Part 2

82.1K 4.1K 50
                                    

**

"Zela!"

"Azela!"

"Azela! Ada apa sayang?"
Azela mengerjapkan matanya, nafasnya terengah, kembali memejamkan matanya sebelum tersenyum tipis menyadari siapa yang tengah menatapnya dengan cemas.

"Hanya mimpi, Bu."
Sahutnya menggeliat merenggangkan tubuh mungilnya yang masih bergelung di balik selimut.

"Ya sudah, sebaiknya kau bergegas kekantor."
Azela mengangguk membiarkan ibunya menghilang dibalik pintu kamarnya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam. Menyentuh dadanya dimana detak jantungnya masih menggila.

Mata tajam itu.

Nafas yang terengah.

Bibir yang menggeram rendah.

Dan jemari jamari yang meninggalkan jejak panas yang membara ditubuhnya.

Azela memejamkan matanya sejenak, menghembuskan nafasnya dengan pelan berusaha menenagkan dirinya sebelum kedua kakinya beringsut dari balik selimut, bergegas bangkit merenggangkan tubuh mungilnya sebelum menyentuh rambut coklat berantakannya dengan jemari jemari lentiknya.

Getaran iPhone di nakasnya mebuat ia menoleh sebelum meraih dan mengusap layar yang sedang menunjukkan nama kekasihnya disana.

"Morning Azela"

"Morning"

"Kau dimana, Sayang? Jam kerja sudah dimulai. Kau bahkan tidak datang ke acara-"
Kedua mata coklat itu bergerak cepat kearah jam diatas nakasnya, membulat menyadari angka disana sebelum membating ponselnya dan melesat cepat mengambil handuk dan memasuki kamar mandi dengan suara bedebum keras.

Azela benar benar terlambat.

**

Azela melangkah cepat memasuki lobby perusahaan. Tangannya sama sekali tidak lepas dari tasnya mencari kacamatanya yang sialnya entah di mana saat ini.

"Ya Tuhan. Kacamataku dimana?"
Grutu Azela, Ia memekik saat seseorang menabrak bahunya dengan keras hingga ia nyaris terjatuh.

"Ah, Maaf"
Gumamnya. Namun, ia tetap berjalan dengan berbagai gerutuan dengan tangan yang masih mengaduk tasnya.

Gadis itu sama sekali tidak mengetahui bahwa pria yang baru saja menabrak bahunya sedang menatapnya dengan tatapan mengerikannya

"Aku bahkan tidak melihatnya," geramnya kembali melangkah menuju mobil yang sudah siap menunggunya. Ia ada rapat penting di luar sana dan gadis yang entah datang dari mana itu mengacaukan langkahnya.

"Harry, apa kau melihatnya?"

"Siapa Tuan?"
Tanya Harry pada tuannya, Leo menghela nafasnya. Teringat dengan suara yang membuat sesuatu dalam dirinya begejolak.

"Lupakan."
Ia mengetatkan rahangnya, mengingat siapa gadis tersebut yang mungkin akan menemui kekasihnya yang tidak lain adalah bawahannya yang sempat mengundangnya makan malam kemarin.

Ah, ia harus menemui seseorang.

***

   Pria itu melangkahkan kakinya memasuki gang sempit yang cukup gelap karena dihimpit oleh gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, Ia menghentikan langkahnya saat bertemu seorang pria yang sedang bersandar pada dinding lembab dengan lintingan mematikan yang terselip di antara bibirnya.

Pria dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana pudarnya yang sobek di bagian lutut itu jelas menyadari kehadirannya.

"Aku sudah selesai."

Hot Guy and Little Girl [COMPLETED]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz