Bgn. 2 - Nasib Buruk

6.8K 429 11
                                    

Hery dan Leo menatap pemandangan yang ada dihadapan mereka dengan diam.
Posisi Adriana dan Dion masih sama, Adriana masih di dalam pelukkan Dion.

"Bukankah sudah kubilang agar berhenti!, hampir saja kau terluka!" ucap marah Dion, mengeratkan pelukkannya. Khawatir.

Adriana yang merasa bersalah pun mengangguk lemah "maaf". Toh memang dia yang salah, soalnya dia hampir aja jatuh.

Merasa tidak tega melihat wajah bersalah Adriana, Dion melunak, "asal jangan kau ulangi lagi." Pintanya dengan lembut. Adriana mengangguk "aku nggak akan ulangi lagi." janjinya. Menatap Dion.

"bagus", jawab Dion sambil tersenyum senang. Adriana agak terpana melihat senyuman itu. Hei! Jarang-jarang loh Si cuek Dion tersenyum!. Dan seakan disambar petir Adriana tiba-tiba melepas pelukkan Dion dan turun tangga perlahan sambil menghadap Dion. Biar gak terjadi insiden kayak tadi lagi, Adriana memegang susuran tangga dengan sebelah tangan. Dan sebelah tangan lagi terangkat menghadap ke Dion. "Jangan mendekat." kata Adriana perlahan.

Dion sempat bingung dengan perubahan sikap Adriana yang tiba- tiba tapi dia tetap maju, "Adriana--".

"jangan mendekat!." kali ini Adriana bersuara agak keras dan meringis saat menyadari sesuatu. Bodoh!, yang lain bisa aja dengar!. Rutuknya kepada diri sendiri.

Melihat ringisan Adriana, Dion tetap melangkah mendekat. "kau kenapa?, apa ada yang sakit?" Tanyanya khawatir.

"berhenti." peringat Adriana saat sampai area persimpangan tangga. Dion berhenti melangkah dengan pandangan agak khawatir.

"Aku nggak apa-apa kok." lalu  menurunkan tangan agak bingung melihat kekhawatiran Dion. "tapi, jujur, aku gak bisa dekat-dekat denganmu".

Dion mengernyit tidak suka mendengarnya "kenapa tidak bisa?" tanyanya dengan nada hati-hati tanpa emosi. "kau tau?, kau orang populer, kalau dekat-dekat denganmu aku bisa dibully. Aku gak ingin hari-hari tenangku terganggu. Sungguh, bukan maksudku menghinamu, tapi para fansmu yang membuatku takut."

"Kalau gitu jangan pedulikan mereka, mereka tidak akan berani melakukannya kepadamu. Aku yang akan melindungimu, jadi kau tidak perlu takut." bujuk Dion dan mulai mendekat lagi.

Adriana menggeleng dan mengangkat tangannya lagi. "Berhenti". Dion diam tidak bergerak dua anak tangga lagi akan sampai ketempat Adriana berdiri. "Tidak, bukan hanya karena para fansmu saja, tapi pada dasarnya aku memang nggak mau. Jadi kau tidak perlu repot-repot melakukannya. Kau tidak perlu peduli. Aku berterima kasih kau tadi telah menyelamatkanku, itu saja. Anggap saja kejadian ini tidak disengaja dan semua akan kembali seperti semula besok. Itu saja permohonanku". Adriana mengangguk ke Hery dan Leo lalu ke Dion. "Permisi". Lalu cepat-cepat melangkah turun namun hati-hati.

"Adriana!" panggil Dion dan melangkah turun mengejarnya. "Jangan mendekat!" Peringatan Adriana. Bahu Dion ditepuk. "Jangan dikejar, biarkan saja." kata Hery muncul disebelah Dion. Leo juga ada disisi satunya. "Tapi." kata Dion menatap ke arah tempat Adriana pergi tadi.

Leo menggeleng "itu bisa nanti, toh kalian kan sekelas jadi bisa ketemu lagi kapan aja". Dion agak tenang mendengarnya, namun pikirannya masih nggak terima dengan perkataan Adriana tadi. Hery menekan bahu Dion, "nah sekarang karena tampaknya sudah ketahuan sedikit, aku minta pelunasan cerita secara utuh". Memegang bahu Dion agar nggak kabur. Leo memegang yang disisi lain. Mengangguk setuju. "kami ingin mendengarnya".

Seketika itu juga Dion hanya bisa meringis.

* A *

- Adriana -

Sesampainya aku dikelas aku langsung menduduki tempat dudukku. Dan mengubur kepalaku dilipatan tanganku. Mengatur nafas sehabis berlari. Setelah agak tenang aku berdoa, semoga gak ada yang mendengar tadi!, jangan sampai ada yang dengar!. Bisa mampus aku!. Semoga setelah ini gak terjadi apa - apa!. Setelah itu aku memutuskan untuk mendengar lagu saja. Aku menatap keliling kelas, melihat apakah ada tatapan benci yang diarahkan kepadaku. Saat jam istirahat habis aku tidak melihat satu pun tatapan yang kumaksud. Aku lega, sangat bersyukur. Berarti tadi nggak ada yang lihat!. Yay!. Aku sungguh senang!.

Popular? I Hate Popular!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang