"Firyal coba liat ini!" Teriak seorang wanita berseragam abu- abu di lorong kelas, sontak orang- orang sekitar langsung menoleh ke arah pandangan dia.
"Apaan sih Del, suara lo dah kayak toa mesjid tau ga sih?"
Adelia Grace, sahabat gue dari SMP sampe sekarang, dia termasuk cewek beken di sekolah ini. Primadona para kaum adam, ga perlu dipungkiri lagi sih, bule blasteran Jawa- Belanda. Gaperlu ditanya juga dia cantik, tinggi atau apalah. Ga beda jauh dari novel-novel remaja yang berisikan karakter perempuan perfect. Yah itulah dia, kecuali satu kekurangannya. Dia masih jomblo, entah saraf cinta nya yang sudah putuskah saking banyak cowok-cowok serta om-om Mangga Dua ditolaknya dengan mentah- mentah.
Oke kembali ke topik.
"Ini liat- liaat !" Teriak dia (read: toa mesjid) sambil menyodorkan kertas putih yang bertuliskan daftar nama siswa IPA - 2
"Yeay, kita sekelas lagi Fir emang kok ya gue sama lo itu lengket banget kayak...."
Belum selesai Adelia melanjutkan perkataanya, Gue langsung merebut kertas kelas tersebut dan mulai memilah nama sembari menyodorkan jari telunjuk gue untuk memusatkan tujuan gue.
Dan
Ketemu
"Lo nyari nama Edgar kan Fir? Tuh Dia akhirnya sekelas juga sama lo." Ledek dia
Deg.
Ya. Namanya jelas tertera... pas di atas nama gue.
Edgar Pratama
Firyal Aurin Wizein
YOU ARE READING
Last Memory
RomanceLangit tidak pernah menunjukkan bahwa dia tinggi. People know you're good if you good. "Seberapa jauh mata gue memandang lo, sedekat apapun hati gue ke lo, lo ga akan pernah peka." -Firyal Auren Wizein- "Gua ga akan pernah bisa dekat sama lo...
