Chapter 2

68 5 0
                                    

        Aku mengambil mobilku di garasi rumah dan mulai menjalankan mesinnya. Aku tinggal sendiri di rumahku,tanpa orang tua dan pembantu yang menemani.

         Orang tuaku sedang menjalankan bisnisnya di luar negeri. Dan biasanya mereka rutin mengirimiku uang bulanan untuk memenuhi kebutuhanku.

           Tak terasa aku sudah sampai di sebuah pemakaman umum. Aku bergegas mematikan mesin mobil dan segera turun.

         Aku mulai mencari nisannya. Ah,itu dia! Seruku dalam hati.

       Aku duduk di samping gundukan tanah merah ini seraya berkata,

"Hai".ucapku,pelan.
"Maaf,baru mengunjungimu. Akhir-akhir ini,aku sangat sibuk".

"Hey,jangan marah. Aku masih tetap menjaga hatiku untukmu".yakinku,meskipun kutahu jika ia tak mungkin mendengarnya.

        Aku tertawa getir mengingatnya.

"Kau tahu,aku sangat merindukanmu. Sudah 1 tahun kau pergi,apa kau tak merindukanku?.tanyaku,hening.

       Air mataku meleleh deras mengiringi perkataanku.

       Aku mencoba untuk tidak menangis,tetapi tetap saja tidak bisa. Aku selalu menangis kala mengingatnya.

"Aku tahu,kau sudah tenang di sana. Tapi,apa kau tak mau mengunjungiku,lewat mimpi mungkin".ucapku,seraya menghapus air mata yang kian deras.

     Huh,aku membuang nafas untuk mengurangi sesak di dadaku.

"Aku hanya ingin mengatakan kalau aku sangat merindukanmu,bahkan teramat mencintaimu. Selamanya akan tetap seperti itu".ucapku,dan sesekali mengusap air mataku.

"Aku harus cepat-cepat pergi,jika tidak aku akan semakin gila merindukanmu".ujarku,konyol.

"I Love You".ucapku,seraya pergi menuju mobilku untuk menjauh dari pemakaman ini.

***

Holaa! Maaf yaa kalo jelek,aku masih amatiran soalnya..
Happy reading.. :)

Ponorogo,08 Januari 2016
12.55 WIB





      
        
       

Tentangku ..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang