Bagian IV: Hello Hood!

21.8K 2.2K 1K
                                    

Aku menyeret koper ku secara paksa melewati orang-orang yang berlalu lalang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menyeret koper ku secara paksa melewati orang-orang yang berlalu lalang. Ukuran koper ku terbilang besar sejak aku tidak tahu berapa lama akan tinggal di sini.

"WAAAA SALJU," aku berteriak saat dengan sempurna telah melangkah keluar dari pintu kedatangan.

Gapapa lah pada ga ngerti ini gua ngomong apa.

Sydney bersalju. Dan itu adalah hal yang baru untuk ku. Walaupun tidak ada salju turun, namun salju yang menumpuk di jalanan sudah membuat ku bahagia.

Aku mengeluarkan ponsel untuk memotretnya dengan tangan ku yang berbalut sarung tangan sedang memegangnya.

Baru beberapa menit aku menginjakan kaki di Sydney dan aku merasa senang setengah mati. Aku tidak sabar untuk segalanya yang akan ku jalani di sini. Mengunjungi tempat berlibur yang seru tentunya.

Namun dimana Michael?

Kini sudah dua puluh menit aku menunggunya di pintu kedatangan karena itulah yang ia instruksikan sebelum pesawat ku take off dari Jakarta.

Di sini gaada abang-abang teh botol apa ya?

Seret nih.

Mana belum nuker duit kan.

Aku sedang dalam posisi kayang di atas koper besar ku saat ku rasakan seseorang menendangnya.

Saat mendudukan diri, aku menemukan Calum berdiri dengan kedua tangan yang merogoh jaket jeans yang ia kenakan lengkap dengan snapback hitam yang menyembunyikan sedikit banyak highlight pirangnya.

Tatapan selamat datang Calum untuk ku tidak berbeda dengan tatapan-tatapan khasnya yang lain, menyipit sinis. "Let's get outta here".

Demi apa?

Ini Calum buta apa beneran ga liat sih tadi gua abis kayang di atas koper segede gaban?

Mending gitu di sini kaya di gambir ada kuli angkutnya.

Bisa ku prediksi bahwa saat ini Calum sedang dalam mood yang tidak baik mengingat biasanya ia tidak seperti ini. Oke memang seperti ini namun tidak terlalu seperti ini.

"Calum," aku memanggilnya sebelum ia melangkah, "my luggage". "Can you?". "You know, carry it".

"What the fuck are you bringing?," Calum kaget setelah menyadari ukuran koper ku. "How long do you think you're going to stay?".

Namun toh Calum membawakannya dengan urat-urat tangan yang tiba-tiba bermunculan karena keberatan.

"Where is Michael?," tanya ku sambil membantu Calum mendorong koper dengan cara menendang-nendangnya dari belakang.

"Don't ask me about him," jawab Calum cepat, "he is the reason, why, I, may, look, so, grumpy, today, if you see it".

"Okay, so why are you the one that pick me up?".

AUSTRALIANS 2 [5SOS]Where stories live. Discover now