High School Love Story 8

Start from the beginning
                                    

"Eh elo ya, bisanya fitnah doang" cercah bom-bom tak suka. Dirinya bukan Yahya bencong yang tidak bisa melawan jika di bully oleh anak-anak pojok.

"Wahahahahah marah dia" Raka terpingkal-pingkal karena lemparan penghapus karet bombom tak sampai kepadanya.

"Telen tu penghapus biar badan lo tambah gede"

Jaja melempar penghapus tadi kembali ke pemiliknya.

Slup~

Benda kecil persegi berwarna kuning itu sukses masuk ke dalam mulut bombom. Kemampuan basket Jaja tak bisa di ragukan lagi, selain menjadi captain dia sudah sangat pro dalam hal memasukan bola ke dalam ring, termasuk yang dilakukannya pada bombom tadi.

Gelak tawa siswa langsung meledak seketika.

"Anjrut, masuk"

"Jaja marija awas lo ya!"

"Wah ja, abis lo ja, itu badan udah tinggal kulit tambah mau di kempesin" Raka menggoda Jaja, dia akting seperti orang yang sedang ketakutan.

Tawa mengejek anak pojok menyambut setelah bullyan dari Raka. Selain terkenal nakal geng itu juga adalah sumber keributan kelas.

"Sudah sudah, kalau terus ribut kalian tidak akan pulang" Ancam pak Sadiqin guru agama yang udah tua dan sedikit pikun itu.

"Raka, Jaja Diem! gue mau pergi kesalon nih" Suara cempreng Loli perlahan mengehentikan tawa Jaja.

Raka menaikan sebelah alisnya sambil tersenyum nakal "Wah loll, si bongek juga ketawa, lo kagak marahin nih?" Bongek? Iya bongek itu Rey, entahlah hobi Raka adalah mengubah nama orang. Nama Jaja juga dibikinin sama Raka, sebenarnya nama aslinya tuh Javier.

"Iya lah bro, Azam kan ganteeeeeeng" Jaja menimpali Raka sambil mencubit sebelah pipi Rey seperti bencong-bencong ganjen. Ah perlu kalian tahu Jaja, Azam, dan Raka duduk bertiga dengan dua meja digabung lalu tiga kursi mereka duduki satu-satu. Normalnya sih dua meja, dua kursi, dan dua orang. Tapi mau bagaimana lagi, pak Sadiqin tak bisa marah, mereka beralasan karena Rey belum memiliki buku paket.

Wajah lolli langsung memerah karena di goda Jaja dan Raka, plus matanya juga bertemu dengan bola mata hitam legam milik Rey. Buru-buru dia duduk kembali menghadap ke papan, menetralisir detak jantungnya yang berdetak melebihi batas normal.

"Sial gua gak maho woi" Azam menoyor kepala Jaja kesal.

Pada akhirnya aksi geng anak pojok terhenti karena pak Sadiqin ngamuk. Jaja langsung mengode Amel untuk mengintrupsi salam. Ya, ketua kelas ipa satu adalah seorang perempuan karena cowok di kelas sudah tidak ada yang waras.

Tepat setelah pak Sadiqin mengangkat pantat semua siswa langsung berhamburan kedepan untuk bersalaman. Tetapi Rey tidak, dia langsung menuju meja Sania dan mengajak cewek itu untuk pulang bareng.

"San pulang sama gue ya"

Sebelum Sania menjawab Devan lebih dulu angkat suara.

"Sorry dia pulang bareng gue"

"Permisi" Sania melewati celah kedua anak manusia yang berdiri di samping mejanya. Rey dan Devan menganga tak percaya menerima penolakan Sania secara terang terangan.

Keduanya langsung berlari mengejar Sania yang begitu cepat menghilang dari kelas.

***

Rere adalah penyelamatnya hari ini. Sania pulang bersama cewek itu setelah bersembunyi dari Devan dan Rey. Dia bersyukur saat menunggu angkot di halte mobil Rere lewat lalu seperti biasa dia ditawari untuk nebeng. Sania bukan cewek yang nolak dulu baru mau, tanpa fikir panjang dia langsung masuk ke dalam mobil Rere.

"Muka lo kayak habis ketauan maling ayam gitu dah"

"Gua abis dikejer gegara nyuri hati ketua osis" Sahut Sania tidak jelas karena sambil menguap. Walaupun seperti itu Rere masih bisa mendengar dengan jelas apa yang di katakan Sania.

"Ngomong tuh jangan sambil nguap, nggak sopan pea"

"Lah cuma ada lo sama gue doang di mobil"

"Ya terus supir gue apa?"

"Eh iya ya" Sania nyengir malu.

"Gua ngantuk masa" Lagi-lagi Sania menguap. Matanya berair karena sangat ngantuk. Lama-kelamaan matanya terpejam. Meninggalkan dunia nyata menuju ke dunia mimpi.

"San, sania woi" Rere menggoyangkan bahu Sania. Awalnya sih pelan tapi lama lama jadi brutal karena orang yang dibangunin kebo banget. Mungkin kalau lagi gempa terus dia lagi tidur pasti gak akan bangun.

"Sania ini udah nyampe rumah gue elah, lo mau diem tidur di garasi ama mobil?" Rere menyerah, dia kewalahan bangunin Sania yang udah kayak patung hidup.

"Saniaaaaa Rey dateng tuh jemput lo"

To Be Continued...

Oy muncul lagi nih, sesuai janji kalo hsls7 udah dapet 20 vote bakal dilanjuut kan, oke hayati sudah menepati janji meski jari keriting karena ngebut ngetik. Jadi maklumi kalo part ini agak pendek dan gak nyambung-_- insyaallah hsls9 lebih panjang:)

NEXT? 25 VOTE UNTUK PART INI:D

High School Love StoryWhere stories live. Discover now