Part 2

22.2K 203 22
                                    

"Ughh....Ugh.." desahku menggema di seluruh ruangan.

"You're so sexy" bisiknya dengan suara serak.

sisanya aku tidak ingin membahasnya, yang jelas kita having sex dan tamat.

****

Aku terbangun dengan bagian bawah yang cukup.... well perih. kulihat tubuhku yang polos tanpa bahan yang membalutinya, aku mencoba mengucek mataku hasilnya kurang memuaskan karna topengku menghalanginya.

"Jangan bergerak dulu mask girl, percayalah itumu akan sakit" aku hanya diam tidak menoleh, tanganya memelukku dari belakang terlihat sekilas ia masih menutup matanya. aku mencoba berontak namun hasilnya nihil ia terlalu kuat.

"Aku sedikit tidak enak padamu, itu pertama buatmu dan aku merebutnya" sesalnya, aku menghembuskan nafasku sekali.

"Ga masalah, Lagi pula aku ikhlas. sangat iklas" ujarku tenang. sepertinya ia mulai membuka matanya. nafasnya menggelitiki leherku.

"Seriously, I was shocked" katanya bersungguh sungguh. manis juga sih, tapi maaf, aku membencinya setulus hati.

Flashback

saat ia mulai ingin memasukan juniornya tiba tiba ia berteriak seperti gadis yang baru pertama kali datang bulan.

"What The....? kau! kau masih virgin!" ia melototiku dengan tidak percaya. aku hanya menatapnya datar oke maksudku penuh nafsu, maksudku tinggal masukan apa susahnya?

"Lalu?" tanyaku spontan

"Listen mask girl, aku memang berani memasukanya hanya saja, aku tidak tega dengan mu" ia mulai memakai celananya kembali.

"Hey...John, just do it, I give it to you."

"What? Your virgin? no thank's."

"Come on Boy" gerutuku

Sepertinya ia sadar apa yang ku ucapkan, ia mulai membalikan badan dan membuka celananya kembali. Fab Junior. "ini akan sedikit sakit" ia memperingatkan.

Aku tersenyum miring dan ia mulai... aksinya... pokoknya gitu deh intinya tamat!

Flashback Off

Aku mulai bangun dengan perlahan lahan, mencoba mengambil bajuku yang berserakan di lantai,
"Aku tidak yakin kau akan pakai baju kurang bahan begitu dengan well... rasa perihmu. maksudku itu terlalu ketat dibagian..."
katanya terpotong, mungkin ia terlalu malu mengajurkanya.

"Look, sekarang kau terdengar seperti my daddy"

"Dady...? Oh..Man aku harus pulang bertemu dengan putriku" ujarnya panik, awalnya aku biasa saja sampai aku ingat bahwa putrinya adalah...Aku.

"Tenanglah Sir, putrimu pasti aman dirumahnya. lebih baik kau menemaniku" ujarku spontan aku agak kaget dengan ajakanku namun itu lebih baik dari pada ia pulang dan mendapatiku tidak ada disana nightmare.

Ia nampak menimbang nimbang, kemudian ia menghembuskan nafas lelah. "Idemu boleh juga, aku sedang tidak ingin mengganggunya" ucapnya lirih. berlebihan sekali menurutku.
"tapi petama tama lepaskan topeng mu itu, menganggu sekali" pintanya malas. "Tidak terima kasih" tolakku. ia melirikku sebal

Kami berjalan menuju bartender, ia memesan Tequila sedangkan aku memesan Bluestone Alley. "So, ceritakan padaku apa masalahmu?" tanyaku, aku ingin mendengar kisah kita dari sudut pandangnya.

"Tidak, aku tidak akan menceritakanya pada orang baru" balasnya. aku hanya diam tidak memaksa ataupun berbicara, kami hanya diam meresapi minuman masing masing. "Apa kau bisa dipercaya? entah dengan siapa aku akan membagi cerita ini" aku hanya diam tidak meng iyakan.

Ia menghela nafas perlahan "My daugther, usianya 17 tahun. ia sangat cantik namun misterius dan dingin. aku tidak akan pernah mengerti jalan pikiranya yang sangat rumit itu. ia tidak pernah percaya bahwa aku adalah ayahnya" aku mendengarkan dengan saksama.

"Aku tidak mengerti mengapa ia tidak percaya padaku, padahal surat surat dan tes Dna sudah sering ku perlihatkan padanya." ia mulai menerawang wajahnya sangat tertekan. "mungkin kau memang bukan ayahnya" sahutku membuatnya tertawa miris.

