High School Love Story 9

170K 12.2K 359
                                    

Ingat ya kalo udah baca jangan lupa vote, biar tau, ada yang minat atau nggak sama cerita aku, gampang kok tinggal teken bintang, asalkan jangan yang di langit.

_________

"Rey?" Tanya Sania setengah sadar sambil menggaruk-garuk rambutnya. Masih dengan mata terpejam, dia memperbaiki posisi tidurnya dan kembali ke alam mimpi, dimana semua yang tidak mungkin bisa terjadi.

Kebohongan Rere tentang mengatakan Rey datang menjemput Sania tidak membuahkan hasil. Dia menghela nafas melihat Sania yang kembali tertidur pulas. Rere memutar otak, memikirkan bagaimana cara agar Sania bisa bangun.

"Sania ada Devan!" Rey nggak manjur kali aja Devan bisa. Tepat sekali nama yang di sebutkan Rere membuat Sania langsung membuka matanya sampai melotot. Ekspresinya seperti orang yang terkejut, mata Sania yang merah serta rambut berantakannya membuat Sania tampak seperti zombie.

"disebutin nama Devan baru mau bangun" Rere mencibir "udah nyampe rumah gue nih masuk dulu yuk, ntar gue anterin pulang." Sengaja Rere membawa Sania kerumahnya, selain karena dia sedang ingin menghabiskan waktu dengan Sania—Sahabatnya, Rere juga berniat menginterogasi Sania perihal sifat dan tingkahnya di sekolah tadi.

Sania hanya mengerang menanggapi Rere. Dia keluar dari mobil masih dengan jiwa setengah sadar, setengah rohnya masih melayang entah dimana sebelum dia teringat tadi Rere menyebut nama Devan, langsung saja Sania menahan pundak Rere yang berjalan di depannya.

"Devan mana?"

Kening Sania mengerut karena tiba-tiba saja Rere tertawa. Sania sedikit berjalan mundur, takut temannya itu sudah tidak waras lagi. Tertawa dimana tidak ada hal yang lucu kan yang bisa Cuma orang gila.

"Re gue takut, sumpah dah, ngeri banget lo tiba tiba ketawa"

"gue bohong kali, mana ada Devan dateng jemput lo" Jawabnya enteng. Hampir saja Sania menabrak mbok imah yang entah datang dari mana karena lari-larian mengejar Rere.

Sania mendumel, kakinya di hentakan menaiki satu persatu anak tangga rumah Rere. Rasanya Sania pengen mutilasi itu anak, suara ketawanya sampai terdengar di telinga Sania padahal Rere sudah di dalam kamarnya yang terletak di lantai dua. Sepertinya Rere mendapat mandat untuk menggantikan soimah.

Sania menghempaskan tubuhnya di samping Rere. Mereka berdua tidur menelungkup, bedanya Rere lagi main hp dan Sania tidak.

"chat sama siapa si? Lo kan jomblo" Rere tidak menjawab, dia malah senyum senyum sendiri. Biasanya yang gitu orang lagi jatuh cinta. Kali ini Sania memaklumi, dia membiarkan Rere sibuk dengan hp sementara dirinya menekuk kaki kearah belakang. Tanganya menarik kaos kaki hingga kedua kakinya sudah bebas dari rasa pengap.

Rere menoleh "eh lo ngomong apa tadi?"

"nih udah ketelen." Sania menganga memperlihatkan isi mulutnya kepada Rere seakan-akan dia membuktikan ucapannya tadi sudah tertelan habis.

"yeee sorry, tadi kan gue lagi nonton pacar lo di instagram" Rere membuat-buat tawanya lalu bangun dan berjalan menuju lemari, mengambil beberapa lembar pakaian dari sana.

"hah?"

"masa gak ngakuin sakayuv"

Saat Rere berbalik lemparan bantal mengenai wajahnya. Sania tahu Rere berbohong jelas - jelas tadi dia lihat Rere lagi buka Line, sayangnya dia tidak bisa melihat dengan siapa cewek itu chattingan karena Rere memiringkan hpnya kearah berlawanan dengan mata Sania. Tapi Sania bisa mengerti, setiap orangkan punya rahasia. Intinya nggak semua rahasia harus di ceritain ke sahabat.

"Tai banget, itu pacar lo. "

"Eh San?"

"apa?"

High School Love StoryHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin