Try

1.5K 148 11
                                    

"Shaaaa siapa tuh sha" ledek Dean ketika aku sedang mengerjakan kerajinan kristik untuk pajangan di kelas. Kami sekelas berniat membuat kristik sebagai pajangan, dan hari ini giliranku yang bertugas melanjutkannya setelah kemarin dikerjakan oleh Ardi.

Temanku yang satu ini emang lumayan genius. Niatnya bagus karena mau ngedeketin aku sama Adnan tapi kan jangan langsung buka pintu seperti ini. Kesannya terlalu cepat. Baru saja bertemu, langsung ketauan suka.

Nadia dan Zahwa sibuk 'cie – ciein' aku daritadi. Membuat semu merah muncul di pipiku lagi. Aku takut Adnan menyadarinya, terlebih setelah kejadian kemarin.

"Diem! Lu bertiga bacot ah!" tukasku

Tetapi Adnan sama sekali gak ngerasa kesindir. Dia tetap menulis sesuatu di buku barunya. Aku merasa antara kesal dan bersyukur. Kesal karena dia gak peka tapi bersyukur juga. Coba kalau dia peka, mau ditaruh dimana mukaku ini?

"Sha nanti pulang sekolah greet aja kali" kata Nadia tiba – tiba.

"No way" bantahku cepat. Aku belum memiliki sedikitpun nyali untuk menyapanya. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Apalagi aku ini perempuan.

"Yah Sha katanya suka tapi gapunya nyali" ledek Dean tanpa merasa berdosa karena telah meledekku.

"Gue takut dia ga bales bales chat gue" ujarku

"Coba dulu Sha! Hmm.. gimana kalo kita main TOD aja? Nanti kita kasih dare ke lu Sha dan lu ngechat Adnan gara gara dapet dare dari kita" usul Zahwa

"Boleh di coba tuh Sha" balas Dean setuju disusul dengan anggukan Nadia

"Oke siapa takut?!" aku merasa tertantang dan rasa takutku mulai berkurang untuk mencoba menyapanya terlebih dahulu.

-"-

Pukul enam sore, aku mencoba memberanikan diri untuk memulai chatting dengan Adnan. Walaupun keraguan masih menyelimuti pikiranku, akhirnya aku memulainya. Pada awalnya aku bingung kata apa yang harus aku gunakan untuk memulai chat namun akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan kata 'eh' agar tidak dicap SKSD-Sok Kenal Sok Dekat-.

Arshabila :
Eh

Adnan Irsa :
Apa?

Arshabila :
Gue dapet dare dari Dean

Adnan Irsa :
Dare apa?

Arshabila :
Nanti aja deh abis maghrib. Gak enak chat maghrib maghrib

Adnan Irsa :
Ya

Lima belas menit berlalu setelah Adnan mengakhiri babak pertama chat kami. Setelah menunaikan ibadah, aku mengambil handphoneku yang tergeletak di atas nakas. Di layar handphone telah tertera notifikasi dari Adnan yang artinya babak selanjutnya akan dimulai.

Adnan Irsa :
Dean ngasih dare apa?

Arshabila :
Tapi jangan geer yaa

Adnan Irsa :
Ngga kok

Arshabila :
Nan, ilysm

Adnan Irsa :
Itu dare atu beneran? Hahaha

Arshabila :
Maunya?

Adnan Irsa :
Dare aja cukup kok. Gausah beneran

Arshabila :
Hmm oke

Adnan Irsa :
Ya

Arshabila :
Eh lu tinggal di Cemara Permai?

Adnan Irsa :
Iya, lu?

Arshabila :
Sama. Hehe

Adnan Irsa :
Oh wkwk

Aku merasa sangat bahagia meski chatnya masih singkat – singkat. Jika kamu perempuan, mungkin kamu juga pernah merasakan betapa bahagianya bisa chat dengan doi untuk pertama kalinya. Dan percakapan pertama kami di line terhenti sampai situ.

hewasgoneWhere stories live. Discover now