"Yeah... kau benar ia adalah anak yang entah bagaimana diangkat menjadi anak oleh ayah dan ibuku. namun miris mereka bercerai dan tidak ingin mengasuh kami. akhirnya akulah yang mengasuh dan merawatnya" Jlebbb hatiku terasa tertusuk pisau. mataku memanas.

"Dan dia sekarang membenciku sangat membenciku. tapi tak apa karna aku akan selalu menjaganya baik secara mental maupun fisik" tegasnya, sepertinya ia sangat tertekan. aku.... aku tidak kuat lagi. aku harus pergi dari sini.

"Maaf aku harus pergi"
Aku segera meninggalkanya seorang diri. keluar bar itu dan menangis di tengah hujan deras, orang orang berlalu lalang memperhatikan ku dengan tatapan aneh. tapi aku tidak peduli.

John Pov

"Hey Dude, lihat penari itu menggoda sekali tubuhnya" ujar salah satu teman ku, aku mengikuti arah pandangnya dan benar saja wanita itu sangat... menawan. "Memang sangat cantik, tapi lebih cantik putriku" balasku acuh.

lima temanku itu tertawa bersamaan sampai terpingkal pingkal. "Hahaha.... huhh baiklah John, terserah kau. dasar daugther complex" ejek salah satu temanku. "Hey aku bisa mendapatkanya kalau aku mau" balasku acuh. mereka memandang bergantian kemudian tawa licik terpajang di wajah mereka. "Baiklahh... jika kau bisa mendapatkanya, kami akan memberikanmu 5% aset perusahaan kami masing masing" tantang mereka. "Deal" desisku.

*****
1jam kemudian

Aku berjalan menuju bartender dengan wanita itu, kulirik teman teman ku dengan seringai licik, mereka nampak kaget dan ternganga. "So, ceritakan padaku apa masalahmu?" tanyanya acuh.

Aku meliriknya sekilas. entah mengapa aku merasa dapat mempercayainya walaupun ini pertama kalinya kami bertemu. bahkan saat bercinta tadi aku tidak mengingat sosok anneliese walau hanya sedetik. ia membuatku nyaman.

Aku memulai ceritaku, ia mendengarkan dalam diam. aku susah payah melontarkan isi hatiku. sampai tiba tiba ia pamit keluar dan meninggalkanku.

"Apa yang kupikirkan menceritakanya pada gadis muda itu.. bodoh" gerutuku lesuh. sampai aku menyadari bahwa teman temanku telah pulang aku pun segera pulang dengan perasaan tercampur.

****
Aku memasuki ruang tamu, tak ada tanda kehidupan disini. aku berjalan menuju sofa untuk beristirahat sejenak. "Dad?" aku mencari arah suara dan kutemukan gadis dengan kaos putih kebesaran tanpa menggenkan celana. "Anne where's your pants?" tanyaku memendam gairah.

Rambutnya yang basah tak teratur membuatnya semakin sexy, ia berjalan mendekatiku kemudian ia memeluku dengan erat. kurasakan kemejaku mulai membasah karna air mata kurasa. aku membalas pelukanya dengan hati hati "Ada apa denganmu?" ia tidak menjawab. hanya terdengar suara isakan.

sudah setengah jam kami dalam posisi seperti ini "Maaf...Maaf...Dad..Sungguh maaf" lirihnya. aku tidak mengerti mengapa ia seperti itu tiba tiba. "Maafkan aku telah menyusahkanmu dan durhaka padamu" isaknya. "Ada apa Sweetheart?" tanyaku sangat bingung.

"Aku sekarang percaya. You Are My Dad." ujarnya dengan suara yang lebih teratur. aku senang sekali tapi disisi lain hatiku sakit. "Benarkah? Syukurlah...aku sangat menyayangimu Anne" balasku seraya mengecup keningnya dengan lembut.

"Terima kasih Dad" Ucapnya. nafasnya mulai teratur, ia tertidur pulas, mungkin ia terlalu lelah.

Aku membopongnya ke kamarnya, sampai kuperhatikan ada bercak bercak merah di leher indah puterinya. Dengan menahan emosi aku keluar menuju kamarku dan membanting pintu. 'Besok kau akan ku wawancarai Anneliese' batinku.

TBC

Hy readers Mohon vomentnya dong? hehe setelah bab ini aku udah mau bikin sesi romantisnya hehehe

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Dec 26, 2015 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

I'm Gonna Marry My DaugtherTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon