Part 1

24.6K 146 2
                                    

Author Pov

Gadis kecil itu berjalan menuju kamar utama yang cukup besar dengan hati berdegup kencang, ia menatap pintu itu seraya menelan salivanya sendiri.

Ia membuka pintu secara perlahan. "Dad?" panggilnya lemah. pria yang sedang membelakanginya itu diam tak bergeming. "Dad, I'm scared..." isak gadis itu. Pria tinggi itu mulai berjalan kearahnya lalu memeluknya hangat. "Wanna sleep with your dady huh?" tanyanya meledek.

"I'm 17 dad, I'm fine I... I just scared because of Horror movie that I watched this afternoon" jelasnya,  ia nampak bingung kemudian mangut mangut mengerti. "Then why You come here?" tanyanya lagi. "temani aku tidur diatas dad, Please!" rengek gadis itu. "Tadi katatanya tidak mau" ejeknya "I didn't say that! aku hanya tidak mau tidur dikamarmu" Pria tampan itu tersenyum geli kemudian ia menemani gadis itu kekamarnya.

****

"Dad hug me, kenapa malah menjauh" rengek anneliese, pria itu terlihat sedikit gugup, kemudian memeluk tubuh mungil itu dengan erat.

"Tubuhmu panas sekali dad?" tanyanya "benarkah?". mereka terdiam dalam posisi yang cukup tidak senonoh itu. "Anne pakailah piama, kenapa kau selalu menakai tangtop dan hotpand yg sexy seperti itu." Anneliese tertawa simpul melihat dadynya yang terlihat gugup itu. "Kalau mau kujawab izinkan aku menciummu"

Tubuh pria itu tampak menegang, tubuhnya semakin panas. "Ada apa? apa kau tidak ingin dicium gadis kecilmu ini?"
Ia tertawa kaku kemudian menganggukan palanya "Kiss me, please". pria itu menutup matanya.

Diluar dugaan ternyata anneliese tidak mencium pipinya atau jidatnya melainkan lehernya.

John pov

Aku merasakan sesuatu yang geli dan berair di sekitar leherku, aku membuka mataku dan ku lihat anneliese sedang menciumi leherku, Oh God apa lagi ini. gadis ini sudah membuatku gila.

"Baby, Stop it sebelum..." cegah ku dengan suara serak, ia melihat ku dengan wajah mengejek "Sebelum apa dad?" tanyanya memancing. aku terdiam "Bukan apa apa" ia ber oh ria kemudian memelukku dengan erat, payudaranya  menempel sempurna di tubuhku aku hampir mendesah. 'Dari mana gadis ini belajar memperlakukanku seperti itu?' batinku.

"Dad kau sudah boleh kebawah, Aku sudah tidak takut. Thank's"
Ia mulai mengendurkan pelukanya, dan aku segera beranjak dari kasur sebelum aku mengambil keperawanan putriku sendiri.

"Dad wait, tidak ada goodbye-kiss?" tanyanya dengan nada kecewa. aku tersenyum geli ia mulai mendatangiku dan mencium pipiku, maksudku bibirku dengan rakus, BIBIRKU. tanpa sengaja aku membalas ciumanya dengan ganas dan nafsu.

Ia menerima semua perlakuanku sampai aku merebahkannya kembali ke kasur, tanganku mulai meremas payudara besarnya dengan lembut dan menciumi lehernya. "Dad...enghh.... S...stop it!" pintanya susah payah.

Aku segera melepas kan pelukan nya dan merutuki perbuatanku. "sudah kubilang jangan membangunkan singa tidur anne"
"But you're my dady, I just... ingin tau apa kau ayahku atau bukan"

aku menatapnya nanar, sampai sekarang ia sama sekali tidak mempercayaiku "Believe me anne, I'm your father" ia menatapku kesal "Get out from my room!" usirnya.

Aku segera keluar dari kamar itu, sudah kuduga tidak biasanya ia manja padaku. gadis itu selalu dingin dan membenciku.

Anneliese pov

Aku mengunci kamarku dengan emosi yang memuncak, bagaimana bisa ia adalah ayahku? Aku hanya berbeda 13 tahun dengannya. ini tidak masuk akal, dan bagaimana bisa ia terangsang ketika bersamaku? bahkan terpancing membalas setiap sentuhanku. seorang ayah tidak akan menyentuh putrinya.

"I hate you John. a lot." geram ku dengan emosi tertahan, Aku kembali merebahkan tubuhku di kasur mencoba mengusir segala kekesalan ku. sampai aku kehilangan kesadaran dan tertidur.

*****
"tidurmu nyenyak sweetheart?" Sapa seorang pria yang tengah sibuk memotong chop steak di tangannya. Aku melototinya tidak senang, 'what do you mean? sweetheart? really? ugh..' batinku.

