Social Media Love Story (short story)

19.8K 1K 156
                                    

Sebenarnya aku harus berapa lama lagi menunggu di sini? Sudah satu jam lebih tapi tak ada tanda-tanda orang yang ku tunggu datang. Aku bergegas dari tempatku duduk karena sore ini cuaca sangat mendung, langit yang tadinya cerah sekarang berubah sedikit gelap, padahal baru pukul 16:15 WIB, mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Aku rasa menunggu di Halte dan memilih naik kendaraan umum tidak terlalu buruk daripada harus menunggu di Taman ini sendirian. Benar saja, belum lama aku sampai di Halte seberang taman, rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Beruntung di Halte ini aku tidak sendirian, ada beberapa orang, ada yang berpakaian formal, ada yang memakai seragam SMA sepertiku saat ini, ada pula yang berpakaian santai. Suara gemuruh petir sekarang mulai terdengar dan saling bersautan mengiringi derasnya hujan sore ini. Tak lama sebuah Bis berhenti didepan halte, tak ingin menunggu lama aku dan beberapa orang lainnya segera masuk kedalam Bis. Dan sepertinya keputusanku untuk pulang dengan angkutan umum sangat tepat. Ya, seperti biasanya dia tak pernah benar-benar datang menemuiku.

Dan lagi- lagi aku merasakan kecewa.

Sesampainya di rumah aku segera membersihkan diriku. Aku hanya butuh menenangkan pikiranku dengan aroma lavender yg selalu membuatku nyaman dan tenang. Semua orang mungkin akan menganggapku aneh, bodoh, atau mungkin lebih dari itu?! Aku tidak tahu. Ya, aku pun sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi pada hatiku dan pada diriku sendiri, aku hanya merasa nyaman dan yakin padanya. Ku rasa dua hal itu cukup untuk menjalin sebuah hubungan. Menjalin hubungan? Ya! Aku menjalin hubungan dengan orang yang sama sekali belum pernah aku temui, aku hanya mengetahui namanya melalui sebuah media sosial. Bahkan hubungan kami sudah hampir satu tahun lamanya. Kami saling bertukar cerita pada saat itu dan aku merasa nyaman bercerita dengannya. Dari obrolan kami, aku mengetahui banyak hal tentang dirinya, aku juga mengetahui ternyata kami memiliki banyak kesamaan. Aku meraih ponselku yg bergetar tanda ada pesan masuk. Melihat nama pengirim pesan entah kenapa aku tersenyum begitu saja melupakan kejadian beberapa jam yang lalu.

From: Mine
aku melihatmu. kamu selalu cantik. Maaf, gara-gara aku kamu kehujanan. :')

To: Mine
✉Selalu kayak gitu. It's okey! Kapan kita ketemu?! Kt udh hampir satu tahun dan kt blm pernah ketemu?! Apa di anniversary kita kamu hanya kirim bunga seperti stiap perayaann monthsary kita?! Please!

From: Mine
✉I love you, Prilly..


To: Mine

Hm yaa me too. Aku capek. klo smpe anniversary kita km gamau nemuin aku jg, kita udahan!

Selalu seperti itu, setiap kali aku memintanya untuk bertemu dia selalu mengalihkan pembicaraan. Seringkali dia memintaku untuk datang ke tempat yg ia tentukan, aku menurutinya. Namun, setelah aku datang dia hanya menelfonku mengatakan aku semakin cantiklah, cocok dengan pakaian yang ku kenakan, dan lain-lain tapi aku tak pernah mengetahui ia dimana. Dan akhirnya kami hanya saling mengobrol melalui ponsel. Pikiranku melayang pada kejadian 11 bulan yang lalu. Saat aku dan dia baru pertama kali mengobrol lewat chat disalah satu media sosial.

Muhammad Ali Syarief
Hallo, Prilly.. thx ya! Anak Gellpista?

Prilly Mahatei Ltc
Hai.. iyaa kok tau?

Muhammad Ali Syarief
Gue tdi liat lo didepan gerbang utama Gellpista. Lo cantik..

Karena Cinta Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang