chapter 6

1.4K 55 4
                                    


Haiii aku kembali:D wkwk

****-**

"Aku tidak yakin kalau Prilly bisa dapat izin dari orang tuanya." Ali bicara dengan mulut penuh. Roti selai kacang baru saja mampir ke dinding mulutnya ketika ia mengamati Prilly yang baru saja turun dari lantai dua dan melangkah menuju ruang makan.

Papa sudah rapi dengan setelan jas, siap berangkat ke kantor. Pria itu sama sekali tak menjawab apa yang dibahas Ali. Mamanya melirik Prilly yang baru menarik kursi untuk bergabung sarapan.

"Orang tuamu, bagaimana?" Mama baru ingat tentang hal fatal ini, bagaimana mungkin dia sama sekali tidak kepikiran tentang orang tua Prilly?

"Kemarin aku langsung menelepon ke Mama kok" Prilly melebarkan seringai. Matanya yang bulat seakan mengejek Ali yang saat ini makan dengan belepotan. Dasar, selain sifatnya yang kekanakan, ternyata Ali juga punya tingkah seperti anak kecil, makan belepotan misalnya. Prilly curiga, jangan-jangan pemuda itu juga masih menggunakan pampers.(wkwk abaikan :D)

"Mama Papa bilang nggak keberatan kalau aku juga mau lanjut S2. Jadi bisa bareng sama Ali."

Ali mengunyah makanan dengan kalap.

"Wah bagus kalau kau juga mau lanjut S2. Masalah biaya, kami bisa atur"

Prilly menggeleng. "Mama Papa sudah siapin semua kok, Tante gak perlu repot-repot"

Wanita itu tersenyum. "Bukankah kami juga Mama Papamu?"

"Iya, Tante..."

"Jangan panggil tante. Mulai sekarang panggil saja Mama"

Prilly menatap haru pada wanita itu. "Tentu, Ma..."

"Dia adikmu sekarang..." mama menunjuk Ali dengan dagunya, "Adikmu yang manja"

"Hey! Siapa yang disebut manja?!" Ali marah kemudian terbatuk, tersedak rotinya. Yang lain menahan diri untuk tdk tertawa.

Pemuda itu memukul-mukul dadanya sebelum menegak susu di gelasnya sekali teguk

"Aku tidak percaya ini," Ali menggeleng. Meraih tisu dimeja dan mengusap sisa belepotan disekitar mulutnya.

"Tapi, kalian... arghhh... menyebalkan!" Gerutuny sebelum meraih tasnya dan beranjak pergi ke kampus. Tanpa mencium pipi Mama seperti biasanya.

Mama melirik Prilly sambil terpingkal, "kau lihat? Dia pemarah sekali"

"Ah, kupikir dia lebih mirip seperti tante-tante lagi PMS"

Saat itu juga Ali mendengarnya, ia kembali ke meja makan untuk mengambil kunci motornya yg tertinggal di meja makan. Papa yang menyadari wajah geram Ali hanya mengisyaratkan agar Mama dan Prilly diam. Atau Ali akan meledak. Setelah memastikan bahwa Ali sudah berangkat, barulah mereka bertiga tergelak.

************
Hai maaf ya ini pendek banget soalnya aku gak punya ide lagi, makanya kalian kasih ide dong, jangan cuma baca doang. Nulis segitu udah cape lho masih juga harus bikin yg lebih menarik.

Coba deh kalian kasih saran, komen, vote aku, pasti aku seneng dan berusaha buat nerusin cerita ini.

Jangan Jadi Pembaca Gelap, Kasihanilah Author nya!

Bye

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

(Aliando Prilly) Semua TentangmuWhere stories live. Discover now