"I'm not your sweetheart, stop act like a father, oh.. and I'm not your daughter." ujarku Kesal. sepertinya dia menghentikan acara makan indahnya itu dengan kasar. 

"Last night you Called me dady, and now..."

"Yeah, but remember It's last night, not now" potongku. Ia menghela nafas pasrah dan tidak percaya

Aku berhenti mengoles selai di atas roti ku dengan bete "Ga makan?" tanyanya datar terlihat sekali ia sedang bad mood. "Ga selera" jawabku acuh tak acuh. "Sama, kalau begitu ayo berangkat" ajaknya datar, aku segera membereskan tas ku dan menyusulnya ke mobil.

Hening, tak ada satu pun dari kita yang memulai pembicaraan selama perjalanan. aku lebih memilih fokus pada Iphone ku.

"Pulang sekolah dady yg jemput"

"Ga usah, aku ada kerja part tine hari ini"

Tiba tiba ia menghentikan mobilnya, ia menatapku dengan kaget well like I care. "Apa? apakah uang jajan mu tidak cukup?" tanyanya heran, "Aku hanya ingin mandiri, that's it" jawabku. ia sempat berfikir sejenak kemudian mulai menyetir kembali.

"Pekerjaan mu apa?"

"penari latar, jangan nanya lagi please"

Ia hanya ber oh ria lalu menurunkan ku disebuah sekolah yang cukup besar dan ternama.

"hati hati" aku segera turun dari mobilnya dan memasuki sekolah.

*****
"Portgas D Anneliese" sapa salah satu gadis yang sedang berlari kecil kearahku. "Ada apa Borrison D Christie?" sapaku kembali. "Kau hebat! kau baru bekerja selama 2 hari dan sudah banyak pengunjung bar yang menyukaimu" bisiknya. "Well, baguslah".

*****
"Let's go" ajaknya ketika kami sudah berada di depan pintu berwarna merah maroon itu, kami membuka pintu secara perlahan lalu berlari lari kecil ke arah backstage.

"Oh my dear Anneliese! kamu datang juga" sapa seorang wanita cantik yang kini sedang merias salah satu penari. "Hari ini tema kita menari dengan topeng, ini kostum mu, chop chop" wanita itu memberikan sebuah pakaian yang sexy dan lebih seperti baju renang di mataku.

Aku menari dengan cukup menggoda dan sexy, banyak penonton yang bersorak ramai karnaku. tidak hanya tarian ku yang memukau tapi juga karna tubuhku yang molek juga menjadi salah satu aset.

Setelah selesai aku duduk di salah satu bartender dan memesan satu cola. kurasakan ada seoranh pria yang duduk di sebelahku tapi aku tidak mempedulikannya, ia segera memesan vodka.

"Siapa namamu? aku harap aku bisa mengajakmu kekamar vvip di atas" sungguh sapaan yang tidak sopan. "Aku penari bukan pelacur" jelasku tanpa menengok kearahnya. "Hey, aku ingin menidurimu karna kau mirip dengan seseorang yang aku cintai.

Aku menoleh kearahnya, bertapa kagetnya aku menyadari bahwa ia adalah John....dan orang yg ia cintai? siapa maksudnya? apakah...? "Siapa nama wanita yang kau cintai?" tanyaku hati hati, ia tersenyum miris "Namanya adalah Anneliese, Putriku sendiri" jawabnya.

Aku sedikit kaget tidak bahkan aku sangat amat kaget. "Aku terima tawaranmu, ayo kekamar Vip." pintaku. aku ingin lebih mengenalnya sebagai pria bukan ayah. ia menyeringai licik "ayo aku antar nona" ajaknya. aku masih mengenakan topeng mata ku, tidak aneh kalau ia tidak mengenalku.

Kami tiba di sebuah kamar yang cukup mewah dan elegant, aku tatap sekeliling hingga terdengar suara 'Cklek' pintu terkunci. ia memeluku dari belakang dan menciumi leherku. tanganya mulai memainka payudaraku meremasnya dengan halus, sedangkan tangan satunya mulai mengelus vaginaku. "Uhh"

Entah bagaimana caranya ia sudah diatasku, tubuh kami menempel sempurna. ia sudah melepas kostum dan pakaian dalamku, jari jarinya bermain di dalam vagina ku rasanya sangatt nikmattt. "Lepas topengmu" pintanya di sela sela ciuman hangat kami. "Tidak" tolakku.

Ia nampak berhenti sebentar, lalu terus melanjutkan kegiatanya. "ughh...Ahh" desahku memenuhi ruangan itu.

Tbc

I'm Gonna Marry My DaugtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang