"Daijobu da" jawab Naruto sambil menggeleng dan tersenyum kecil. "Aku hanya larut dalam masa lalu" Akunya.

Sasuke hanya diam. Sepertinya Naruto mengerti maksud diam nya Sasuke. Ia mulai menceritakan masa lalunya hingga sekarang.

Sasuke mengusap bahu Naruto. Memberi isyarat agar Naruto sabar. Masalah keluarganya tak serumit itu. Siapa yang menyangka jika Naruto hanyalah cicit dari anak angkat Stunade, Minato.
Namun perlakuan yang Naruto dapatkan begitu special di mata Sasuke.

Sasuke mendekap Naruto. Memberikan nya ketenangan. Terkadang Sasuke bingung sendiri kenapa ia bisa begitu baik pada wanita yang tidak menganggapnya sebagai suami. Memangnya Sasuke sudah menganggap Naruto sebagai istri?

BRUAKKKK

Pintu kamar Naruto terbuka dengan tidak elitnya. Sasuke dan Naruto tersentak kaget. Secara refleks melepas pelukan hangat mereka secara tidak rela.

"Naru nee-sama." Pekik seorang gadis berusia 15 tahun itu.

"S-shion."

"Nee-sama, aitakatta. Kenapa kau lama sekali tidak datang kemari. Aku sangat - sangat merindukan mu." Ucapnya sambil menghambur di pelukan Naruto.

"Gomen ne. Aku juga merindukan mu. Kau sudah besar Shion. Kau menjadi gadis yang cantik." Ujar Naruto sambil membelai surai pirang panjang Shion lembut.

Shion melepaskan pelukannya. Pandangannya beralih ke arah Sasuke. Ia menatap heran pria asing yang bersama kakak sepupunya.

"Dia suamiku." Jelas Naruto.

"Waa. Souka. Dozo yoroshiku. Watakushi wa Shion Senju desu." Ucapnya memperkenalkam diri.

"Uchiha Sasuke." Saut Sasuke singkat.

"Nee-sama. Ternyata kau memiliki suami yang tampan." Puji Shion.

Sasuke tersenyum di balik wajah stoic nya.

"Jangan memujinya, Shion. Dia bisa besar kepala nantinya." Ledek Naruto.

"Hn." Gumam Sasuke malas.

"Ne ne.. sumimasen, aku sudah mengambil waktu berdua kalian dengan tidak sopan." Sesal Shion.

"Aku harus kembali ke kamar. Oyasuminasai." Ucapnya sambil membungkukan badan dan berjalan keluar kamar.

"Oyasumi mo." Balas Naruto. Sosok Shion pun menghilang di balik pintu.

"Dia?." Tanya Sasuke.

"Dia Shion, adik kandung Ino. Yang aku ceritakan tadi."

"Hn."

"Kau menyebalkan."

"Hn."

"Aku ingin tidur."

"Hn."

"AAARRGGHHH."

BUUKK...

Bantal melesat melebihi kecepatan cahaya ke wajah tampan Sasuke. Walau sedikit ada semburat merah di pipi mereka karena mengingat adegan pelukan yang mereka lakukan. Tapi sikap merek seolah itu tidak pernah terjadi. Tapi... hati mereka~

Fajar menyingsing di ufuk timur. Sinar matahari pagi nan hangat menghambur ke wajah sepasang suami istri yang tengah tidur dengan pose yang mengejutkan. Naruto meliut - liut mengumpulkan nyawa. Entah kenapa tidur nya terasa nyaman malam ini. Apa karena guling hangat yang ia peluk?

"Nona muda, Tuan muda. Sarapan sudah si- ,... Kyaaaa m-maaf" pelayan yang masuk itu tiba - tiba keluar dengan gelagapan.

"Hee~ dia kenapa?" Naruto kebingungan masih dengan posisi awal. "M-masaka! Jangan - jangan." Ia menoleh kearah sesosok hangat yang ia peluk.

ComplicatedWhere stories live. Discover now