Don't Make Me Let You Go - Chapter Eighteen

Start from the beginning
                                    

"Maafkan aku, Caitlyn," bisik Mom ketika kenangan itu kembali, menyadarkanku dengan kenyataan bahwa Ibuku memiliki adiksi.

Alasan aku tidak bisa meninggalkannya sendiri.

Aku mengangguk. Kemudian bergerak untuk memeluk ibuku.

Dengan susah payah menyingkirkan memori masa kecilku.



-



Lewat tengah malam, Drake masih belum pulang.

Aku mengirim tiga pesan ke nomor Drake yang diberikan ibuku, dan sekarang aku tidur di atas ranjangku, menatap atap kamar, dengan susah payah melawan keinginanku untuk mengirim pesan yang keempat.

Tiga pesan berarti putus asa.

Yang keempat sama saja dengan menyedihkan.

Aku harap ia membalas pesanku. Atau menelepon. Atau apapun. Aku benci dengan kekhawatiran yang kurasakan sekarang. Aku hanya ingin mengetahui bahwa ia baik-baik saja.

Pada akhirnya aku memutuskan untuk menelepon Drake. Usahaku yang pertama berakhir pada kotak suara. Aku mencoba lagi, berharap kali ini ia mengangkatnya. Setelah beberapa saat menunggu, harapanku terkabul. "Drake?" panggilku pelan saat akhirnya teleponku tersambung.

Namun, bukan suara pria yang kuharapkan yang terdengar.

"Siapa ini?"

Aku terkejut ketika mendengar suara perempuan di telingaku. Apa Mom salah memberikan nomor?

"Sial, Griselda, apa aku memberimu ijin untuk mengangkat ponselku?" suara samar Drake dari seberang telepon menjawab pertanyaanku. Tidak, Mom tidak salah.

Griselda.

Bukannya segera menutup telepon, aku malah terdiam seperti orang bodoh. Dari seberang telepon aku mendengar suara gerakan, pertengkaran, kemudian diakhiri dengan suara pintu yang dibanting dengan keras. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan aku tidak mengerti. Ini tidak adil. Sepanjang hari aku memikirkannya, berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa ia baik-baik saja, namun kenyataannya apa yang sedang ia lakukan? Mengabaikanku untuk bersenang-senang? Aku memijat pelipisku. Berjanji tidak akan menyerahkan diri sendiri pada drama.

"Apa?" Tidak ada kata halo atau sapaan dari Drake. Ia terdengar dingin, jauh.

"Apa dia masih bersamamu?"

"Tidak."

"Kau ada dimana?" tanyaku pelan. Ada berbagai pertanyaan lain yang ingin kutanyakan, namun aku menahan diri. Aku tidak ingin terdengar menuntut.

"Dengar, sekarang bukan saat yang tepat."

Lagi-lagi ia membuatku terdiam. Apa yang sedang ia lakukan? Aku memejamkan kedua mataku, berusaha menenangkan diri. "Aku khawatir padamu," bisikku akhirnya.

"Aku baik-baik saja."

Bagus. Drake sudah mengatakannya. Baik-baik saja. Tindakan yang tepat sekarang adalah menutup telepon karena tujuanku sudah tercapai. Aku tahu itu, namun aku tidak bisa menahan pertanyaanku selanjutnya. "Apa kau sedang bersama dengan Griselda Reynolds?"

"Kenapa? Kau cemburu, Kitten?" tanyanya, tertawa pelan.

"Tidak lucu," desisku dari sela-sela gigi. Aku terkejut karena ia benar, namun aku tidak akan memberikannya kepuasan dengan menjawab.

"Tidak, aku sendirian sekarang."

Sekarang? Apa yang ia lakukan sebelumnya? Asumsi yang kubuat sendiri di pikiranku membuatku mual. Aku tahu hal itu bukan urusanku. Kita berdua belum membicarakan tentang hubungan eksklusif, namun aku tetap tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 05, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Don't Make Me Let You GoWhere stories live. Discover now