Pernah hatiku melabuh
Biasa tanpa asa
Hingga waktu berjalan sesuai arahnya
Hatiku kembali berlabuh
Asa ku mulai tumbuh
Ada keinginan dijiwaku tuk kembali
Apadaya jika semua sia-sia
Kini hatiku merana
Kesempatan kembali terbuka
Entah bagaimana ku tetap bisa menerima
Kertas yang rusak, kayu yang terbakar, gelas yang pecah
Semua berubah
Dan perpisahan menjadi ujungnya
Pedulimu, aku rindu
Menunggu asa ini membunuhku, dimana dirimu?
Ataukah bumi melenyapkanmu?
Palembang, 26 Desember 2015
Revisi puisi lenyap 16 Oktober 2012
Annisa Nur Fauza.