1. Calon Dewa Bersayap Kristal

18.3K 1.5K 164
                                    

Negeri awan merupakan negeri yang tak pernah bosan mengawasi segala tingkah manusia. Masing-masing dewa yang menghuni negeri awan memiliki tugas, kewajiban dan juga aturan. Nirwana. Salah satu negeri awan yang dihuni oleh berbagai dewa dan dewi. Dewa kehormatan, Dewi kecantikan, Dewa kematian, Dewi kesuburan, bahkan... calon dewa. Hanya satu-satunya di antara mereka, hanya satu. Dia merupakan salah satu dewa yang kehadirannya tak bisa dipahami. Dia lahir dari sebuah kristal pada sebuah sumur kesalahan. Dia tumbuh menjadi seorang dewa yang dikagumi oleh dewa-dewa yang lain.

Tubuhnya gagah, dengan wajah tampan rupawan, memiliki auranya sedikit kasar seperti Hades, namun di sisi lain ada aura Dionisos menelusup di ujung bibirnya. Yang paling menakjubkan dari seorang calon dewa itu adalah, dia sudah punya sayap sejak lahir. Merentang di balik punggung, yang bisa dia hilangkan semaunya. Sayap itu pun terbuat dari kristal yang sangat kuat, namun indah ketika sinar matahari menerpa. Afrodit, si Dewi cinta dari Yunani itu bahkan tergila-gila padanya. Afrodit berkali-kali menggoda, namun si calon dewa hanya menanggapi dengan raut datar. Tak hanya Afrodit, bahkan Athena si Dewi kebijaksanaan itu juga turut menaruh hati. Meski kecantikan mereka sangat besar, namun si calon dewa bersayap kristal hanyalah seorang calon dewa yang suka membuat masalah. Dia tak pernah bisa diikat dengan istilah cinta.

"Mau kemana, kau?" Sebuah teriakan membahana, membuat Nirwana bergetar sekilas. Seluruh dewa dan dewi menoleh sesaat, lalu kembali melanjutkan kegiatan mereka yang sempat terhenti. Abaikan saja! Bahkan Zeus, si pemimpin dari Yunani itu tak akan berani macam-macam pada Tetua mereka.

"Boleh aku pergi sebentar?" Si calon dewa balas berteriak. Semua bungkam. Hanya dia yang berani balas berteriak pada Tetua mereka.

"Sky!"

"Apa lagi?" Si calon dewa bernama Sky itu menoleh tak suka. Semua dewa dan dewi tengah menatapnya. Dia jengah. Dia ingin sekali bermain bersama Ares, si dewa perang dari Yunani itu.

"Sudah saatnya kau melaksanakan perintahku! Bukan saatnya bermain-main!"

Sky menghentikan langkahnya.

"Aku sudah menuruti keinginanmu, pak tua! Aku sudah mencoba bekerja, membantu Hermes menyampaikan pesan, belum lagi aku mendukung Hestia membangun rumah.. Aku bahkan ikut Hefaistos membuat pedang! Apa lagi yang harus kulakukan?"

"Aha! Kau sudah mulai pamrih, bocah!" Tetua itu marah. Suaranya makin menggelegar. Sky menelan ludahnya gugup. Sayap kristalnya bergerak sebentar, lalu kembali menghilang.

"Apa lagi tugasku? Apa aku harus ikut bermain harpa bersama Apollo?"

"Kau...!!"

Seluruh Nirwana diam. Pertengkaran dua orang lelaki itu tak akan pernah berakhir secepat ini. Keduanya sama-sama keras kepala. Meski begitu, Tetua sangat mencintai dewa pendatang itu. Walaupun identitas Sky masih meragukan, masih disebut dengan calon dewa.

"Aku harus apa, pak tua?"

"Jangan memanggilku pak tua!" Tetua mengeluarkan tombak petirnya. Persamaan Tetua mereka dan Zeus adalah pada tongkat petir mereka.

"Aku harus memanggilmu apa? Kau memang tua!"

"Jangan melawanku, bocah!"

Sky sudah mengeluarkan sayap kristalnya, membentuk sebuah pertahanan di sekelilingnya. Kemarahan Tetua mereka tak akan pernah main-main. Sky sudah pernah disetrum dengan tongkat petir itu hingga bajunya robek. Selain itu tak ada hal serius yang terjadi pada tubuhnya. Sky sangat menyeramkan untuk seorang calon dewa.

Ketika Langit (Harus) Turun ke BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang