4th 'Anniv' by Vaval

Start from the beginning
                                        

"A-apa?" tanyaku nyaris berbisik.

"Iya, sayang. Aku ingin melamarmu. Aku ingin kau yang selalu aku lihat pertama kali sebelum aku tidur dan saat aku bangun di pagi hari. Aku ingin kau menemaniku sepanjang hidupku, jadi teman hidupku. Aku ingin kau yang akan menjadi ibu untuk anak-anakku kelak. Aku hanya ingin bersamamu. Tidak dengan wanita lain, hanya kamu. Will you marry me? Would you spent our life together? Would you be my queen forever? Would you be the mother of my childs?" ucapnya sembari menggenggam tanganku. Dan lagi-lagi air mataku meluncur begitu saja. Bukan. Ini bukan tangis kesedihan atau kekesalan. Ini tangis ... bahagia.

Aku menganggukkan kepalaku cepat. "I will ... ya I will, Van," jawabku masih dengan air mata di pipiku. Dia menghapusnya. Mengambil sesuatu yang ternyata sebuah kotak beludru warna biru tua. Membukanya di depanku. Dia berdiri lalu berlutut di depanku.

"I Love you. Always have always do,"  ucapnya lembut lalu memasangkan sebuah cincin dengan satu permata di atasnya di jari manisku. Cincin yang indah dan penuh cinta. Aku lantas memintanya berdiri dan langsung menubrukkan badanku untuk memeluknya. Semua pengunjung resto bertepuk tangan untuk kami.

"I love you, too. Always have always do,"  ucapku lalu mengambil cincin yang tersisa di kotak beludru di tangannya, dan memakaikannya di jari manisnya. Lagi-lagi tepuk tangan semakin riuh. Dia mencium keningku penuh khidmat. Ini sungguh indah. Dulu aku iri dengan teman-temanku yang mendapatkan lamaran romantis di tempat yang romantis. Dengan kejutan yang romantis pula. Tapi kini aku tak peduli lagi dengan semua itu. Bukan semua hal romantis itu yang membuatmu merasa menjadi wanita paling berharga di dunia ini, tapi karena pria yang mencintaimulah yang menyiapkan semuanya untukmu.

***

Hari yang kami tunggu-tunggu pun tiba. Seminggu setelah Ivan melamarku, hari ini kami resmi menjadi pasangan suami istri. Tepat di hari jadi kami yang keempat tahun . Aku tidak percaya ternyata dia dan keluarganya juga keluargaku bekerja sama menyiapkan segala sesuatunya.

"Sayang, bagaimana kalau saat itu aku menolak? Persiapan yang keluargaku dan keluargamu serta kau lakukan akan sia-sia kan?" tanyaku saat dia tiba-tiba memelukku dari belakang.

"Aku tahu kau tak akan menolak pesonaku, sayang," jawabnya sembari bersandar di pundakku.

"Ihh pede sekali rupanya kau," aku menoel pipinya.

"Lah memang benar kan?"

"Iya deh iya," jawabku mengaku. Bagaimanapun aku sangat terpesona padanya. Dia mempersiapkan segalanya dengan baik. Tentunya dengan bantuan keluarga dan orang-orang terdekat. Dan pintarnya dia berhasil meminta semua orang untuk merahasiakannya dariku. Dasar! Tapi aku suka. Dia ingat setiap impian yang pernah kubicarakan padanya tentang pernikahan. Setelah lamaran itu, kami hanya tinggal menyebar undangan - yang tentunya sudah selesai dicetak - dan fitting baju pengantin kami. Semuanya begitu terkoordinasi karenanya. Betapa beruntungnya aku. Terimakasih Tuhan.

"Sayang ..." panggilnya lembut sambil mencium pipiku.

"Ya?"

"Salah satu impianmu ingin memiliki anak denganku kan?" tanyanya dengan senyum yang ... ahh... kau tahu. Kukira aku tahu kemana pembicaraan ini. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Bagaimana kalau kita membuatnya sekarang?" tanyanya lagi dengan antusias. Dasar Ivan! Lagi-lagi aku hanya mengangguk. Tapi kali ini pipiku merona malu.

"Yakkk ... turunkan aku!" teriakku saat dia dengan tiba-tiba sudah menggendongku. Dia hanya tersenyum memandangku. Aku pun terdiam menikmati senyumnya. Pandangan mata kami tak lepas. Dia membaringkanku perlahan ke ranjang kami.

"I love you ..." ucapnya lembut.

"... always have... always do," lanjutku. Dan setelahnya hanya aku, dia, dan Tuhan yang tahu.

~Selesai~

***

Author's Note :

Haiii epribadehhh... hheheh...

Aku kembali membawa oneshoot story.
Cerita ini aku buat dalam rangka fourth month anniv WriteCom on Line. My family yang keberapa ya... gak tau ding... saking banyakkknya keluarga... wkwkkw

Happy anniv WriteCom :)
Terimakasih sudah menjadi bagian dari hidupku :)
Gak yangka punya grup kayak gini. Di dalamnya bermacam-macam orang. Dari yang paling muda (si Wika nih...) yang baru 13 tahun... sampai yang udah berkeluarga *udah tua* :D
maap maap... hehhe

Semoga grup kita tetap maju. Makin akur... makin gokil... makin keceww...hhaha

Ayok karaoekean lagi...hoho

Btw on the way bus way... :D kapan nih kita lanjut project kita... si CompliLoveCated ituu...
Ayukk dong di lanjut... bentar lagi aku selesai dengan 'perang' di sekolah dan memasuki masa surga dunia... wkwkk.. alay...

Ah udah ahh... kok jadi lari ngomongnya..

Intinya... love you guys... always be apart of my life yakkk...

Te amoooo :*

Mereka jawab : Te amo tambien, Vaval :*

(Btw, aku jadi kangen sahabatku. Namanya ituloh... maaf ya ku pinjam... wkwkk... sesuai aja sama judulnya 'Anniv'... hhhahah... mana tau kalian juga bakal jadi beneran... piss)

~kecup saya, Valentin Vaval



4thmonthsary WriteCom PresentWhere stories live. Discover now