hal itu terjadi."

"Nathan."

"Aku bisa mendengar kalian."
Karin dan Nathan tampak salah tingkah mendengar celetukan Azela yang masih terpaku pada layar komputernya yang dipenuhi oleh sejumlah angka. Tangan kanannya tampak mencoret-coret entah apa di atas kertas.

"Lihat. Gadis itu selalu bekerja keras untuk kita semua."

"Benar-benar, Aku ingin mempunyai kekasih sepertinya."

"Jika kalian tidak bisa diam, aku akan menyerahkan pekerjaan ini pada kalian."
Dan akhirnya mereka terdiam untuk tidak membicarakan Azela dan hal hal di sekitarnya.

***

   Leo bersidekap seraya bersandar pada kursi kebesarannya. Menatap Harry yang berdiri dengan kaku diseberang mejanya sembari menjelaskan beberapa informasi padanya.

Hot Guy and Little Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang